Inovasi Pengemasan, Kurangi Dampak Lingkungan

Guna menjaga kepercayaan para konsumen, para pemilik brand tidak hanya berkomitmen dengan memberikan produk-produk berkualitas setiap harinya – tapi juga termasuk dalam hal kemasan produk. Dimana, kemasan dapat melindungi produk setelah proses manufaktur, sehingga kualitas produk pun tetap terjadi mulai dari rantai distribusi di toko hingga sampai di rumah konsumen. Bahkan, kemasan juga menjadi faktor penting yang mendorong konsumen dalam memilih produk.

Semisal bagi Unilever. Kemasan dinilai memegang peranan penting di dalam mewujudkan visi perusahaan. Amparo Cheung Aswin, Direktur Supply Chain Unilever Indonesia mengatakan, “Di Unilever, kami percaya bahwa korporasi yang memahami kebutuhan konsumen sekaligus lingkungan akan terus tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Hal ini juga sejalan dengan strategi bisnis kami yaitu Unilever Sustainable Living Plan. Kami akan meningkatkan bisnis dua kali lipat sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan serta meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat. Pada tahun 2030, Unilever memiliki target untuk mengurangi separuh jejak lingkungan dari produk-produk kami seraya terus bertumbuh. Melalui kemasan, kami percaya hal ini akan berdampak besar untuk mewujudkan tujuan kami.”

Kolaborasi Unilever dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)

Untuk itu, Unilever menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pengembangan kurikulum di bidang ilmu dan teknik pengemasan. Kolaborasi antara Unilever dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dimulai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bulan September 2016 ini. Selanjutnya, di tahun 2016 sampai 2017 Unilever dan ITB akan bersama-sama mempersiapkan kurikulum dan program hingga di tahun 2018 seluruh kurikulum terkait teknologi pengemasan siap untuk dijalankan.

Inisiatif ini pun turut mendapat sambutan positif dari Prof. Dr. Kadarsah Suryadi, DEA, Rektor Institut Teknologi Bandung, “Kami menyambut baik bentuk kerja sama yang dilakukan bersama Unilever untuk meningkatkan kapasitas generasi muda Indonesia di bidang pengemasan. Dalam kurikulum saat ini, mata kuliah terkait pengemasan masih terbatas dan hanya ada di fakultas Teknologi Pangan dan Farmasi. Kami berharap dengan adanya kolaborasi ini, kami dapat bersama-sama menghasilkan para ahli (expert) muda di bidang pengemasan.”

Ampy – sapaan akrab Amparo Cheung Aswin menambahkan, bisnis yang seperti itu akan dihargai oleh konsumen yang tidak saja menginginkan produk-produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang tepat, melainkan juga diproduksi dengan cara yang bertanggungjawab. Dengan mengkombinasikan dua ekspertis yaitu Unilever sebagai ekspertis dalam teknik pengemasan dan ITB sebagai wadah bagi talenta-talenta Indonesia dalam bidang teknik, diharapkan dapat menciptakan gelar profesional khusus untuk Teknologi Pengemasan (Packaging Engineering) dengar latar belakang edukasi teknologi atau ilmu aplikasi yang terkait.

 

 


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.