STIKOM ITKP Kualitas Teruji Didikan Dosen Praktisi

shutterstock_155922467Sebagai kampus periklanan tertua di Indonesia, STIKOM ITKP lebih berpengalaman mengedukasi ilmu advertising. Bahkan belum sampai lulus anak didiknya sudah diburu oleh perusahaan periklanan.

Kemajuan teknologi komunikasi secara tidak langsung berimbas pada komunikasi di industri periklanan. Peran iklan kini tidak lagi dipandang sebelah mata karena ternyata sangat memengaruhi perilaku konsumen.

Survei mengenai perilaku belanja merek-merek papan atas yang dirilis Nielsen awal Juli 2013 menunjukkan, dampak iklan pada konsumen Indonesia menempati peringkat ke-3 di Asia-Pasifik. Sebanyak 74% responden Indonesia mengakui iklan meningkatkan kecenderungan dalam memilih merek.

Oleh sebab itu, kajian mengenai ilmu ini mulai banyak dilirik oleh pemilik brand. Biro-biro iklan juga kian menjamur memenuhi kebutuhan pengiklan. Segendang sepenarian, kebutuhan akan tenaga kerja profesional di bidang periklanan pun semakin tinggi. Tidak heran universitas atau lembaga pendidikan ramai-ramai menyelipkan ilmu periklanan sebagai kajian bagi anak didik mereka.
Dari semua institusi penyelenggara pendidikan periklanan di Tanah Air, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Institut Teknologi Komunikasi & Pemasaran (ITKP) The School of Advertising, tercatat sebagai kampus periklanan tertua di Indonesia. Kala pertama didirikan tahun 1991, ITKP masih berbentuk Yayasan Teknologi Komunikasi dan Pemasaran (YTKP).

Sejak tahun 2000, YTKP mendapat akreditasi dari Depdiknas untuk menyelenggarakan pendidikan komunikasi strata satu (S-1). Nama ITKP kemudian berkembang menjadi STIKOM ITKP.

Ketua STIKOM ITKP Rudy Harjanto menuturkan, sejak awal berdiri positioning ITKP sudah sangat jelas, yakni sebagai sekolah periklanan. Keprihatinan terhadap rendahnya kualitas tenaga-tenaga kerja lokal di bidang periklanan serta fenomena salah penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan latar pendidikan diakui Rudy menjadi pemicu utama lahirnya ITKP.

Enam keunggulan ITKP dijabarkan Rudy meliputi kualitas alumni yang bisa diandalkan oleh perusahaan, akreditasi nasional dan internasional, jaminan karier yang lebih pasti, metode pengajaran konsep-simulasi-aplikasi, sarana dan peranti pendukung yang lengkap, serta dosen dari praktisi unggulan.

Beberapa dosen sekaligus pakar periklanan tersebut antara lain mantan ketua P3I RTS Masli, Ernst Kattopo, Sania Makki, Indra Abiding (Ketua IAA).

“ITKP terkenal dengan dosen-dosen praktisi andal yang sudah profesional di bidang periklanan. Ini yang menjadi daya tarik bagi para mahasiswa. Bagi mereka, sangat menguntungkan bisa menimba ilmu langsung dari seniornya. Sementara bagi praktisi justru menjadi bukti kepedulian mereka terhadap regenerasi di dunia periklanan,” paparnya.

ITKP membuka dua program jurusan, yaitu Ilmu Komunikasi untuk jenjang sarjana serta Ilmu Periklanan untuk jenjang diploma. Berlokasi di bilangan Radio Dalam, kegiatan belajar-mengajar ITKP dilakukan di bangunan empat lantai seluas 1.000 meter persegi. Setiap tahunnya, STIKOM ITKP menerima sekitar 40 mahasiswa. Adapun total mahasiswa sekarang sebanyak 350 orang.
Jumlah ini memang terbilang sedikit dibanding kampus lainnya. Padahal demand akan kelas baru sangat besar setiap tahun. Akan tetapi Rudy menekankan kualitas ketimbang kuantitas dari setiap lulusannya.

Belum Lulus Sudah Dipinang
Berbeda dengan kampus periklanan lain, ITKP lebih idealis dalam memberikan pengajaran seputar periklanan. Tanpa berniat mengecilkan kajian ilmu komunikasi lainnya, Rudy mengaku porsi pembelajaran periklanan di kampusnya jauh lebih besar. Ia juga kerap mendatangkan praktisi andal sebagai dosen tamu atau pembicara dalam kuliah di ITKP.

“Intinya kami balance dalam memberikan materi atau praktik. Materi yang diberikan juga seimbang antara copy based dengan art based karena seorang kreatif harus memiliki dua kemampuan dasar tersebut,” tutur guru besar penyandang dua gelar doktor di bidang ekonomi dan komunikasi ini.

Para mahasiswa ITKP juga dididik untuk aktif dalam mengeluarkan ide-ide kreatifnya melalui pelbagai kompetisi desain atau iklan, baik dalam maupun luar negeri. Beberapa penghargaan bergengsi tercatat telah diraih oleh ITKP, antara lain enam kali meraih prestasi kompetisi InterAd internasional se-Asia Pasifik serta penghargaan “The Best Advertising Institution” oleh GATRA.

Kemudahan dalam memberikan kesempatan magang, menurut Rudy, tidak lepas dari koneksi para dosen yang juga praktisi. Lewat magang ini para mahasiswa bisa terjun langsung merasakan pengalaman dan ketatnya persaingan di dunia periklanan.

Sejauh ini track record para mahasiswa ITKP di mata perusahaan atau biro iklan cukup memuaskan. Faktanya, Rudy justru sering menemui murid-muridnya lambat menamatkan program kuliah karena sudah dilamar untuk bekerja di tempat mereka magang.

“Kalau kampus lain targetnya menambah jumlah mahasiswa. Tapi, target pribadi saya justru mempertahankan jumlah mahasiswa dari awal masuk sampai meraih gelar. Mau bagaimana lagi, biasanya baru masuk semester 4 atau 5 sudah banyak perusahaan yang ingin merekrut. Padahal gelar itu juga sangat penting untuk masa depan mereka,” ujar Rudy.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.