Harus Terintegrasi dengan Campaign Lain

Marketing.co.id  – Musik boleh jadi adalah magnet yang luar biasa untuk menghimpun massa. Demikian halnya yang ditangkap Djarum dalam mengembangkan awareness. Bahkan, konser musik sudah masuk dalam agenda tahunannya. 

Bicara soal aktivitas below the line melalui konser musik boleh dibilang PT Djarum merupakan perusahaan yang cukup getol mengagendakan tiap tahunnya. Serangkaian perhelatan musik telah dijadwalkan sepanjang tahun 2012. Salah satunya adalah Djarum Super Jakarta Blues Festival (DSJBF) yang digelar Oktober 2012 lalu.

DSJBF ini bukan yang perdana, melainkan kali keempat penyelenggaraannya sejak tahun 2008 lalu. Besarnya animo dari masyarakat ternyata menjadikan event ini sebagai acara wajib yang dihelat setiap tahun. Brand Manager PT Djarum Indonesia Roland Halim menerangkan, latar belakang DSJBF sebenarnya adalah ingin memberikan hiburan untuk masyarakat Jakarta. Sementara blues dipilih karena genre musik ini dinilai kurang mendapat tempat di kalangan generasi muda.

Meski penikmatnya terbilang segmented dan hanya berlangsung satu hari, minat penonton DSJBF ternyata cukup besar. Djarum sebagai pihak penyelenggara juga sukses memboyong musisi-musisi blues mancanegara, yakni Davy Knowles (Inggris), Jan Akkerman (Belanda), Guy Davis (AS), Bill Sims Jr. (AS), dan Bleu Rascals (Filipina). Tidak mau kalah, musisi lokal seperti Kotak, Naif, dan Gugun Blues Shelter, Baim, dan Aryo Wahab pun turut meramaikan DSJBF.

Sederetan nama tersebut ternyata membawa dampak yang cukup efektif. Terbukti Tenis Indoor Senayan, Jakarta, yang menjadi venue event berhasil dipadati oleh penikmat genre musik asal Deep South Amerika Serikat ini. Respons positif dari masyarakat tentu saja menjadi fasilitas potensial untuk mengembangkan brand Djarum.

“Konser musik merupakan salah satu dari sekian banyak aktivitas program yang kami adakan. Pertimbangan kami, selain tentu saja kami memperoleh awareness serta kontak dengan konsumen secara langsung, sekaligus sebagai program pembinaan kepada komunitas-komunitas musik di Indonesia,” papar Roland.

Berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, kali ini PT Djarum mengoptimalkan website dan media sosial (Facebook, Twitter) dalam ajang promosinya. Berbagai macam program digital pre-launch berupa lomba video serta kuis-kuis digelar www.djarumsuper.com. Pasa saat DJSBF berlangsung, PT Djarum juga menyampaikan live report acara tersebut melalui Twitter.

Menurut Roland, konser musik sebagai bentuk BTL sangat efektif memancing kerumunan massa. Ini sudah menjadi keunggulan dari BTL musik. Namun, menggelar BTL musik bukan pekerjaan mudah. Selain membutuhkan dana besar, banyak aspek yang mesti diantisipasi, seperti konsep pertunjukan, artis, publikasi, sampai faktor cuaca.

Ia menegaskan, secara keseluruhan BTL musik harus tetap diintegrasikan dengan aktivitas marketing lainnya. Oleh karena itu, sebagai sebuah campaign, BTL musik seperti DSJBF tidak serta-merta bisa diukur dalam waktu singkat, meskipun merek Djarum Super terekspos cukup tinggi sebelum dan selama event berlangsung.

“Kami tidak melihat dari perspektif profitnya, namun kami melihat secara jangka panjang. Saya rasa akan sangat sulit untuk mengukur tingkat efektivitas tersebut jika dilihat hanya dari satu channel saja,” ungkapnya.

Atas dasar itu Roland masih optimistis aktivitas BTL melalui konser musik ini masih bisa mendapat sambutan positif beberapa waktu mendatang.

“Menurut saya, konser-konser musik sangat potensial ke depannya. Ini dapat dilihat dari animo masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun yang semakin bertambah. Apalagi komunitas-komunitas musik berbagai aliran di berbagai daerah di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup baik,” lanjut dia.

Ke depannya, Roland pun berharap event DSJBF bisa menjadi sebuah festival musik yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat setiap tahun, serta menjadi titik balik lahirnya generasi musisi-musisi blues muda di Indonesia.

(Angelina Merlyana Ladjar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.