Melirik Potensi Pelayaran Lima Pelabuhan Utama di Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memerlukan sektor pelabuhan untuk mendukung perekonomian nasional. Sampai saat ini, Indonesia memiliki 141 pelabuhan. Dua puluh satu unit pelabuhan merupakan pelabuhan internasional yang bisa melakukan pengangkutan barang dan penumpang langsung ke luar negeri.

Dewasa ini, 120 pelabuhan lainnya akan menjadi feeder bagi 21 pelabuhan internasional tersebut. Saat ini, perum Pelindo (Pelabuhan Indonesia) memegang kendali untuk mengatur setiap aktivitas di pelabuhan-pelabuhan seluruh Indonesia, yang terbagi menjadi empat berdasarkan wilayah cakupannya, yaitu:

Berdasarkan hasil analisa Spire Research & Consulting (www.spireresearch.com) diketahui bahwa total barang yang dimuat dalam satuan ton di lima pelabuhan utama di Indonesia (Belawan, Tanjung Priok, Tanjuk Perak, Balikpapan, dan Makasar) lebih besar daripada total barang yang dibongkar di pelabuhan. Hal ini menunjukkan bahwa arus barang yang dikirimkan di lima pelabuhan utama di Indonesia lebih tinggi daripada arus barang yang datang atau dibongkar. Tanjung Priok merupakan pelabuhan yang memiliki total barang dimuat paling tinggi (dalam satuan ton) selama tahun 2006?2009. Terjadi peningkatan total barang yang dimuat di Pelabuhan Tanjung Priok selama tahun 2006?2008; dan terjadi penurunan sekitar 10 persen di tahun 2009. Sedangkan Tanjung Perak dan Pelabuhan Balikpapan mengalami peningkatan yang cukup tinggi untuk total barang yang dibongkar.

Catatan keberangkatan penumpang dari lima pelabuhan utama di Indonesia lebih besar daripada total kedatangan penumpang dari pelayaran dalam negeri. Tanjung Perak dan Pelabuhan Makassar merupakan dua pelabuhan dengan tingkat aktivitas tertinggi untuk keberangkatan dan kedatangan penumpang dari pelayaran dalam negeri selama tahun 2006?2009. Berdasarkan data ini, Surabaya dan Makassar merupakan dua kota tujuan yang paling ramai dipadati pendatang. Di tahun 2009, terdapat penurunan jumlah penumpang baik untuk keberangkatan dan kedatangan di lima pelabuhan utama di Indonesia. Sedangkan tahun 2008 merupakan tahun dengan tingkat keberangkatan dan kedatangan tertinggi.

Prediksi untuk tahun 2010 dan masa mendatang, aktivitas barang dan penumpang di lima pelabuhan utama di Indonesia akan terus meningkat, mengingat pentingnya pelabuhan bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Hal-hal yang mendukung peningkatan aktivitas pengiriman dan pembongkaran barang di pelabuhan adalah peningkatan perdagangan dalam dan luar negeri yang menyebabkan distribusi melalui laut semakin meningkat.

Selain itu, besarnya kegiatan expor-impor yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia juga mempengaruhi tingkat pengiriman barang dan pembongkaran barang di pelabuhan. Total keberangkatan dan kedatangan penumpang akan dipengaruhi oleh tingginya mobilitas masyarakat Indonesia dalam mencari nafkah—misalnya program TKI atau TKW, serta banyaknya perpindahan penduduk ke kota-kota besar di Indonesia.

Saat ini, PT Pelabuhan Indonesia II memacu produktivitas pelabuhan yang mereka kelola untuk memenuhi target pendapatan sebesar Rp 3,4 triliun pada tahun 2010. PT Pelindo II menargetkan pendapatan tahun ini akan tercapai, bahkan berpotensi melebihi target dikarenakan tingkat produktivitas pelabuhan yang dikelola oleh BUMN itu sudah meningkat. Hampir semua pelabuhan di bawah Pelindo II hingga triwulan I tahun ini mampu menaikkan target pendapatannya.

Sebagai contoh, Pelabuhan Bengkulu. Dari target pendapatan pada tiga bulan pertama tahun 2010 sebesar Rp 2,7 miliar, realisasinya mencapai Rp 10 miliar. Bahkan, Pelindo II menyiapkan investasi Rp 3,7 triliun di antaranya untuk pengadaan alat pemindahan peti kemas di pelabuhan dengan kapasitas dua kontainer sekaligus dan pengadaan kapal. Pelindo II  menginvestasikan modal yang cukup besar untuk memacu produktivitas pelabuhan di lingkungan Pelindo II. Dengan menambahkan investasi Rp 3,7 triliun, diharapkan produktivitas pelabuhan naik hingga dua kali lipat. Apalagi didukung oleh kebijakan pemerintah yang menetapkan pengoperasian pelabuhan selama 24 jam setiap hari.

Sebelumnya, pelabuhan di Indonesia hanya beroperasi sampai pukul 17.00 WIB, sehingga produktivitasnya rendah. Namun sekarang ini, semua pelabuhan di bawah Pelindo II akan disiapkan untuk beroperasi 24 jam setiap harinya. Sementara itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendesak pemerintah lebih serius membenahi infrastruktur kepelabuhanan—terutama di kawasan timur Indonesia (KTI)—karena tingkat produktivitasnya sangat rendah. Bahkan, sebagian besar pelabuhan di KTI memiliki produktivitas yang rendah, sehingga biaya angkut ke kawasan itu diperkirakan membengkak signifikan. Pemerintah semakin memaksimalkan potensi sektor pelayaran dalam negeri di berbagai pelabuhan besar di Indonesia, terutama dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan daerah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.