Bagaimana Mengelola Media Sosial dengan Baik?

mengelola media sosialPengaruh media sosial begitu luar biasa, tidak hanya dalam bisnis, dunia politik pun ikut merasakan dampak dari kekuatan media sosial ini.

Ya, belakangan ini media sosial telah menjadi gaya hidup.  Mulai dari bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur, media sosial menjadi teman setia yang menemani hari-hari kita.

Ditambah terus meningkatnya pengguna internet di tengah masyarakat merupakan peluang pasar yang besar bagi para pelaku bisnis. Meski begitu kita tidak bisa asal nyemplung hanya untuk sekadar ikut-ikutan.

Nah, untuk menjawabnya, beberapa waktu lalu kami bertemu Edho Alhabasya, Associate Vice President Marketing Communication PT Plaza Lifestyle Prima sekaligus yang mengelola akun media sosial FX Sudirman. Berikut cara mengelola media sosial dengan baik:

Research

Sebelum melakukan sesuatu, terlebih dahulu Anda harus melakukan research. Lihatlah pesaing Anda, mulai dari pola sampai mempelajari kekurangan dan kelebihan mereka. Setelah itu, lihat apa yang bisa Anda perbaiki dan terapkan.

 Insight

Carilah insight sebanyak-banyaknya, mulai dari teman yang lebih ahli sampai ke internet tentang manajemen media sosial.

Influencer

Tahun 2013, saya pernah bekerja sama dengan social media influencer seperti Raisya, Bona Cribo, Pocong untuk mengadakan acara offline melalui Twitter dan responnya sangat bagus.

Tujuan saya bukan hanya mendapatkan follower sebanyak-banyaknya, namun juga engagement. Misalnya, ketika kami punya program gratis parkir untuk perempuan. Saya menawarkan Raisya untuk mencoba. Setelah itu saya meminta feedback ketika ia sudah mencobanya. Kemudian dia posting, walau cuma satu kali tapi responnya sangat bagus.

Saya lebih suka bekerja sama dengan influencer ketimbang membayar buzzer. Saya tidak ingin membohongi pelanggan, mereka juga benar-benar merasakan programnya. Buatlah hubungan yang baik dengan influencer.

Buat brand identity

Sebelum merumuskan strategi marketing. Terlebih dahulu buatlah brand identity dari perusahaan Anda. Jadi kita tahu mana yang boleh di posting dan mana yang tidak.

“Saya benar-benar menerjemahkan FX Sudirman menjadi orang. Saya tidak mau FX dianggap sebagai mal tapi tempat nongkrong.  Kita ingin orang merasakan media sosial kami ada orangnya, isn’t mall, pungkas Edho.

Editor: Wahid FZ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.