3 Cara Mengembangkan Bisnis dengan Strategi Influencer Marketing

Ridho Slank, salah satu influencer Ouval Reseach (Rsch)

Marketing.co.id – Berita UMKM | Tak dipungkiri lagi, figur publik di media sosial atau yang kerap disebut sebagai influencer, sekarang ini menjadi salah satu saluran komunikasi yang diandalkan para brand untuk mengomunikasikan produk hingga memperluas jangkauan target pasar.

Tidak hanya bisnis skala besar, bisnis kecil dan menengah pun kini mulai memanfaatkan strategi marketing satu ini berkat akses serta kesempatan luas yang tersedia di media sosial.

Lalu, bagaimana cara mengembangkan bisnis dengan strategi influencer marketing?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ShopeePay Talk kembali hadir untuk membahas topik yang kian marak dilakukan oleh para brand di era digital, yaitu influencer marketing. Mengangkat tema “Trik Strategis Kembangkan Bisnis dengan Influencer Marketing”, ShopeePay Talk kali ini menghadirkan Reina Devianti Triswan, Head of Marketing Rollover Reaction & Alchemist Fragrance, Galih Ruslan, Owner of Kylafood, dan Desy Bachir, Digital Marketing Professional and CMO of Samara Media & Entertainment.

Dalam diskusi ditemukan setidaknya ada tiga (3) poin yang perlu diperhatikan saat hendak mengimplementasikan strategi influencer marketing. 

Pilih influencer yang sesuai dengan nilai yang dimiliki oleh brand

Sebagai digital marketing professional Desy Bachir membagikan cara memilih influencer dan strategi agar kerja sama yang dihasilkan dapat stand out di pasaran. Kunci memilih influencer berpaku pada tujuan dari kolaborasi tersebut dan melihat lebih dalam lifestyle yang ditunjukkan influencer di media sosialnya. Selain itu, membangun pondasi trust yang kuat juga penting untuk menambah keterikatan dengan audiens.

Menurut Desy Bachir, sekarang ini audiens sudah lebih peka untuk membedakan mana konten yang disponsori brand maupun yang tidak. Oleh karena itu, penting bagi brand untuk memilih influencer yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan komunikasi brand dan target audiens agar pesan dapat tersampaikan dengan baik.

Influencer pun akan lebih mudah untuk mempromosikan produk yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Dalam hal ini, brand juga perlu memerhatikan gaya masing-masing influencer dalam berkomunikasi dengan audiensnya, serta mendengarkan juga feedback dari influencer.

Bagaimana pun, merekalah yang paling memahami audiens masing-masing. Seiring berjalannya waktu, brand juga harus mempertahankan dan bahkan memperkuat hubungan tersebut dengan cara mengomunikasikan brand value-nya secara konsisten sehingga dapat menarik perhatian audiens melalui pendekatan emosional,” ujarnya.

Tak melulu endorse, brand juga bisa melakukan inisiatif seru lainnya bersama influencer

Dalam menjalankan strategi pemasaran bersama influencer, brand dapat mengeksplorasi berbagai kegiatan yang sesuai dengan objektif, mulai dari ulasan produk, kampanye, hingga merilis produk kolaborasi bersama sang influencer, seperti yang kerap dilakukan brand kecantikan lokal Rollover Reaction.

Menurut Reina di tengah padatnya konten media sosial, brand harus eksploratif dalam merancang strategi influencer marketing agar publik tidak jenuh. Sebaiknya brand memahami terlebih dahulu beberapa aspek, mulai dari objektif, produk yang ingin dipasarkan, target pasar dari produk tersebut, hingga besaran biaya yang dianggarkan untuk kemudian dapat lebih eksploratif dan kreatif dalam membuat kampanye.

“Selain secara konsisten mengumpulkan ulasan produk, kerap kali kami juga meluncurkan produk kolaborasi dengan influencer sambil tetap mempertahankan value dari Rollover Reaction, yaitu ‘fuss-free beauty’ melalui produk yang anti ribet dan multifungsi. Lebih dari itu, kami juga selalu berupaya mengangkat nilai women empowerment di setiap kampanye untuk produk koleksi kolaborasi. Tentunya, kolaborasi tersebut juga dilakukan untuk sama-sama memberikan manfaat tidak hanya untuk brand, tapi juga untuk influencer itu sendiri, karena dapat meningkatkan kredibilitas serta kepercayaan dari konsumen terhadap keduanya,” lanjut Reina.

Pemanfaatan influencer untuk bisnis kecil melalui story telling yang engaging

Dengan kesempatan dan fasilitas yang terbuka lebar, bisnis kecil dan menengah pun kini bisa mengembangkan bisnisnya dan bersaing dengan pasar melalui strategi influencer marketing ini. Tentunya, para UMKM dapat menyesuaikan dengan budget pemasaran yang dimiliki.

Desy Bachir menambahkan bahwa para influencer mikro atau nano yang memiliki followers mulai dari 1.000 juga memiliki dampak yang besar jika dibalut dengan story telling yang engaging. Tak hanya itu, influencer mikro atau nano juga memiliki engagement yang lebih tinggi dan lebih dipercaya para followers-nya karena kebanyakan followers mereka adalah teman atau circle mereka sendiri. Apa pun strategi yang dilakukan, brand perlu merujuk kembali kepada tujuan dan consumer insight yang ada.

Strategi tersebut juga dilakukan Kylafood bersama sederet influencer kuliner. Galih Ruslan mengatakan bahwa saat ini ada banyak platform bebas biaya yang dapat dimanfaatkan brand untuk mengetahui tingkat kedekatan serta interaksi para influencer dengan audiensnya, sehingga budget pemasaran dapat tepat sasaran.

“Sebagai pebisnis, kita pun harus jeli dalam melihat tren agar bisa mengemasnya menjadi sebuah konten yang unik. Selain itu, melihat banyaknya food vlogger yang ada sekarang, UMKM juga direkomendasikan untuk meminta ulasan yang jujur dari mereka. Di Kylafood, kami menghargai dan bersyukur untuk tiap review organik yang kami terima. Sebagai bentuk apresiasi, kami pun mengemasnya menjadi konten ‘Review Selebgram’ untuk memberikan rekomendasi kepada calon pembeli maupun mempertahankan pelanggan setia,” ungkapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.