3D Printer Inspira Academy Bidik Segmen Pelajar

Marketing –  Menurut Sugianto Kolim, pendiri Inspira Academy, ada lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, Artificial Intelligence (AI), Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Mengutip pernyataan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto, Sugianto mengatakan, dampak industri 4.0 berpotensi membuka peluang pada peningkatan nilai tambah PDB nasional sebesarUSD150 miliar dollar pada tahun 2025. Selain itu, industri 4.0 juga menciptakan peluang tenaga kerja teknologi digital sekitar 17 juta orang. Rinciannya, sebanyak 4,5 juta orang adalah talenta di industri manufaktur dan 12,5 juta orang terkait jasa sektor manufaktur.

Inspira Academy sebagai produsen 3D Printer, perangkat pendukung industri 4.0  akan membidik segmen pelajar  yang jumlahnya mendekati 50 juta orang. Dalam beberapa tahun mendatang, lanjut Sugianto, diharapkan sebagian besar dari mereka menjadi seorang profesional. Dengan harga lebih ekonomis pula, diharapkan 5% pelajar Indonesia dapat memiliki 3D printer sendiri.

Untuk mewujudkan target tersebut, Sugianto akan terus mendorong harga 3D printer yang lebih  terjangkau. “Kami sedang dalam proses membangun pabrik 3D printer  lokal. Saat ini kami sedang berdiskusi dengan beberapa investor, modal ventura serta CSR perusahaan untuk mendorong produksi masal,” tuturnya.

Dia menargetkan, kapasitas produksi pabrik tersebut sekitar 1000 unit per bulan.  Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan edukasi dan penyerapan teknologi ini di dunia pendidikan dan profesional. “Dengan produksi masal diharapkan di tahun mendatang harga bisa turun di sekitar Rp4 jutaan, bahkan lebih rendah. Harga 3D printer saat ini berkisar  antara Rp10 juta sampai Rp40 jutaan,” sambungnya.

3D Printer

Lebih lanjut Sugianto mengatakan, para siswa atau pelajar harus mulai diedukasi sehingga mereka akan familiar dengan industri 4.0. Untuk tahap awal, mereka bisa belajar mendesain mainan sendiri, atau pra karya. Selanjutnya langsung di-print menggunakan 3D printer, yang akan menghasilkan desain dalam bentuk tiga dimensi. “Ini akan memacu mereka lebih kreatif dan belajar membuat produk secara riil. Bisa jadi dari hasil karya riil mereka bisa bernilai ekonomis, misalnya dipasarkan secara online atau dijajakan pada temannya,” ungkap Sugianto.

Terkait penguatan sumber daya manusia, Inspira Academy sedang menggelar program #100inovatorIndonesia. Sejak dibuka awal tahun 2019, program ini kata Sugianto kuotanya sudah terisi 60%, dan tersisa 40% lagi.

“Nah,  bagi Anda yang merasa tertantang untuk menjadi sang  innovator industri 4.0 segera mendaftarkan diri lewat  www.inspira.academy/100inovatorIndonesia, kuotanya tinggal sedikit lagi,”papar Sugianto.

Dalam program tersebut, para peserta akan dibekali pendidikan desain dan cetak 3D secara gratis dan kesempatan untuk mendapatkan 3D printer dengan harga subsidi. Kedepannya, ilmu cetak 3D ini akan diaplikasikan ke dunia robotik dan STEAM.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.