“Ayo Membatik”, Tumbuhkan Rasa Cinta Anak-Anak kepada Batik

Dalam memperingati Hari Batik Nasional, PT ASTRA AVIVA LIFE (Astra Life) mengajak anak-anak mengenali Batik sebagai kebudayaan Indonesia, sembari mengenalkan literasi keuangan sejak dini melalui program ‘Ayo Membatik’ yang diinisiasi oleh Yayasan Citra Sehat Relasi (CSR).

Guru & Sebagian Siswa SDN 011 Kalibata
Guru & Sebagian Siswa SDN 011 Kalibata

Kegiatan ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 11 Kalibata dan melibatkan 100 siswa serta 20 Guru Pembimbing (4/10). Ditemui pada kesempatan yang sama, Head of Marketing Branding Astra Life Windy Riswantyo mengatakan bahwa melalui program ‘Ayo Membatik’ ini, Astra Life ingin mencoba mengajak anak-anak untuk mencintai hidup melalui kebudayaan. Selain itu tak lupa pihaknya juga menyelipkan literasi keuangan sejak dini kepada seluruh peserta.

photo-5-sekelompok-siswi-sdn-011-kalibata-jakarta-saat-belajar-membatik-meniup-lilinDalam kegiatan ini para siswa diajak untuk mengetahui lebih dalam mengenai batik. Baik mengenai cara membuatnya, mengetahui jenis-jenis batik, dan hal-hal lainnya seputar batik. Setelah diberi pengetahuan tentang batik, para siswa sekolah dasar tersebut pun berkesempatan membuat batik secara langsung.

Kegiatan membatik ini juga dipandu oleh Finalis Putra Putri Batik 2014 Danar Gumilang yang ikut membantu memberikan cara-cara dan tips yang mudah diikuti oleh anak-anak saat belajar membatik.

Pihak Yayasan CSR mengatakan bahwa keberadaan batik telah menjadi identitas bangsa Indonesia yang telah diakui sebagai World Heritage oleh dunia melalui UNESCO 7 tahun yang lalu, tepatnya sejak tanggal 2 Oktober 2009, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional oleh pemerintah Indonesia. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban setiap orang Indonesia untuk bisa mempertahankan kekayaan budaya yang dimiliki.photo-2-kegiatan-tanya-jawab-edukasi-literasi-keuangan-siswa-sdn-011-kalibata

Agar ‘Ayo Membatik’ dapat diterima dengan baik oleh para peserta, penyelenggara mengutamakan konsep edukasi fun lewat hiburan dan permainan. Sehingga materi tentang batik sebagai warisan kebudayaan Indonesia dapat dipahami secara maksimal oleh anak-anak penerus bangsa.

“Senang sekali melihat anak-anak antusias untuk mengenal lebih jauh tentang cara membuat batik dan tertarik dengan materi literasi keuangan yang dibawakan. Kami berharap nantinya saat mereka bisa mewujudkan mimpinya, mereka tetap tidak melupakan warisan budaya,” ungkap Windy.

Wicaksono

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.