Euphoria eCommerce Indonesia di Mata CEO Feedr Indonesia

5 Tahun terakhir, kita dibanjiri oleh hadirnya euphoria e-commerce di tanah air. Ya, Indonesia telah menjadi tempat yang sexy bagi para pelaku e-commerce dunia. Berbagai e-commerce besar bermunculan, sebut saja  Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Zalora, OLX, matahari Mall, Blibli, JD.id dan Shopee dan masih banyak lagi.

Memahami Consumer Journey di E-commerceE-commerce sebagai motor juga telah menciptakan munculnya perusahaan startup yang mendukung ekosistem e-commerce, seperti fintech, logistics for e-commerce, AI atau Kecerdasan Buatan, big data, cloud computing, hingga  IoT.

Melihat kondisi di atas, tidak heran banyak orang salah kaprah berpikir bahwa transformasi digital hanyalah sekadar mengubah bisnis dari jualan offline menjadi jualan online, akibatnya orang beramai-ramai membuka toko online. Euphoria e-commerce ini tidaklah cukup, karena tidak semua bisa berubah menjadi toko online. Justru yang perlu dilakukan adalah membangun perusahaan dengan hybrid model organization.

Apa itu hybrid model organization ? Menurut Hadi Kuncoro hybrid model adalah kultur perusahaan yang dibangun untuk meng-hybrid organisasi yang berbasis korporasi dengan  startup teknologi. Hybrid model diperlukan untuk mencegah masuknya pesaing baru yang akan bisa mengguncang bisnis serta membuat kita memahami kebutuhan pelanggan, terutama dari generasi milenial. Hybrid model ini memastikan sebuah perusahaan korporasi tetap menjalankan proses good governance sebagai korporat namun juga dapat bergerak lincah seperti layaknya startup teknologi.

Berdasarkan pengalamannya, Hadi Kuncoro mengatakan, setidaknya ada 3 langkah yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan di era digital sekarang ini:

1) Membangun new venture management, alias menciptakan perusahaan yang memiliki nilai valuasi baru berbasis inovasi dan model bisnis digital.

2) Membangun supply chain, network distribution dan retail management berbasis digital, di mana semua proses bisnis dari awal hingga akhir terintegrasi dalam satu sistem yang seamless, tidak terpecah-pecah yang bisa diakses secara singkat.

3) Membangun roadmap digital transformation melalui 3 fase : start-up, smart-up, hingga scale-up.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.