Garis Batas Emosional di Tempat Kerja

Guna mengembangkan hubungan yang matang dan bermakna di tempat kerja, ataupun di rumah, kita sesungguhnya hanya memerlukan dua filter. Filter pertama adalah lindungi diri Anda dari orang lain. Filter kedua adalah lindungi orang lain dari diri Anda. Sederhana bukan, tinggal dibolak-balik macam setrika.

Lindungi diri Anda dari orang lain. Mungkin Anda pernah mengalami hal ini: Atasan Anda mencela hasil kerja Anda di depan teman-teman yang lain. Di lain hari mungkin mengkritik Anda sebagai kurang disiplin. Respon pertama adalah Anda menganggap semua omongan atasan Anda benar adanya. Secara defensif mungkin Anda bisa memberikan alasan, namun tak bisa dipungkiri jauh di dalam hati Anda pasti secara emosional terpukul.

Dari sini terlihat bahwa permasalahannya bukanlah karena Anda “tak mau mendengarkan” namun sebaliknya justru Anda “terlalu banyak mendengarkan”. Dengan kata lain, mulai sekarang Anda perlu belajar menyaring semua masukan, jangan semua ditelan.

Lindungi orang lain dari diri Anda. Pada kasus lain, mungkin Anda memiliki rekan kerja yang cocok. Dan secara personal hubungan Anda cukup baik, di mana Anda bisa saling berdiskusi secara lebih bebas dan terbuka. Namun suatu hari, rekan Anda itu berkata,” Saya menghargai apa saja yang pernah kamu sampaikan, namun kadang-kadang kata-katamu itu terasa seperti tonjokan langsung ke ulu hati.” Kalau menurut bahasa anak sekarang,” Sakitnya itu di sini!”

Jelas, ada yang hilang dari diri Anda yaitu kemampuan melindungi orang lain dari diri Anda. Dari sini Anda harus belajar mengembangkan filter mengenai APA yang boleh Anda ungkapkan dan BAGAIMANA mengungkapkannya. Dalam bahasa nenek moyang, ini yang disebut “tenggang rasa.”

Anda tak bisa mengatakan begitu saja,”Ini sudah watak saya, gaya bicara saya. Get used to it!” Harap diingat bahwa orang lain juga punya perasaan. Tetap ada garis batas yang tak boleh Anda lompati.

**

Belajar menerapkan kedua filter tersebut secara proporsional mungkin bukan hal yang mudah. Terlalu banyak atau terlalu sedikit, dapat memunculkan konflik hubungan antar teman dalam lingkungan kerja. Temukan kadar yang pas dengan melatih kepekaan Anda.

sweet spot

Pada akhirnya, bagaimana Anda ingin diperlakukan adalah bagaimana Anda memperlakukan orang lain. (Sumber: HBR.org)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.