Facebook Tantang Dominasi Google

Marketing.co.id – Baru-baru ini berkongsi dengan dua mitra baru yang secara bersamaan akan membantu bisnis periklanan mereka sendiri sekaligus melukai google.

Bulan lalu, Adobe dan AOL bergabung dengan Facebook Exchange atau FBX. FBX sendiri merupakan marketplace terbuka di Facebook dimana ruang iklan diperjualbelikan menggunakan RTB (Real Time Bidding). Pengiklan di FBX umumnya juga memasang iklan di Google.

Platform ini bisa membantu pengiklan membangun platform iklan end-to-end. Akses FBX “adalah kunci pembeda”, kata Ned Brody, CEO AOL Network. Sementara itu, direktur senior Adobe Advertising Solutions, Justin Merickel menyebutkan exchange ini sebagai “sumber persediaan yang besar.”

Google, Adobe, AOL, dan perusahaan lainnya berusaha untuk memiliki ruang iklan digital yang besar, tidak adanya inventory FBX bisa menyebabkan kesenjangan yang mencolok.

COO Facebook, Sheryl Sandreg Desember lalu mengatakan, Facebook Exchange telah melayani lebih dari 1 miliar tayangan dari 1.300 pengiklan setiap hari.

Di bulan pertama pengujian FBX, salah satu pengiklan melihat 32 persen dari tayangan yang dijalankannya di bursa, tayangan biasanya akan tersebar di tujuh pemasok. CEO IgnitionOne, Will Margiloff memproyeksikan FBX akan dengan cepat menjadi sumber inventory terbesar kedua  di belakang Google AdX Exchange.

“DoubleClick telah digunakan oleh ratusan agen dan bisnis untuk membeli persediaan di puluhan inventory private, penerbit, atau platform,” kata juru bicara Google. “Klien Google ingin mengakses FBX melalui platform tersebut juga, tapi saat ini itu tidak tersedia,” imbuhnya.

“Sikap tertutup FBX tidak akan membantu Google, tapi hal itu tidak akan memiliki dampak yang dramatis,” kata analis IDC, Karsten Weide. “Dalam jangka panjang mungkin ceritanya akan berbeda, tapi hari ini Google memiliki inventory search sehingga mereka tidak benar-benar membutuhkan inventory Facebook,” lanjut Weide.

Persaingan Facebook dan Google ini seharusnya juga melibatkan AOL dan Adobe. Meskipun kedua perusahan ini tengah berusaha menampilkan  kemampuan mereka menampilkan data side-by-side dengan membeli iklan lain seperti FBX. “FBX hanyalah salah satu sumber inventory, meskipun hanya ada satu yang kuat,” kata Brody.

“Ini jelas menekankan kemandirian Adobe dari penerbitan inventory, dan menyiratkan posisinya tidak seperti Google dan AOL yang keduanya bermain di sisi permintaan dan penawaran dari iklan online,” kata Merickel.

Bulan pertama pengujian exchange oleh Adobe, pengiklan melihat tingkat konversi iklan FBX sebesar 70% lebih tinggi dan 50% lebih rendah dari cost-per-lead dibandingkan dengan tingkat rata-rata yang terlihat di antara delapan sumber penawaran real-time lainnya.

Namun Zach Coelius, CEO demand-side platform – salah satu dari delapan mitra awal FBX mengatakan, pengiklan yang meletakkan penawaran FBX melalui Adobe atau AOL mungkin akan sedikit kebingungan.

Dia memperkirakan setidaknya itu akan memakan waktu sekitar enam bulan bagi AOL dan Adobe untuk mendapatkan kecepatan sampai mitra FBX seperti dirinya untuk memastikan membeli yang terbaik bagi pengiklan.

“Kami sudah melewati lima versi dari algoritma optimasi dan begitu juga mitra peluncuran lainnya,” katanya. Namun, baik Merickel dan Brody meremehkan setiap rintangan teknis.

Terlepas dari, AOL dan Adobe masih akan berpikir jika dan bila Google dihubungkan ke exchange. Sampai saat itu kedua perusahaan dapat mempertaruhkan akses FBX mereka ke pengiklan lainnya untuk menggunakan platform end-to-end mereka, bukan Google.

Plus, Facebook tampaknya sedang membangun platform iklan mereka sendiri, mengingat akuisisi Atlas Server Solutions baru-baru ini. Akuisisi ini jelas akan meningkatkan kemampuannya untuk “kinerja” atribut iklan. “Sebuah langkah super strategis untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan selama ini,” kata Weide. Singkatnya: menjadi seperti Google. (www.adweek.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.