5 Kesalahan dalam Membangun Social Business

social-business-3Pesatnya perkembangan teknologi membuat media sosial makin merebak. Tak memandang umur,  gender maupun status sosial, mereka yang terlibat di dalamnya dipastikan membuka jejaring sosialnya setiap hari, entah itu Facebook, Twitter, Path, dan semacamnya.

Perkembangan jaringan seperti ini membuat para pelaku bisnis melirik pasar yang menjanjikan tersebut. Akibatnya, perlahan namun pasti, bisnis sosial semakin digandrungi.

Tapi ada beberapa hal yang luput dari perhatian mereka dan kerap menjadi kesalahan. Meski sederhana, ini adalah hal penting.

Nah, untuk Anda yang ingin membangun social business sendiri, ada baiknya memperhatikan berbagai kesalahan ini. Dilansir dari Information Week, berikut adalah lima  kesalahan dalam social business:

1. Tidak ada keterlibatan dari top management

Banyak tools untuk social business yang murah atau gratis, bahkan mudah untuk membangun dan menjalankannya. Hal itu menyebabkan banyak tim-tim kecil atau departemen dalam sebuah organisasi membangun social business -nya sendiri. Itu sangat bagus.

Namun ketika ada sebuah keputusan yang harus dibuat, mereka yang terbentuk dari berbagai orang yang kurang berpengalaman akan sulit untuk mengembangkannya. Mungkin ada yang ahli dalam bidang IT, tapi bila tidak adanya sebuah management yang baik akan berdampak buruk. Karena social business terdiri dari berbagai kumpulan tingkat sosial.

2. Tidak ada alasan untuk ‘social’

Banyak implementasi bisnis sosial gagal karena organisasi sebagai tumpuannya tidak mengikat teknologi untuk kebutuhan bisnis tertentu. Sosialisasi tidak akan dapat bekerja. Gagasan “solusi mencari masalah” mungkin hanya akan jadi wacana.

Dalam hal ini, organisasi yang menaungi harus menjelaskan secara detail bagaimana cara berkomunikasi para calon pelaku bisnis, mengidentifikasi jenis bisnisnya, kemudian memilih platform bisnis yang sesuai.

3. Hanya satu alasan untuk ‘social’

Meski awalnya sangat baik menggunakan teknologi sosial, tapi mereka yang menggunakan hanya satu jenis model hanya akan terperangkap dalam model tersebut. Ada baiknya Anda mencari terus ide-ide sesuai dengan perkembangan teknologi. Misalnya dengan mengadakan bazar live streaming secara bersamaan. Itu hanya jika kekuatan jaringan internet sudah sangat mendukung.

4. Tidak adanya aturan yang jelas

Mungkin semua langkah di atas telah Anda lakukan dengan sangat jelas, tapi peminatnya tetap sepi. Hal tersebut bisa jadi karena aturan main dalam social business Anda belum jelas. Ada baiknya membuat aturan main dengan sejelas mungkin, tak hanya bagi para calon pembeli, tapi juga untuk para pengusaha dalam social business Anda.

5. Tidak menggunakan teknologi sosial sama sekali

Keterlibatan pelanggan, kehadiran, komunikasi, iklan, semua ini harus terjalin dengan baik. Mengabaikan berbagai hal itu adalah sebuah kesalahan besar. Nah, untuk itu Anda perlu menarik terus semua calon pelanggan, Anda juga wajib memperbarui beberapa hal untuk menarik perhatian para calon konsumen.

Jadi bagaimana, apakah sudah ada bayangan? Social Business memang sangat menjanjikan, tapi jika tidak dikelola dengan baik, sama saja dengan sawah subur yang Anda biarkan telantar.

Sumber: InformationWeek.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.