Pasar Lisensi Asia dan Indonesia

Pasar produk berlisensi secara global telah berjalan dengan sangat lambat pada tahun-tahun terakhir ini. Jika diukur dalam hal penjualan produk-produk berlisensi, pasar global mencapai angka total sekitar US$ 149.8 miliar di tahun 2009, menurun sekitar 11% tahun ke tahun, dari tahun 2008 yang mencapai angka US$ 167.9 miliar.

Amerika dan Kanada memberikan kontribusi lebih dari 60% untuk pasar global, diikuti oleh Eropa (baik Eropa Barat maupun Eropa Timur) dengan angka sebesar 22% dan Asia 11.5%. Jepang memberikan kontribusi sekitar lebih dari tiga per empat pasar Asia, diikuti oleh Cina Daratan dengan angka 18.1%.

 

Pasar Produk Berlisensi di Asia

Lalu, bagaimana dengan pasar produk berlisensi di Asia? Berdasarkan data yang dikutip dari laporan Departemen Riset Hong Kong Trade Development Council (HKTDC), besarnya pasar di bisnis produk berlisensi di Asia tercatat sekitar US$ 17.2 miliar. Dalam angka ini kontribusi negara Jepang saja bernilai sekitar US$ 11.54 miliar atau sebesar dua per tiga dari total pasar Asia. Selebihnya pasar Asia, termasuk Cina Daratan, memberikan kontribusi sebesar US$ 5.7 miliar.

Di Asia, Jepang telah lama menjadi pionir dalam bisnis produk berlisensi dengan kondisi struktur pasarnya yang sudah matang dan canggih. Tak diragukan lagi, Jepang menduduki pangsa pasar yang besar dalam bisnis lisensi Asia. Sebagai perbandingan, pasar lisensi di bagian Asia lain termasuk Cina Daratan mempunyai sejarah perkembangan yang relatif jauh lebih pendek dari Jepang.

Pasar lisensi di Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan baru mulai menonjol sejak tahun 1990-an. Pasar lisensi Cina hampir tidak menunjukkan giginya pada satu dekade lalu. Tapi, rupanya Cina dengan cepat menarik perhatian para lisensi internasional dan agen-agen lisensi karena perkembangan pesat ekonomi di sana.

Pasar lisensi Asia mempunyai struktur industri yang secara konsisten mirip dengan industri di tempat lain di seluruh dunia. Para licensors yang mempunyai properti sendiri untuk lisensi—yang banyak di antaranya berasal dari Amerika Serikat dan Jepang, mereka berurusan langsung dengan para licensees atau bekerja melalui jasa para agen lisensi. Kadang-kadang, suatu licensor bisa berperan ganda sebagai agen lisensi juga. Kenyataannya, banyak licensees di Asia sebenarnya adalah pabrik-pabrik, lalu ada beberapa distributor dan para peritel yang bertransaksi produk-produk lisensi mereka.

Hal yang patut dicatat, pasar lisensi Jepang menyusut sebesar 13.2% pada tahun 2009. Sebaliknya, Cina Daratan berhasil menumbuhkan pasar lisensinya sebesar 8.7% pada tahun 2009, terlepas dari kemerosotan yang dialaminya pada pasar-pasar berkembang. India juga tercatat mengalami pertumbuhan yang bagus sebesar 4.7%.

Pasar lisensi lainnya di Asia, termasuk di Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Thailand relatif tak terpengaruh oleh resesi global, dengan angka penjualan setara satu sama lainnya pada tahun 2008. Ini menandakan bahwa Asia adalah pasar yang sangat potensial untuk masa-masa mendatang.

Perkembangan pasar-pasar lisensi yang berbeda di Asia sangat berhubungan erat dengan tingkat perkembangan ekonomi mereka. Semakin tinggi rata-rata penghasilannya, semakin berkembang pula struktur pasar lisensinya. Seperti halnya ekonomi Jepang, Hong Kong, Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan, produk-produk berlisensi kini cenderung memasuki pasar kalangan atas.

Secara sekilas, Cina Daratan telah menunjukkan peningkatan performa yang cukup tajam dalam hal penjualan ritel per kapita produk-produk berlisensi antara tahun 2004–2009, meningkat tiga kali lipat.

Properti-properti Lisensi yang Populer di Asia

Menurut data EPM dalam laporan HKTDC Research, ada beberapa perbedaan antara pasar lisensi global dengan Asia dalam hal jenis produk berlisensi yang populer. Konsumen Asia khususnya bertransaksi lebih banyak untuk produk-produk berlisensi yang berkaitan dengan hiburan atau karakter daripada properti lain, dengan share naik dari 28% pada tahun 2004 menjadi 39% di tahun 2009.

Di pasar global, fashion adalah produk-produk berlisensi yang mempunyai angka penjualan ritel tertinggi pada tahun 2009. Lebih jauh lagi, sekitar seperempat dari penjualan produk-produk berlisensi di Asia juga berkaitan dengan fashion.

Bisa kita lihat pada pasar lisensi global, properti atau produk yang berkaitan dengan trademark atau branding memberikan kontribusi seperlima dari total penjualan. Sementara, pasar Asia memberikan kontribusi dalam jumlah yang relatif kecil dalam produk-produk tersebut, dengan angka penjualan yang tak sampai sepersepuluhnya dialokasikan untuk produk-produk berkaitan dengan trademark dan branding.

Bagaimana dengan Indonesia? Walaupun bisnis lisensi Indonesia nampaknya kecil dalam hal ukuran, dengan estimasi pasar sebesar US$ 50 juta pada tahun 2009, tapi kita tak boleh melewatkan kenyataan bahwa pengeluaran belanja per kapita telah mengalami tahap penyembuhan dan telah meningkat dari krisis finansial Asia pada akhir tahun 1990-an.

Sebelum krisis finansial Asia, Warner dan Disney telah menikmati pertumbuhan ekspansi di Indonesia. Tetapi, pasar mulai menunjukkan tren menurun dengan cepat seiring transaksi produk-produk berlisensi secara per kapita yang merosot dari US$ 0.23 pada tahun 1998 menjadi di bawah US$ 0.10, lalu sempat naik lagi menjadi US$ 0.17 di tahun 2007. Pada tahun 2009, pengeluaran belanja per kapita akan produk-produk berlisensi diperkirakan sebesar US$ 0.21.

Sekarang ini, kebanyakan produk berlisensi di Indonesia berasal dari impor, tetapi ada beberapa licensees lokal yang memproduksi, terutama produk-produk pakaian. Rata-rata agen lisensi yang berbisnis di Indonesia mempunyai kantor pusat atau berbasis di luar negeri, khususnya Hong Kong dan Singapura. Kebanyakan agen merasakan bahwa mereka memerlukan dukungan promosi dan pelatihan untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan pasar lisensi di Indonesia.

Kini Indonesia menghadapi peluang bertumbuh yang cukup menjanjikan dalam bisnis produk berlisensi dengan adanya jumlah penduduk yang besar, serta channel-channel ritel dan infrastruktur yang cepat berkembang. (www.marketing.co.id)

1 COMMENT

  1. bener y bang desember ini di indo jg keular?sy lagi nunggu ni gadget,,,kereeeen ni hp,,,mudah2an di bundle dengan xl,free inet unlmtd 12 bln,,!!!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.