Jebakan Satu atau Banyak Nama

Suatu perusahaan yang meluncurkan produk baru seringkali tergoda untuk menggunakan nama merek dari suatu produk yang sudah ada sehingga tidak perlu membuat merek dari awal. Contohnya Alka-Seltzer menamakan produk barunya Alka-Seltzer Plus. Tetapi disarankan agar tidak menggunakan strategi ini karena nama original sudah mendapatkan Positioning di benak konsumen. Kecuali apabila produk yang baru diluncurkan tersebut memang berkaitan atau merupakan upgrade dari produk yang sudah ada.

Beberapa perusahaan telah menciptakan banyak produk dengan menggunakan satu merek saja. Sementara perusahaan lain, seperti Procter & Gamble memilih untuk menggunakan banyak nama untuk setiap produknya dan dengan hati-hati mem-Positioning-kan produk-produknya sehingga mendapatkan tempat khusus di benak pelanggannya. Satu nama tidak mampu untuk mengusung banyak posisi (Positioning) – Entah produk barunya yang tidak akan sukses, atau produk yang sudah ada bisa kehilangan Positioning dan posisi sebagai pemimpin pasar yang sudah dibangunnya.

Perusahaan tentunya tidak menginginkan produk barunya menjadi belum dikenal dan mereknya belum diingat. Tetapi hal tersebut tidak lah terlalu buruk, dan bahkan itu adalah suatu peluang. Ketika suatu produk akhirnya mendapat perhatian dari media, produk tersebut akan terlihat tanpa menimbulkan kesan bias. Ketika perusahaan mempersiapkan event peluncurannya dengan baik, begitu produk tersebut mendapat sorotan, perusahaan bisa dengan hati-hati menciptakan dan mengkomunikasikan positioning yang diinginkan. Momen ini adalah suatu periode yang pendek dan jika berhasil dilewati dengan baik, produk akan mendapatkan positioning yang fresh dan baru di benak konsumen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.