Anson dan Alpine Jalin Kerja Sama Senilai 100 Miliar

Marketing.co.id – Berita Marketing | Anson Company, sebuah grup holding dengan fokus utama di bidang Trading dan Cold Chain yang didirikan pada tahun 2017, pada Jumat (23/09) menandatangani kerja sama dengan PT Alpine Cool Utama (Alpine) yang bergerak di bisnis pendingin (cold storage/supermarket), bertempat di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

(kiri ke kanan) Bobby Suryasana, Consultant for Anson Company from ACG by Ansol, Dennis Rendiwinata, CEO Anson Company, Stephen Sen, CEO PT Alpine Cool Utama dan Mie Yin, CFO PT Alpine Cool Utama. Foto: marketing.co.id/lialily.

Kerja sama yang bersifat strategis ini akan berlangsung hingga akhir tahun 2024 yang akan diwujudkan dalam bentuk 60 miliar purchase order (PO) dan 40 miliar letter of intent (LOI) untuk penyediaan 10.000 cold storage pallet di berbagai lokasi. Termasuk juga revitalisasi pabrik pengolahan perikanan di Sungaliat, Bangka Belitung, ekspansi proyek tube ice di Jakarta sebesar 60 ton dan peningkatan kapasitas block ice di lokasi yang sama dari 214 ton per hari menjadi 500 ton per hari sampai dengan tahun 2024.

Pengembangan proyek tube ice selain di Jakarta akan diperluas ke daerah lain seperti Bangka Belitung, Palembang, Balikpapan, Bali dan Lampung. Sepanjang kuartal I/2022, kontrak instalasi rantai pendingin sudah menyentuh 40.000 ton.

“Kerja sama antara Anson dan Alpine merupakan cara kami berinovasi dan berkolaborasi untuk memperkuat posisi sebagai salah satu perusahaan rantai pendingin terintegrasi yang paling cepat berkembang di Indonesia. Dengan cara ini, kami optimis akan menjadi pilihan solusi bagi customer (B2C) maupun pemain industri dalam pasar pendingin di Indonesia (B2B),” ujar Dennis Rendiwinata, CEO Anson Company di Jakarta (23/09).

Stephen Sen, CEO PT Alpine Cool Utama turut menambahkan, “Anson merupakan salah satu mitra strategis kami di industri rantai pendingin sejak tahun 1973, dimana Anson merupakan salah satu pionir dalam melakukan ekspor hasil laut ke luar negeri serta rantai pendingin seperti pabrik es balk dan penyewaan cold storage di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Papua. Dengan pengalaman itu, kami yakin dapat mengembangkan produk yang lebih baik dan memberi nilai tambah kepada pelanggan serta mitra kami.”

Sebelumnya, realisasi pertumbuhan industri rantai pendingin di 2020-2021 mencapai 9% atau sekitar 98.000-109.000 ton dari target awal 120.000 ton. Target dari pelaku industri rantai dingin tahun ini bisa mencapai 35% Year on Year (YoY) atau 109.000 ton (2021) menjadi 150.000 ton (2022).

Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) yakin target pertumbuhan bisa meningkat sebanyak 35% di tahun ini. Faktor pemicu pertumbuhan logistik rantai dingin di 2022, adalah tingginya tren pengiriman makanan olahan beku serta kebutuhan penyimpanan untuk distribusi vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster). Permintaan instalasi rantai dingin di luar Pulau Jawa juga bermunculan.

Marketing.co.id: Portal berita Marketing dan Bisnis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.