Memiliki Hotel Sebagai Investasi

Aston Bogor Hotel & Resort
Aston Bogor Hotel & Resort

Banyak cara dilakukan orang untuk berinvestasi. Namun, lewat proyek Aston Bogor Hotel & Resort persembahan dari PT Graha Andrasentra Propertindo – Bogor Nirwana Residence (BNR), konsumen memiliki pilihan terbaik untuk berinvestasi.

Sebagai sebuah wilayah hinterland, Bogor dalam sejarahnya merupakan destinasi wisata favorit bagi warga sekitarnya. Sejak zaman kolonial dulu, berwisata ke kota Bogor, sejatinya bukanlah merupakan aktivitas baru bagi sebagian besar warga yang tinggal di wilayah Jabodetabek.

Namun seiring perkembangan zaman, Bogor tak lagi hanya merupakan tujuan wisata keluarga dan kerabat. Kini, Kota Hujan ini mulai terkenal sebagai tempat meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Hal itu yang membuat hotel-hotel berbintang di Bogor, khususnya yang berfasilitas MICE, mempunyai tingkat hunian cukup tinggi. Maklum, jumlahnya tak banyak. Namun, permintaan dari masyarakat cukup tinggi. Potensi pasar yang gemuk inilah yang mendorong PT Bakrieland membangun sebuah fasilitas akomodasi wisata sejenis di dalam Bogor Nirwana Residence (BNR), berupa Aston Bogor Hotel & Resort.

Jo Eddy Raspati, Chief Marketing Officer Bogor Nirwana Residence (BNR), mengungkapkan konsep yang ditawarkan Aston Bogor Hotel & Resort kepada konsumen adalah Hotel Resort. Pengembang menghadirkan hotel dengan kawasan terintegrasi mulai dari area komersial, mal, serta The Jungle Water Park Adventure.

“Nantinya juga didukung padang golf dan tentunya view yang sangat indah dengan udara yang sejuk. Lokasinya juga tidak jauh dari kota Bogor,” ujar Jo Eddy berpromosi.

Berlokasi di Jalan Dreded-Pahlawan, Aston Bogor Hotel & Resort bukan sekadar hotel biasa. Aston Bogor adalah sebuah “condotel”, alias apartemen strata title dengan fasilitas dan pengelolaan layaknya sebuah hotel. Berdiri di atas lahan 3,8 hektar, hotel ini memiliki empat masa bangunan dengan ketinggian lima dan enam lantai. Peletakannya dibuat sedemikian rupa sehingga setiap unit memiliki view beragam, mulai dari puncak Gunung Salak, Gunung Pangrango, persawahan, dan sungai.

Yang menarik, berbeda dengan produk properti pada umumnya, Aston Bogor Hotel & Resort bisa dimiliki oleh konsumen. Beberapa ketentuan yang diatur lewat kesepakatan antara pengembang dengan konsumen harus dipenuhi sebagai persyaratan kepemilikannya.

Jo Eddy menjelaskan, kesepakatan yang dimaksud adalah kerja sama antara konsumen dan pengembang dengan sistem profit sharing. Pengembang memberikan dua tahun pertama guarantee yield sebesar 8–10 persen (tergantung cara pembayaran) yang dipotong dari uang muka pembayaran/pembelian unit condotel.

Agak rumit memang. Namun, ditekankan Jo Eddy, pihaknya selalu mengomunikasikan perihal kerja sama ini sedari awal kepada calon konsumen. Konsumen diberi informasi mengenai keuntungan yang didapat bila dibandingkan dengan berinvestasi melalui deposito. Disampaikan pula perhitungan detail mengenai tingkat hunian tiga tahun ke depan—yang tentunya berinvestasi di tempat ini akan sangat menjanjikan.

“Belum lagi, hotel ini juga dioperasikan oleh Aston International yang kredibilitas dan eksistensinya sudah sangat teruji,” katanya menegaskan.

Perihal harga, ditawarkan mulai dari Rp 550 juta—belum termasuk pajak-pajak, biaya BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) yang menurut aturan pemerintah besarnya 5 persen (pembeli dan penjual dikenakan biaya ini), biaya balik nama, serta PPN barang mewah.

Total unit yang ditawarkan di Tower C adalah 124 kamar, terdiri dari 84 kamar condotel dan 40 kamar hotel. Ditekankan Jo Eddy, tidak ada unit yang disewakan, semuanya dijual putus kepada konsumen.

Untuk mendukung kegiatan promosi, perusahaan juga rutin melakukan penyebaran informasi melalui flyer, memasang iklan di majalah-majalah, koran-koran, dan billboard. Selain itu, BNR juga rutin berpromosi di pameran-pameran, iklan-iklan, dan promosi langsung di Mal The Jungle.

Mengenai target atau segmen yang dibidik, Atang Wiharna, Sales Manager Bogor Nirwana Residence, mengungkapkan bahwa segmen menengah ke atas dan konsumen yang sudah mengerti tentang investasi dalam membeli condotel adalah sasaran utama yang dibidik.

“Dan kami selalu memberikan informasi bahwa unit condotel tersebut dapat dijual kembali kepada pengembang,” katanya.

Lebih lanjut, Atang mengungkapkan bahwa latar belakang yang mendasari kerja sama antara jaringan Hotel Aston dengan BNR dalam membuat konsep Aston Bogor Hotel & Resort, adalah kondisi  Bogor sebagai destinasi wisata dan menjadi pilihan para turis lokal atau mancanegara. Hal ini membuat BNR ingin menghadirkan sebuah hotel dengan kualitas internasional di kota Bogor.

“Dan untuk saat ini, di Bogor baru Novotel yang menjadi pilihan. Tentu dengan hadirnya Aston Bogor, paling tidak kami dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat,” ungkap Atang.

Dijelaskan Atang, kerja sama seperti ini juga sudah dilaksanakan di luar Bogor, seperti di Jakarta, di Bali, di Pekan Baru, dan beberapa kota lainnya.

Aston International merupakan grup perusahaan yang berasal dari Hawaii, Amerika Serikat. Jaringan hotel ini memasuki pasar Indonesia sejak akhir tahun 1990-an. Saat ini Aston telah memiliki portofolio sebanyak 40 hotel, 15 di antaranya telah beroperasi, dan 25 hotel dalam tahap pembangunan hingga 2010 ini.

Penjualan proyek Aston Bogor sampai saat ini sudah mencapai 80 persen. Rencananya hotel ini akan beroperasi di medio Juli–September 2010. “Diharapkan pada saat serah terima di bulan Juli nanti sudah sold out, termasuk yang berharga 1,3 miliar dengan dua kamar tidur,” harap Atang. (Majalah MARKETING/Harry Tanoso)


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.