Ambisi Waydee Membumikan Busana Muslim

Andi Asmawir Putra owner Waydee
Andi Asmawir Putra owner Waydee

Indonesia adalah pasar muslim yang sangat besar dan berpotensi menjadi kiblat fashion muslim dunia.

Analisa itu tidak sulit diwujudkan, mengingat beberapa faktor penunjang seperti tersedianya bahan baku yang melimpah dan iklim industri fashion yang kondusif.

Atmosfir ini tentu mendukung pertumbuhan desainer lokal berbakat yang bertindak sebagai aktor fashion di Indonesia.

Mulai dari pemilihan material, perancangan desain baju, hingga produksi yang berkualitas menjadi kunci kesuksesan dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Salah satu pemain yang berkecimpung dalam bisnis ini adalah Andi Asmawir Putra. Pria asal Bugis yang telah menetap di Bandung ini mengatakan bahwa dirinya pertama kali masuk ke dalam bisnis ini sekitar empat tahun lalu.

Saat itu, usahanya masih konveksi. Seiring waktu, rumah konveksi itu berubah menjadi pabrik dengan kapasitas produksi di atas 200 ribu per bulan.

Irfan Hakim, brand ambassador Waydee
Irfan Hakim, brand ambassador Waydee

Kualitas baik yang dihasilkannya membuat produk buatannya tidak hanya diminati oleh konsumen dalam negeri, Malaysia dan Brunei pun ikut memburu.

Sebagai pemain lama busana muslim, Mawir melihat perkembangan fashion muslim lebih banyak di dominasi kaum hawa. Hal itu terlihat dari banyak merek yang lebih menargetkan perempuan ketimbang laki-laki.

Memang, selain konsumtif, mereka juga merupakan the best marketer. Tapi Mawir merasa ada peluang besar yang belum tersentuh secara maksimal di pasar pria muslim.

Jika dulu hanya memproduksi dan menjual tanpa merek, kini Mawir memberanikan diri meluncurkan merek dengan nama Waydee yang khusus menargetkan kaum adam.

Mawir mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada pemain baju muslim yang menargetkan cowok sebagai pasar secara serius. Padahal, kalau dilihat dari sisi fashion, laki-laki zaman sekarang tidak kalah dengan perempuan.

Walau ada yang menargetkan laki-laki sebagai pasar, kebanyakan dari mereka hanya menjadikan baju muslim sebagai pelengkap saja.   

Menurut Mawir, untuk membumikan busana muslim perlu tahapan yang panjang. Langkah pertama adalah memulai dari kualitas produk lalu membangun jalur distribusi.

Meskipun sudah ada permintaan dari Malaysia dan Brunei, Mawir mengatakan untuk saat ini distribusi produknya masih akan difokuskan di Indonesia.

 “Yang membedakan kami adalah engineer for muslim. Jadi dari sisi produk kita berbeda, terutama dari sisi material. Dari sisi desain, kita memiliki tim sendiri. Desain yang dihasilkan lebih mengedepankan fungsi, terkadang ada beberapa baju yang kita buat untuk momen-momen tertentu sehingga nyaman digunakan dan keren,” kata Mawir berpromosi.

Waydee tidak takut bersaing, toh pasarnya masih membentang luas. Misal, setahun satu orang pria muslim membeli sekali baju muslim, jika laki-laki muslim Indonesia berjumlah 100 juta orang maka dibutuhkan 100 juta potong baju muslim pertahun.

“Saat ini, produksi kita hanya 200 ribu potong per bulan, artinya peluangnya masih sangat besar,” katanya.

Untuk menajamkan awareness Waydee menggunakan  brand ambassador.   Sering kali pilihan brand jatuh pada nama-nama besar seperti artis-artis cantik yang sedang naik daun, atau figur-figur yang “public catching”.

Alasannya jelas. Identifikasi publik dalam nama besar mereka diharapkan membuat target market percaya pada pesan yang mereka bawakan, baik itu pesan komersial maupun pesan sosial.

Waydee menunjuk Irfam Hakim sebagai brand ambassador karena dianggap paling sesuai dengan nilai-nilai yang dibawa Waydee.

Dalam urusan akuisisi konsumen, Mawir melakukan pendekatan emosional. Meski targetnya laki-laki, ia melihat ada sisi yang bisa disentuh. “Kami akan mengeluarkan kampanye yang bisa menyentuh perasaan laki-laki,” katanya.

Produk Waydee dibanderol dengan harga antara Rp 150.000 sampai Rp 225.000 dengan target konsumen laki-laki usia 20 ke atas.

3 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.