Hando Sinisalu: Resep Menyusun Strategi Digital Marketing yang Berhasil

Hando Sinisalu kembali menjadi pembicara di acara Digital Marketing & Social Media Conference 2014, yang diselenggarakan Majalah Marketing di Hotel Mulia, Jakarta.

Microsoft Word - BOD 2014 Indonesia.docx

Dalam kesempatan tersebut, Hando yang merupakan CEO sebuah perusahaan bernama Best Marketing ini, membagikan jurus-jurus ampuh dalam menyusun strategi digital marketing disertai dengan studi kasus aktual dari brandbrand ternama di bidang jasa finansial, ritel dan premium brand.

Pertama, yang harus dilakukan adalah memahami latar belakang permasalahan yang dialami brand Anda. Dengan pemetaan masalah yang tepat, maka akan lebih mudah menyusun strategi berikutnya. Selain itu juga sekaligus mengetahui apa yang menjadi keinginan target market.

Mengidentifikasi apa yang menjadi tantangan yang dihadapi adalah langkah selanjutnya yang juga penting. Jangan sampai tantangan ini menjadi batu sandungan tak terduga yang luput diperhitungkan sebelumnya, karena resikonya adalah harus membongkar strategi dari awal lagi.

Setelah kedua hal di atas beres, maka temukan solusi. Permasalahan dan tantangan harus ada pemecahannya. Kebutuhan konsumen harus ada pemenuhannya.

Brand harus bisa memberikan konsumen sesuatu yang bernilai terlebih dulu sebelum membuat mereka tergerak untuk menyukainya. Jika brand berhasil menjadi bagian dari gaya hidup konsumen, kampanye branding-nya akan berjalan lebih mulus.

Bagaimana membuat audiens percaya? Berhentilah memberi tau mereka, dan biarkan mereka menemukannya sendiri. Ini merupakan salah satu trik marketing: mengundang dan melibatkan audiens ke dalam proses. Dengan ada partisipasi audiens, diharapkan engagement akan tercipta.

Resiko transparansi di atas memang ada, yaitu audiens dapat juga menemukan kekurangan, yang mungkin dapat berefek negatif. Namun justru dengan strategi ini diharapkan memancing munculnya ide besar dan mengaktifkan audiens.

Kemudian lihatlah hasil dari semua upaya di atas. Lakukan evaluasi. Sudahkah sesuai dengan yang diharapkan?

Hando juga menambahkan bahwa dalam beberapa kasus, kampanye melalui televisi bukanlah hal yang selalu tepat. Target anak muda misalnya, yang lebih banyak berinteraksi dengan gadget dan internet, tentu akan sangat kurang efektif jika ditembak melalui televisi. Audiens golongan ini bukan tipe kelompok yang suka berbagi iklan, mereka lebih suka berbagi “cerita”. Jadi, iklan yang memiliki “jalan cerita” yang bagus akan lebih mudah memikat mereka. Oleh karena itu, menggunakan Youtube dan media sosial lainnya justru lebih menarik daripada televisi dalam hal ini.

Pada akhirnya, bukan bagaimana mengkomunikasikan apa yang menjadi kepentingan brand. Namun justru bagaimana brand mengerti dan mengolah apa yang menjadi interest audiens. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.