Mantan PR yang Sukses Berbisnis Tegel

Siapa sangka keputusan meninggalkan zona nyaman justru membuka peluang baru yang lebih menjanjikan bagi Aneth Parintosa. Kini, bisnis tegel yang dijalankannya berhasil menuai omzet puluhan juta rupiah per bulan.

Putu Aneth Parintosa, co-owner Tegel Soeryo
Putu Aneth Parintosa, co-owner Tegel Soeryo

Idealnya sebuah passion mampu mendatangkan kebahagiaan dan kesuksesan. Ya, passion menghasilkan semangat untuk mencintai apa yang kita kerjakan. Semangat dalam pekerjaan apa pun bila dilakukan dengan komitmen tinggi dan konsisten, akan menghasilkan kepuasan dan tentunya profit yang bagus.

Demikianlah yang dialami oleh Aneth Parintosa. Setelah proses pencarian yang cukup panjang, Aneth akhirnya menjatuhkan hatinya pada bisnis interior. Keberaniannya untuk berwirausaha ini didapat Aneth setelah pensiun dari 12 tahun kariernya sebagai humas perusahaan asuransi ternama. Perhatian untuk sang buah hati, kala itu dia pilih sebagai prioritas sekaligus alasan terbesarnya berhenti bekerja. Namun, kekosongan waktu membuat perempuan kelahiran 15 September 1978 ini mencoba berwirausaha. Beberapa peluang bisnis sempat ia jajal, mulai dari kuliner, fashion, desain interior, sampai akhirnya bisnis tegel.

“Sejak awal bekerja memang berambisi suatu saat ingin memiliki usaha sendiri. Menurut saya ada baiknya juga bila usaha tersebut berasal dari hobi, dan saya memang gemar mendesain ruangan dan segala interiornya,” ujar Aneth saat disambangi di bilangan Jakarta Selatan.

Lahirnya ide bisnis tegel, menurut Aneth, adalah hasil diskusi singkat dirinya dengan salah seorang temannya di Yogyakarta. Selain sebagai konsultan desain interior, ibu dua anak ini gemar mengatur dan mendesain rumahnya sendiri. Dari hobinya tersebut, Aneth menemukan peluang bisnis tegel. Ya, ubin batu yang biasa digunakan untuk lantai ruangan ini ternyata menarik minatnya.tegel soeryo

“Saya mencoba mengakomodir teman-teman yang kebetulan adalah ibu rumah tangga. Mereka kebanyakan senang mendekor rumahnya masing-masing, namun sering kali terbentur soal kuantitas pembelian material dekor misalnya tegel,” ujar sarjana Komunikasi Universitas Indonesia ini.

Tepat pada Desember 2015, dengan modal awal Rp70 juta, Aneth pun memasok tegel-tegel dari para perajin dari dua desa di Yogyakarta. Ia membeli dalam jumlah besar untuk kemudian dijual ritel melalui workshop-nya dan via online. Soal harga jual, dia mematok Rp30.000 per piece tegel. Tidak ada minimum order atau batasan motif. Semua pelanggan ia layani dengan baik. Semua tegel dari Yogyakarta tersebut distok di workshop-nya yang terletak di Cibubur.

Secara produk memang tidak banyak berbeda dari tegel-tegel lainnya. Namun, added value Tegel Soeryo terletak pada sentuhan langsung sang owner kepada konsumennya. Aneth bersedia memberikan konsultasi tanpa biaya tambahan kepada para konsumen yang ingin membeli tegel untuk dekorasi rumahnya. “Saya sangat menyukai bidang usaha ini, jadi saya memang senang bila ditanya-tanya oleh konsumen,” seloroh perempuan cantik ini.

tegel soeryo

Bagi Aneth, dekor memanglah menjadi kegemarannya. Namun, tidak afdol rasanya menjalankan roda bisnis tanpa kapasitas pengetahuan mengenai dunia desain interior yang mencukupi. Alhasil sambil berjalan, ia dengan gigih meningkatkan kualitas dirinya melalui berbagai kursus desain dan 3D. Ini semua ia lakukan demi memenuhi kepuasan pelanggannya.

Di Tegel Soeryo, sebanyak lebih dari 53 varian motif tegel ditawarkan, mulai dari tradisional, kontemporer, retro, simetris, batik, lengkung, dan sebagainya. Hampir semua model tersebut digemari oleh konsumen yang didominasi para ibu rumah tangga. Yang terbaru, menurutnya adalah motif alfabet dan heksagonal.

Tidak puas hanya berperan sebagai wholesaler, Aneth pun melakukan inovasi. Ia melakukan re-design furnitur lama dengan tegel sebagai kolaborasinya. Semisal meja makan, kursi makan, pajangan, atau furnitur lainnya ia percantik dengan menambahkan tegel bermotif yang selaras. Furnitur hasil kreasinya itu berada di bawah naungan Putu Decor (bisnis lain dari Aneth). Furnitur-furnitur tersebut lantas ia posting di Instagram miliknya. Di luar dugaan, animo yang datang sangat besar. Order mulai ramai berdatangan sehingga Aneth pun mempekerjakan beberapa karyawan di workshop-nya.

Strategi komunikasi sekaligus marketing dilakukan Aneth murni melalui online channel. Instagram menjadi gerbang pembuka sekaligus andalannya selain Facebook dan web Tegel Soeryo (www.tegelsoeryo.com). Follower akun Instagram Tegel Soeryo bahkan sudah menembus angka 10 ribu. Hingga kini distribusi Tegel Soeryo sudah merambah ke tiga wilayah, yakni Jabodetabek, Pulau Jawa, dan di luar Pulau Jawa.

Meski belum genap setahun usianya, Aneth mengaku sudah kewalahan menangani membeludaknya orderan yang masuk. Ia sebelumnya tidak menyangka bahwa kebutuhan akan ritel tegel ternyata sebesar ini. Hanya dalam kurun waktu satu bulan semenjak berdiri, Aneth sudah membawa bisnisnya menembus titik break even point (BEP), bahkan omzet per bulannya bisa mencapai Rp60 juta.

Angelina Merlyana Ladjar

MM.11.2016/W

“Saya mencoba mengakomodir teman-teman yang kebetulan adalah ibu rumah tangga. Mereka kebanyakan senang mendekor rumahnya masing-masing, namun sering kali terbentur soal kuantitas pembelian material dekor, misalnya tegel.”

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.