Pengembang Ini Sasar End-User, Bukan Investor

Pembangunan apartemen terus berlangsung di berbagai kawasan. Sayangnya banyak apartemen hanya menjadi sasaran para investor. Mereka membeli banyak unit apartemen untuk mengejar harga jual yang lebih tinggi di masa depan.

PT Brewin Mesa Sutera (Brewin Mesa) mencoba melawan arus tersebut. Perusahaan pengembang asal di Singapura ini membangun apartemen dengan fokus menyasar segmen end-user. Proyek apartemen yang berlokasi di CBD Alam Sutra, Tangerang ini menelan investasi senilai Rp1,3 triliun.

Apartemen yang diberi nama “The Lana” tersebut dibangun di atas lahan 85.000 meter persegi, terdiri dari dua menara, berlantai 38 dengan jumlah unit mencapai 496.

Bill Cheng, Presiden Direktur Brewin Mesa mengatakan, apartemen The Lana dirancang untuk ditinggali. “Target pasar kami end-user, yakni keluarga muda atau mereka yang membeli hunian perdana (new home owner),” tandas Bill dalam jumpa pers, di Hotel Grand Hyaat, Jakarta, kemarin.

Bill Cheng, Presiden Direktur Brewin Mesa (kedua dari kiri) sedang memberi keterangan kepada para wartawan
Bill Cheng, Presiden Direktur Brewin Mesa (kedua dari kiri) sedang memberi keterangan kepada para wartawan

Karena menyasar end-user, unit yang ditawarkan The Lana lebih luas. Ada empat tipe hunian yang ditawarkan, yaitu 1 ruang tidur, 2 ruang tidur, 3 ruang tidur, dan 3+1 ruang tidur. Untuk mendukung aktivitas penghuni, The Lana dilengkapi dengan ruang publik yang representatif seperti 3 kolam renang, skydeck yang luas, lounge dan ruang pertemuan, gym, serta taman barbeque.

Cheng menambahkan, lokasi The Lana sangat strategis, hanya 10 menit dari Alam Sutra. Selain itu, harganya pun terhitung murah bagi kalangan new home owner. “Harganya setengah dari hunian di Puri Indah,” tandas Cheng.

The Lana pastinya tidak mudah merebut pasar. Cheng mengatakan, saat ini ada 10 pengembang yang sedang membangun apartemen. Namun Cheng optimistis bisa bersaing, karena menyasar end-users, bukan investor.

The Lana dirancang oleh Andrew Bromberg, arsitek internasional papan atas yang dikenal dengan konsep bangunan “human sustainability”. Andrew Bromberg sendiri menjabat sebagai Global Board Director AEDAS. Bromberg mengklaim, AEDAS masuk dalam 10 besar firma arsitektur terbaik di dunia.

Bromberg mengungkapkan, dia telah mengerjakan 10 proyek di Jakarta, sehingga memahami karakter konsumen properti Indonesia.”Saya ingin orang merasa lebih baik dan saya ingin orang menikmati highrise building dengan cara yang berbeda,” tuturnya.

Bromberg mengatakan, tinggal di The Lana, penghuni tetap bisa menikmati udara segar dan bersosialisasi dengan para penghuni lainnya.

Cheng menambahkan, imbas negatif jika properti dikuasasi oleh investor, hunian akan banyak yang kosong, karena investor berharap bisa menjual kembali unit dengan harga yang jauh lebih tinggi. “Unit banyak yang kosong, karena mau disewakan atau dijual susah” imbuh Cheng.

Jika sesuai rencana, Brewin Mesa akan melakukan grand launching The Lana awal November ini. Pembangunan direncanakan akan rampung dalam tempo 3 tahun atau akhir tahun 2019 mendatang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.