Dari Pintu ke Pintu

Pada suatu siang ketika makan di sebuah rumah makan, saya mendengar sepenggal lagu Ebiet G. Ade dengan lirik “…dari pintu ke pintu kucoba tawarkan nama demi terhenti tangis anakku dan keluh ibunya…”. Sementara menyimak lagu ini, saya jadi teringat pada aktivitas yang dilakukan oleh orang sales saat menawarkan produk/jasa kepada pelanggan. Canvassing, menyebarkan brosur, menawarkan produk, keluar-masuk gedung, jaga pameran adalah aktivitas dari pintu ke pintu yang dilakukan oleh orang sales.

stand up selling

Dengan berubahnya perilaku manusia di era internet ini, apakah menjual dengan cara menawarkan produk/jasa dari pintu ke pintu menjadi semakin sulit atau semakin mudah?

Saya jadi teringat saat tahun 1996 ketika saya menjadi sales mobil di Tunas Toyota Hayam Wuruk – Jakarta, saya diminta oleh supervisor saya Alm. Nirwan Hasibuan untuk canvassing di wilayah sekitar Gajah Mada, Hayam Wuruk, Kebon Jeruk, Sawah Besar, dan sekitarnya. Di belakang kantor saya ada pusat penjualan spare part dan aksesori motor, saya pun rutin mendatangi toko-toko ini, dan hasilnya ada beberapa toko yang membeli mobil dari saya.

Tetapi hari ini, kalau seorang sales mobil melakukan hal yang sama seperti apa yang saya lakukan, mungkin hasilnya akan berbeda. Mengapa? Karena sales mobil sudah semakin banyak dan pemilik-pemilik toko ataupun calon pelanggan dapat dengan mudah mencari informasi tentang mobil yang dibutuhkannya dari internet.

Maka aktivitas menjual dengan cara dari pintu ke pintu tentunya akan semakin sulit dan hasilnya pun jadi kurang maksimal. Untuk itu setiap sales harus melakukan sesuatu yang berbeda. Seperti apa yang dikatakan oleh Albert Einstein, “Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda tetapi menggunakan cara-cara yang sama.”

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan teknik konser. Mengapa konser? Karena cara ini jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan Anda menawarkan dan mempresentasikan produk kepada satu per satu calon pelanggan. Bayangkan bila Anda berbicara di depan 50 orang calon prospek selama 1 jam dibandingkan berbicara dengan waktu yang sama hanya kepada 1 orang pelanggan, maka rasio membelinya akan jauh lebih besar ketika Anda berbicara di depan orang banyak.

Agar bisa membuat konser, Anda harus punya kemampuan untuk mengumpulkan audiens dan memengaruhi mereka. Caranya adalah melakukan dua hal, yaitu mempunyai relasi dengan komunitas dan memiliki keterampilan presentasi penjualan yang mumpuni.

Sekarang adalah era komunitas, maka tidak aneh bila komunitas tumbuh menjamur sangat cepat dalam tahun-tahun belakangan ini. Anda tidak perlu repot mengumpulkan orang banyak untuk mempresentasikan produk/jasa, cukup lewat kerja sama dengan komunitas yang sesuai target market Anda, maka Anda akan bisa berbicara di hadapan puluhan bahkan ratusan orang. Sebab itu, mulailah membuat list komunitas yang bisa Anda jangkau dan mulai lakukan pendekatan.

Berbicara di depan orang banyak dan berbicara di depan satu orang tentunya berbeda, untuk itu Anda harus punya kemampuan memberikan presentasi penjualan yang baik. Berita baiknya, saya telah membuat teknik stand-up selling yang bisa membantu meningkatkan keterampilan presentasi penjualan Anda. Bila Anda mau mempelajarinya, cukup klik di http://bit.ly/VideoSUS.

Saya telah melakukan kedua hal ini untuk meningkatkan omzet penjualan saya dan akan terus melakukan konser di mana-mana. Kini giliran Anda melakukannya. Selamat membuat konser.

 

Dedy Budiman,

Champion Sales Trainer,
dedy@dedybudiman.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.