Rahasia Kesuksesan Bina Nusantara

Siapa sangka tempat kursus kecil rumahan bisa tumbuh menjadi industri pendidikan besar. Seperti yang terjadi pada Bina Nusantara, tempat kursus komputer yang dimulai sejak tahun 1974 itu kini tumbuh berkembang menjadi universitas dan sekolah terkemuka.

Stephen Santoso, Managing Director Bina Nusantara
Stephen Santoso, Managing Director Bina Nusantara

Stephen Santoso, Managing Director dari Bina Nusantara menjelaskan, “Karena kami ada di industri pendidikan, maka fokus kami adalah ke orangnya.”

“Klien kami, orangtua dan murid/mahasiswa merupakan orang, kami juga punya SDM yang terdiri dari orang, jadi fokus kami adalah bagaimana memenuhi keinginan orang-orang tersebut,” lanjutnya lagi.

Pada sebuah perusahaan, ada tiga hal yang harus diperhatikan, karyawan, pelanggan, dan organisasi. Memenuhi kebutuhan karyawan akan berimbas pada perlakukan karyawan ke pelanggan, sehingga tercipta kepuasan pelanggan selain dari produk. Sementara itu, organisasi merupakan tempat bernaung (rumah) dari berbagai orang tersebut, baik karyawan maupun pelanggan.

Rahasia kepuasan pelanggan Bina Nusantara University

Stephen mengungkapkan, salah satu rahasia kesuksesan Bina Nusantara adalah dari caranya memenuhi kebutuhan pelanggan. Tujuannya, agar mereka puas dengan segala yang ditawarkan.

Misalnya kepada pelajar, cucu dari (alm) Wibowo itu mengatakan bahwa pihaknya tidak hanya menyiapkan jadwal kuliah dan dosen pengajar saja. Tapi mempersiapkan semua yang dibutuhkan mahasiswanya, mulai dari awal masuk kuliah hingga lulus.

“Di awal ada tes bahasa Inggris, bukan untuk syarat penerimaan, tapi untuk penempatan mereka di global. Maksudnya adalah persaingan dunia kerja yang kian kompetitif,” ucap Stephen.

Selain itu, ia juga mengaku bahwa Binus menyediakan program mentoring. Yakni unit khusus yang menangani mahasiswa, terdiri dari pembimbing akademik dan kakak kelas.

“Misalnya adalah mentoring mahasiswa tentang bagaimana caranya bikin CV. Buat mereka yang udah kerja mungkin gampang, tapi anak semester tiga akan merasa kesulitan. Karena mereka belum pernah. Bahkan kami juga ada bimbingan sampai tahap interview, dan bekerja sama untuk jobplacement (perusahaan yang ingin open house di kampus), job expo (perusahaan yang mau merekrut),” tuturnya panjang.

“Bahkan kami juga berusaha untuk tetap keep in touch dengan mereka yang sudah lulus sekalipun. Misal mereka yang belum dapat kerja, kami punya program yang bisa membantu mereka mencari pekerjaan,” imbuh Stephen lagi.

 

Photo by: Swa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.