Cara Lebih Sederhana untuk Merekrut Penjual (Bagian 2)

James_GweePada artikel sebelumnya kita sudah belajar bahwa ada cara yang lebih sederhana untuk merekrut tenaga penjual. Mengapa ini diperlukan? Karena ke mana pun saya pergi di Indonesia, saya mendengar keluhan yang sama dari para manajer dan pemilik bisnis, “Sangat sulit mencari penjual!” Masalah ini ada di kota besar seperti Jakarta dan bahkan menjadi lebih parah di daerah seperti Balikpapan, Pontianak, Kupang, dan lain-lain.

Jadi berdasarkan penjelasan sebelumnya, tenaga penjual seperti apa yang hendak Anda rekrut? Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai hal tersebut dengan bekal pemahaman tentang talenta, kelebihan, dan kompetensi pada artikel sebelumnya:

Siapa penjual yang hendak Anda rekrut?

• Orang yang lebih kompeten? Orang macam ini cenderung lebih mahal karena mereka sudah mempunyai kualifikasi yang lebih baik.

• Orang yang bekerja sesuai dengan kelebihan mereka. Biasanya, orang macam ini sudah mempunyai performa yang bagus dalam profesi mereka, sudah dibayar cukup, mempunyai antusiasme yang tinggi, serta membawa energi positif.

• Orang yang mempunyai talenta. Biasanya orang macam ini dianggap masih mentah dan masih harus dipoles lagi, walaupun dianggap sudah mempunyai potensi lebih. Mereka masih belum menduduki posisi tinggi dalam profesi, masih bisa dibayar lebih murah, masih perlu dilatih, dan jika dilatih dengan baik bisa menjadi personil yang unggul.

Biasanya kita maunya merekrut orang tipe kedua. Tapi jika perusahaan Anda merasa kesulitan merekrut jenis orang kedua dan pertama (orang yang cenderung harus dibayar mahal), pilihan idealnya adalah tipe orang terakhir (ketiga).

Jadi, kini Anda sudah memahami perbedaan antara talenta, kelebihan, dan kompetensi. Apa yang akan Anda lakukan jika mengalami kesulitan merekrut tenaga penjual?

Kebanyakan perusahaan sangat kegerahan sehingga mereka mau menerima siapa pun yang melamar lowongan untuk menjadi penjual. Kebanyakan kandidat ini tidak punya pengalaman apa pun, tak punya kualifikasi yang diperlukan, dan tidak punya track record sukses dalam menjalani profesi penjual (ini artinya mereka tidak kompeten dan tidak punya kelebihan yang diperlukan untuk berhasil sebagai penjual).

Walau demikian, perusahaan tetap saja mau menerima mereka karena merasa sudah tak punya pilihan. Perusahaan berharap hanya dengan melatih mereka, para calon tersebut sudah bisa menjadi penjual yang sukses.

Tapi tunggu dulu, sebelum Anda membuang-buang waktu, usaha, dan sumber daya perusahaan untuk melatih para calon itu, coba saya ajukan sebuah pertanyaan sederhana terlebih dahulu pada Anda, “Calon mana yang layak akan semua waktu, usaha, dan sumber daya perusahaan untuk Anda latih?” Calon mana yang punya peluang paling besar untuk sukses setelah dilatih?
• Orang yang tidak punya talenta alami untuk menjadi penjual?
• Orang yang punya talenta, tapi tidak menyadari bahwa ia sebenarnya punya talenta?

Saya yakin Anda pasti memilih yang kedua, bukan?

Cara Lebih Sederhana untuk Merekrut Penjual 2Selanjutnya, saya punya tiga pertanyaan untuk Anda:

• Talenta macam apa yang diperlukan untuk menjadi penjual yang sukses dalam perusahaan Anda dan industri bisnis Anda?

• Apakah perusahaan Anda menguji talenta yang dimiliki para kandidat sebelum Anda memutuskan untuk menerima atau menolak mereka? Ingatlah bahwa orang yang kompeten (memiliki kualifikasi dan terlatih) belum tentu bisa mencapai sukses tertinggi dalam pekerjaan. Sebaliknya, orang yang belum kompeten (orang yang kualifikasinya lebih rendah dan belum terlatih) yang dinilai belum becus oleh bagian HRD perusahaan, malah bisa menjadi penjual terbaik karena mereka sebenarnya memiliki talenta dan hanya butuh dilatih lebih dalam.

• Di mana Anda bisa menemukan orang yang memiliki talenta dasar untuk menjadi penjual sukses tapi belum menyadari akan adanya talenta itu dalam dirinya?

Berdasarkan ide-ide di atas, Anda mungkin mau mengubah:

• Metode perusahaan dalam merekrut tenaga penjual.

• Lebih menekankan dan lebih fokus pada talenta daripada hanya mengandalkan kompetensi.

• Melakukan pengujian talenta sebagai bagian dari proses perekrutan.

• Melakukan lebih jauh daripada proses perekrutan biasa: lewat sayembara dan lainnya, untuk mencari orang-orang berbakat yang belum menyadari adanya bakat dalam diri mereka untuk menjadi penjual sukses.

Saya berharap Anda mulai mencari dan melihat secara “outside the box” ketika Anda merekrut sekelompok tenaga penjual baru dalam perusahaan Anda.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.