10 Kesalahpahaman Tentang PR

kesalahpahaman tentang PRSetiap orang memiliki anggapan yang berbeda – beda mengenai PR, dan kebanyakan dari mereka salah dalam memahaminya. Kesalahan tersebut kerap muncul dari sudut pandang mereka yang bukan praktisi PR. Jadi, jika Anda belum pernah menjadi seorang PR, jangan mengeluarkan statement yang bukan – bukan.

Berikut adalah anggapan yang salah tentang PR:

1. PR = Advertising

Antara PR dan advertising memang memiliki tujuan yang sama, yakni meningkatkan penjualan. Tapi bukan berarti kedua divisi tersebut sama. Jika seorang pekerja advertising fokus pada cara mempromosikan produk secara satu arah, praktisi public relation lebih mengedepankan citra positif sebuah merek dengan pola komunikasi dua arah.

2. Memutar balik kebenaran

Demi mengangkat nilai mereknya, kebanyakan dari mereka memutarbalikkan kebenaran. Semua itu jelas salah. PR bertugas untuk membangun kepercayaan, maka kejujuran harus dipegang teguh. Hanya saja, mereka tidak mengutarakan keburukan mereknya.

3. Semua PR suka minum

Film sering mengulas pekerja PR sebagai orang yang suka minum di bar, seperti dalam acara TV ‘Sex and the City‘. Tapi tidak semua demikian, semua orang memang suka bersantai setelah bekerja keras, tapi tidak berarti semua harus minum – minum.

4. Faktor Keberuntungan

Banyak orang yang beranggapan, kesuksesan seorang PR menjalankan kewajibannya adalah karena faktor keberuntungan. Padahal mereka tidak tahu, seberapa sulitnya menyusun strategi agar presentese kesuksesan mencapai maksimal.

5. Pekerjaan mudah

PR dianggap sebagai pekerjaan mudah yang tidak memakan banyak waktu. Datang ke kantor sebentar, ngobrol sana – sini, istirahat, merokok, dan pulang. Pada kenyataannya, jika bekerja sebagai public relation, Anda harus mampu membagi waktu antara agensi PR Anda dengan klien di tempat lain. Bahkan, Anda juga harus siap jika mempunyai klien lebih dari satu. Dan ketika di rumah, Anda juga perlu mempersiapkan berbagai strategi untuk diberikan pada atasan esok hari.

6. Yang penting pandai bicara

Apakah Anda termasuk salah satu orang yang beranggapan bahwa PR itu hanya tentang komunikasi verbal? Jika ya, maka pikirkan lagi. PR bukanlah seorang motivator atau pemimpin demo yang hanya pandai berorasi. Menjadi seorang public relation, berarti Anda harus bisa berkomunikasi dua arah dengan bahasa verbal, ahli menulis layaknya penulis besar, serta pandai dalam segala taktik jitu. Jika Anda hanya pandai berorasi atau menulis saja, Anda tidak akan pernah bisa meluncurkan kampanye produk yang sukses.

Tidak semua yang Anda pikir itu benar.

 

Sumber: Ragan.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.