Makassar, Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Indonesia

Di tengah perlambatan sektor properti Tanah Air, menurut rilis Bank Indonesia pekan lalu, Makassar justru menunjukan tren yang berbeda.

Makassar, Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Indonesia. Foto: Indonesia.travel
Makassar, Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Indonesia. Foto: Indonesia.travel

Ibukota provinsi Sulawesi Selatan ini mengalami kenaikan harga properti perumahan sebesar lima persen, jauh meninggalkan pencapaian kawasan Jakarta Raya (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).

Tidak hanya itu. Pada periode sebelumnya, harga rumah tipe menengah juga melonjak dramatis di Makassar, yakni dari tiga persen menjadi delapan persen. Boston Consulting Group (BCG) bahkan memprediksi, populasi masyarakat kelas menengah di kota ini akan bertambah satu juta orang pada tahun 2020.

Managing Director Lamudi Indonesia, Steven Ghoos, mengatakan, “Sejak krisis keuangan global pada tahun 2008, hampir setiap kota di Indonesia telah mengalami pertumbuhan positif di berbagai sektor—termasuk real estate.

Untuk Makassar, kesuksesannya bukan hanya mempertahankan, tapi juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ini menunjukkan tingkat kekuatan, kemandirian, dan keberlangsungan kota—yang dulu sempat populer dengan nama Ujung Pandang ini.

Harus diakui, sejumlah prestasi telah dicapai Makassar. Pertumbuhan ekonominya mencapai dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi Indonesia—tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Selain itu, pemerintah daerahnya juga berhasil memikat para investor dengan meningkatkan performa infrastruktur kota. Plus, rencana kota berskala global pada tahun 2030 dengan menggagas Center Point of Indonesia!

Mega proyek yang menyedot perhatian publik ini dibangun di atas tanah reklamasi seluas 157 hektar—dekat dengan Pantai Losari. Hasil akhirnya berupa dua jalan utama yang menyediakam akses menuju pusat kota dan Bandara Sultan Hasanuddin. Tersedia pula berbagai pilihan transportasi umum, seperti: monorail dan bus, bahkan gondola yang dapat mengantarkan Anda ke berbagai pulau.

Seolah belum cukup, Pemda Makassar akan mendirikan fasilitas umum dan kantor-kantor pemerintahan di atas lahan seluas (sekitar) 50 hektar. Ada pula pembangunan kawasan terpadu modern, dengan konsep perumahan dan komersial, di atas tanah seluas 107 hektar.

Proyek, yang merupakan bagian dari Kawasan Bisnis Terpadu global, dengan total luas 1000 hektar, ini dikerjakan oleh PT Ciputra Surya Tbk, anak perusahaan dari salah satu pengembang nasional terbesar, Ciputra Group.

Seluruh proyeknya diperkirakan menghabiskan Rp 30 triliun lebih, belum termasuk Rp 3.5 triliun untuk pekerjaan-pekerjaan reklamasi.

Di lain sisi, aneka proyek pembangunan properti juga tengah dikerjakan Lippo Group dan Agung Podomoro di Makassar. Lippo telah menginvestasikan Rp 3.5 triliun untuk St. Moritz Makassar Penthouse and Residences, sebuah proyek superblock seluas 2.5 hektar dari 12 jenis properti.

Sedangkan Agung Podomoro akan menggarap proyek kota tepi pantai di Tanjung Bunga, yang luasnya mencapai 300 hektar, dan direncanakan memakai reklamasi tanah untuk perluasan lahan.

“Proyek-proyek ini akan menggeser perhatian investor dari pulau Jawa yang telah jenuh, sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” simpul Ghoos.

Fresh smile, dan cepat tanggap – 600 ribu. Kids club, kolam renang fitness, spa, ruang meeting banyak. Aktivitas marketing target menengah atas, bundling dengan sumarecon,

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.