Skateboard, Meski Segmented Pasarnya Menjanjikan

Skateboarding, permainan yang masuk dalam olahraga ekstrem terus diminati anak-anak muda Indonesia, khususnya yang tinggal di kota-kota besar.

Skateboarding adalah olahraga aksi dengan alat utamanya papan luncur beroda empat yang diberi nama skateboard.

Skateboard pertama kali diciptakan oleh anak-anak pecinta surfing di California, Amerika Serikat. Olahraga ini menjadi alternatif mereka ketika tidak ada ombak yang bagus.

Seiring berjalan waktu, skateboard tidak hanya populer di Amerika, namun menyebar luas ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

pasar skateboard indonesia sangat menjanjikan Di Indonesia, skateboard pertama kali masuk tahun 1980-an. Di mana pada saat itu ada beberapa anak muda Indonesia yang memang menekuni olahraga ekstrim ini yang kemudian mengenalkannya ke anak muda Indonesia.

Tak disangka, meski tergolong ekstrem, olahraga ini peminatnya cukup banyak. Hanya saja, untuk mendapatkan informasi dan peralatan tidak mudah.

Mereka harus membeli langsung ke luar negeri, titip teman, atau keluarga yang memang bekerja di luar negeri.

Salah satu orang yang menggemari skateboard pada saat itu adalah Dimas  Jerry Wijaya. Ia menceritakan bagaimana perjuangannya dulu untuk dapat bermain skateboard.

“Saya merasakan yang namanya nyari papan itu susah. Walaupun dapat itu pun bekas, kalau baru mahal banget,” kata Jerry mengenang.

Dibalik kesulitannya tersebut, Jerry melihat ada sebuah peluang yakni menyediakan perlengkapan skateboard.

Berbekal uang Rp 2,5 juta, pada tahun 2004, Jerry dan teman-temannya memutuskan untuk menjadi suplayer perlengkapan skateboard dengan nama Arto Distribution.

Ternyata keputusan itu tidak sia-sia. Pasar merespon baik ide itu. Penjualan papan seluncur pelan tapi pasti menunjukkan pertumbuhan.

“Rata-rata pertumbuhan bisnisnya 100% setiap tahunnya, dan akan semakin naik ke depannya. Di Asia sendiri skateboard ini perkembangannya luar biasa,” kata bapak dua anak ini.

Melihat besarnya antusias pasar terhadap olahraga ekstrem ini, Jerry memutuskan membuat papan seluncur dengan merek sendiri, yaitu Doodskateboard dan Hello Skaterboard.

“Dengan adanya merek lokal ini, saya ingin membantu pecinta skateboard di Indonesia. Harganya jauh di bawah jika dibandingkan dengan yang dari luar negeri, namun dari segi kualitas kami siap bersaing. Apakah kita akan mencari papan ke luar negeri terus?” tegas Jerry.

Yang perlu digarisbawahi di sini, Jerry bukan sekadar jualan tetapi ia juga mengajarkan kepada pemain baru bagaimana cara memakainya dengan benar.

“Kami nggak hanya jualan, tapi juga mengajarkan bagaimana memakainya. Ada privatnya. Kita support mereka,” tutur Jerry.

hello skateboardUtamakan Kualitas

Keputusan Jerry masuk ke dalam bisnis bukan tanpa kendala. Di awal-awal, orang tidak ada yang percaya dengan merek yang diusung. Pertanyaan-pertanyaan seperti apa benar papan mereknya itu bagus bahkan lebih dari merek luar negeri?  Sering dilontarkan kepada Jerry.

Untuk membuktikan bahwa slogan-slogan yang diusungnya itu benar sekaligus menjawab keraguan pasar terhadap produk yang dibuatnya, Jerry memberi garansi kepada siapa saja yang membeli papan darinya.

Jika setelah satu minggu di pakai ternyata retak atau rusak, bisa langsung menghubunginya dan barang akan diganti dengan yang baru.

Jerry sadar betul jika produk yang dijualnya bukan kebutuhan pokok. Papan yang dijual dengan  harga Rp 400,000 membuat konsumen berpikir dua kali untuk membeli. Oleh karena itu, Jerry menjamin kualitasnya bagus.

