8 New Normal yang Muncul Karena Pandemi Covid-19

Marketing.co.id – Pandemi Covid-19 (virus corona) telah mengubah banyak hal, seperti kebiasaan masyarakat dan cara konsumsi masyarakat. Hal ini memunculkan istilah new normal di kalangan pebisnis dan marketer. New normal merujuk pada kebiasaan – kebiasaan baru yang muncul saat dan pasca pandemi.

Handi Irawan D, pengagas Top Brand Award menjelaskan, new normal disebabkan oleh dua kebiasaan/perilaku baru yang muncul akibat pandemi, yaitu Work from Home (WfH) dan Social Distancing. Handi mengatakan, WfH dan Social Distancing masing-masing menciptakan 4 new normal.

New Normal - Handi Irawan
Handi Irawan, penggagas Top Brand Award

Adapun keempat new normal yang diakibatkan oleh WfH yakni Cashless Economy, Touch Less Tech, Outsourcing, dan Up Skill Imperative. Yuk, kita bahas satu per satu.

Cashless Economy. Ke depan konsumen atau masyarakat akan makin terbiasa melakukan transaksi tanpa uang tunai (cashless). Transaksi secara non tunai dianggap lebih aman karena tidak ada kontak langsung antara pembeli dan penjual. Karena di masa pandemi virus corona bisa saja menempel di uang. Yang diuntungkan dari tren ini tentu saja penyedia pembayaran digital seperti Go-Pay dan OVO.

Touch Less Tech. Di masa mendatang teknologi ini makin dibutuhkan karena setiap orang cenderung akan menghindari saling kontak langsung. Misalnya check point di bandara atau gedung-gedung perkantoran tidak lagi menggunakan tenaga manusia tapi menggunakan mesin yang diperkuat dengan teknologi face recognition. Tak heran, permintaan produk teknologi sensor terkait Touch Less Tech dikabarkan melonjak 50% selama pandemi. Perusahaan teknologi Jepang seperti EC, Fujitec, Fujitsu, Optex and Toshiba Tec paling menikmati booming ini .

Outsourcing. Di masa pandemi setiap perusahaan dipaksa untuk melakukan efisiensi. Salah satu efisiensi yang bisa dilakukan dengan mengalihdayakan (outsourcing) pekerjaan yang bukan bisnis inti (core business) perusahaan. Pekerjaan seperti jasa keamanan, teknologi informasi, digital marketing, SEO Optimization, dan desain grafis adalah beberapa contoh pekerjaan yang dapat dialihdayakan jika bisnis inti perusahaan tidak terkait langsung dengan hal-hal tersebut.

Up Skill Imperative. Di masa depan sangat penting untuk terus mengasah skill, baik Anda sebagai individu maupun sebagai karyawan, agar tetap bisa mengikuti perkembangan zaman. Contoh di depan mata adalah, kita dituntut mengasah kemampuan di bidang teknologi, seperti bagaimana menggunakan platform temu virtual, seperti Zoom, Skype, atau GoogleMeet.

New Normal Karena Social Distancing

New normal yang diakibatkan oleh Social Distancing meliputi Back to Regionalization, Online Business is Here to Stay, Apart but Remain Connected, dan Virtual is Replacing Physical. Berikut penjelasannya:

Back to Regionalization. Meskipun banyak kota menerapkan karantina wilayah secara terbatas (PSPB), tiap wilayah memiliki karakteristik dan kondisi berbeda dalam mengatasi pandemi. Jakarta misalnya, berbeda dengan wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jakarta menghadapi masalah kepadatan penduduk yang tinggi– memungkinkan penularan virus berlangsung cepat. Tapi Jawa Timur dan Jawa Tengah menghadapi persoalan banyaknya warga yang merantau di Jakarta. Saat pandemi mereka pulang ke kampung masing-masing dan harus diperlakukan berbeda dari kondisi normal, misalnya mesti melakukan isolasi mandiri atau karantina. Jadi, tren Back to Regionalization di masa-masa mendatang mesti diperhitungkan.

Online Business is Here to Stay. Ketika kontak fisik dan pertemuan fisik antar manusia dibatasi berarti peluang bagi bisnis online. Beruntunglah perusahaan yang sudah memanfaatkan e-commerce dan online store sebagai kanal penjualan dan pelayanan konsumen. Yang belum melakukan atau belum fokus, tidak ada kata terlambat untuk merintis e-commerce atau mulai fokus mendayagunakan kanal digital yang ada.

Apart but Remain Connected. Sebelum pandemi pun masyarakat sudah saling terhubung dengan teknologi. Entah itu melalui platform penghantaran pesan seperti WhatsApp, Line, WeChat atau melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Di era pandemi tentu saja platform platform  tersebut semakin diandalkan masyarakat agar dapat saling terhubung.

Virtual is Replacing Physical. Anda yang WfH mungkin sudah terbiasa melakukan meeting dengan bos dan teman-teman di kantor menggunakan platform Zoom atau Google Meet. Di masa mendatang bukan tidak mungkin kita semakin terbiasa menggelar meeting secara virtual. Alasannya selain lebih efektif—tidak harus berkumpul di suatu tempat, juga biayanya lebih hemat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.