“Saya memberi jaminan apabila patah atau retak (dalam seminggu) bisa dikembalikan, jadi ada product knowledge-nya. Saya juga tahu mereka masih minta uang dari orang tua, di sini kita bantu mereka agar barangnya awet,” lanjut Jerry.

Untuk target pasar, Jerry membidik anak-anak skateboard terutama yang ada di kota-kota besar yang ada fasilitas lapangan permainan skateboard.

Dari tahun ke tahun jumlah mereka semakin besar, apalagi di kota-kota besar yang memang memiliki taman bermain skateboard, pertumbuhannya sangat cepat, berkali-kali lipat.

Dekati komunitas

Jerry sadar betul, produk yang dijualnya sangat segmented. Maka yang pertama dilakukannya adalah mendekati komunitas-komunitas skateboard.

Langkah pertama yang dilakukannya adalah dimulai dari orang-orang yang ada disekitarnya, membangun kompetisi kecil-kecilan, mensponsori mereka yang memang berbakat dan beriklan di media lokal.

Dari situ, pasarnya mulai berkembang. Mereknya pun tenar di pecinta skateboard di Indonesia.

Jerry sangat bersyukur, perkembangan teknologi utamanya media sosial telah membantu bisnisnya berkembang dengan cepat.

Dulu tidak mudah mengedukasi pasar, uang yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tapi sekarang dengan media sosial semua menjadi mudah.

“Sekarang untuk mengedukasi pasar jauh lebih mudah. Kita punya media sosial dan website, terus terang saja itu sangat membantu sekali,” kata penyuka bakso ini.

Endorse

Pria yang memiliki cita-cita menjadi arsitek ini mengatakan bahwa penggunaan endorser di pasar yang sedang digelutinya sangat penting dan efektif.

Jerry menggunakan Rizki Gea – salah satu pemain skateboard kawakan asal Bandung – sebagai endorser mereknya.

“Saya memilih Gea karena dia itu skate banget. Tak perlu main, dia jalan saja orang tahu siapa dia. Gea sudah lama main, pengikutnya banyak lomba, dan dia selalu mempromosikan produk-produk saya kemana pun pergi, dan yang lebih penting sampai saat ini sangat aktif di skateboard,” katanya.

Bagi Jerry, petaka bisa datang tiba-tiba jika berada dalam bisnis ini tapi tidak men-support rider, atau mensponsori komunitasnya. Mereka akan berpikir kenapa harus membeli produknya jika merek itu sendiri tidak punya rider.

Persaingan di luar sana semakin asyik. Makin banyak pemain-pemain baru yang bermunculan. Oleh sebab itu, Jerry terus mencari cara untuk mencuri perhatian pasar.

Selain kualitas dan garansi yang diberikan, promo yang dilakukan pun harus berbeda. 

“Mereka ingin memakai papan yang spesial, endorser harus menjadi yang paling jago. Saya nguliknya bukan dari harga, karena saya tidak ingin mengecewakan pelanggan,” tegas Jerry.

Dalam hal penjualan, Jerry mengaku yang terbesar datang dari Kalimantan. Jerry sendiri heran, padahal Bandung dan Jakarta komunitasnya sangat besar.

Ia beranggapan persaingan pasar sangat ketat berada di dua kota tersebut.

Atas segala upaya yang dilakukan, produk-produknya kini sudah tersebar ke Jawa, Kalimantan, Sumatera, Lombok, Mataram, dan Ternate. Ke depan Jerry ingin masuk ke Papua, Ambon, dan Aceh. Juga masuk ke pasar Malaysia dan Singapura.

 “Saya ingin Hello menjadi top of mind ketika orang mencari papan skateboard,” pungkas Jerry.  (YM/CS)

 

 

2 COMMENTS

  1. mgkn harus diluruskan, skateboard masuk ke Indonesia bukan tahun 80n, tapi pada tahun 70an. di pertengahan tahun 1970an bahkan sudah banyak klub2 skateboard di Indonesia, bahkan sdh banyak perlombaan/pertandingan skateboard yang berskala nasional pada waktu itu.
    Terima kasih semoga bisa menjadi masukan utk meluruskan sejarah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.