Apa itu Carbon Offset dan Apa Kontribusinya bagi Lingkungan?

Marketing.co.id  –  Berita Digital Techno | Cuaca yang sering tidak bersahabat dalam beberapa tahun terakhir diakibatkan oleh pemanasan global. Hal ini diakibatkan oleh ulah manusia yang terlalu banyak melepas karbon dioksida/carbon dioxide (C02)ke angkasa. Pembakaran bahan bakar fosil yang melepaskan karbon dioksida, yang memerangkap panas di atmosfir merupakan penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim.

Untuk menahan laju pemanasan global umat manusia melakukan berbagai upaya, mulai dari mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT), menciptakan kendaraan listrik, dan melakukan penghijauan atau menanam kembali lahan/hutan yang gundul.

Upaya lain yang bisa dilakukan melalui carbon offset. Carbon offset merupakan berbagai upaya yang dilakukan untuk menyerap carbon footprint (jejak karbon) yang kita hasilkan dan memitigasi dampak-dampak negatif pemanasan global.

Salah satu upaya carbon offset yang dapat kita lakukan adalah dengan mengadopsi pohon dan mendukung keberlangsungan hidup masyarakat adat yang menjaga hutan.

Baca juga: Peduli Masa Depan Kelestarian Hutan, Sampoerna Kayoe Tanam Ribuan Pohon

Sedangkan berbagai aktivitas manusia, mulai dari penggunaan bahan bakar fosil, pengubahan fungsi lahan, pengolahan limbah, hingga pekerjaan industri, menghasilkan carbon footprint, atau jejak karbon, berupa emisi gas yang dapat menyebabkan efek rumah kaca, seperti gas karbondioksida  dan gas polusi lainnya di atmosfer.

Dalam hitungan dasawarsa hingga jutaan tahun ke depan, carbon footprint yang berlebih akan menimbulkan dampak negatif terhadap iklim, suhu udara, hingga curah hujan, dan memengaruhi hidup kita semua.

Ikut berkontribusi dalam menahan laju pemanasan global, Telkomsel melalui  inisiatif CSR Telkomsel Jaga Bumi meluncurkan program carbon offset. Berkolaborasi dengan platform Jejakin melalui Program Carbon Offset, bertujuan mengimbangi dampak carbon footprint kita dengan penanaman pohon yang dapat menyerap CO2 dan memproduksi oksigen (O2).

Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan, berdasarkan laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Monitoring, Pelaporan, Verifikasi (MPV) yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021, Indonesia menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 1,86 miliar ton karbondioksida ekuivalen (CO2e) pada tahun 2019.

Secara kumulatif, kata Saki, emisi gas rumah kaca nasional pada tahun 2019 meningkat jauh dibandingkan jumlah emisi tahun 2010, yaitu 809,9 juta ton CO2e. “Dari jumlah tersebut, sektor industri mengkontribusi sebanyak 3,12 persen emisi dari proses produksi mereka, dan 9,63 persen emisi dari penggunaan energi mereka. Hal tersebut menunjukkan perlunya upaya bersama dari seluruh elemen, termasuk pelaku industri guna memastikan adanya kolaborasi dalam mengimbangi bahkan mengurangi dampak negatif dari emisi yang ditimbulkan,” paparnya.

CEO Jejakin Arfan Arlanda mengungkapkan, angka emisi GRK harus ditekan untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam climate action, yang kini diupayakan dengan peningkatan target penurunan emisi GRK Indonesia dengan Intended Nationally Determined Contribution (INDC) dari sebesar 29 persen menjadi 31,89 persen.

Baca juga: Kampanye Terbaru Epson Untuk Atasi Penghijauan Tundra Artik

“Jejakin berfokus untuk selalu memprioritaskan inovasi teknologi yang mutakhir dan terjangkau dalam upaya reforestation. Dengan demikian, kami harap kolaborasi bersama Telkomsel dapat menjadi bentuk aksi perubahan iklim, sekaligus mendukung revitalisasi industri. Program ini menjadi penggerak pertama tingkat nasional yang melibatkan lintas sektor industri dan masyarakat untuk mengidentifikasi upaya-upaya praktis yang bisa ditempuh seluruh lapisan masyarakat dalam merencanakan dan menjalankan target INDC,” tutur Arfan.

Pelanggan Telkomsel dapat mengakses halaman kampanye Telkomsel Jaga Bumi dari situs telkomsel.com atau melalui banner Carbon Offset pada menu utama Aplikasi MyTelkomsel. Selain dapat membaca penjelasan tentang carbon offset, pelanggan pun dapat melakukan perhitungan jejak karbon rata-rata per harinya menggunakan kalkulator Jejakin, yang menggunakan referensi standar World Agroforestry Centre.

Carbon Offset Telkomsel
peluncuran Program Carbon Offset Telkomsel di Jakarta, Rabu (14/12).

Setelah memasukkan jumlah rerata pemakaian handphone, laptop, AC, TV, mobil, dan/atau motor per hari pelanggan, halaman berikutnya akan menampilkan jumlah total jejak karbon pelanggan (dalam metrik gram karbon – gCO2), serta jumlah pohon yang perlu kita tanam untuk mengimbanginya.

Pelanggan bisa melakukan kontribusi dalam bentuk Poin setara dengan sejumlah pohon (50 Poin setara dengan 0,1 pohon / 2,93 kg CO2), yang akan Telkomsel dan Jejakin tanamkan pada periode penanaman berikutnya setiap kuartal. Sebagai perhitungan nominal, setiap 50 Poin yang pelanggan tukarkan setara dengan partisipasi senilai Rp 5.000 terhadap carbon offset.

Pelanggan juga bisa melakukan penukaran Poin melalui SMS ke 777 dengan mengetik JAGABUMI5 untuk menukarkan 50 Poin atau JAGABUMI50 untuk menukarkan 500 Poin sekaligus. Untuk mendapatkan laporan progress update dan monitoring secara berkala melalui email tentang pohon yang mereka kontribusikan, pelanggan dapat mengisi data nama dan email pelanggan pada short link yang akan muncul di SMS notifikasi Telkomsel Poin mereka.

Sebelumnya pada Oktober 2022, Telkomsel telah meluncurkan Program Waste Management berkolaborasi dengan platform PlusTik. Program ini fokus pada daur ulang kemasan kartu perdana dan cangkang kartu SIM berbahan dasar plastik hingga menjadi produk reusable dan sustainable (smartphone holder, pavement blocks, dll).

“Program Carbon Offset menjadi salah satu bentuk integrasi elemen proses bisnis di Telkomsel dengan upaya pelestarian lingkungan, yang kami harapkan dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk turut serta berkontribusi dan berpartisipasi. Ke depannya, Telkomsel akan terus membuka peluang kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak bersama dalam menjaga kelestarian bumi dan lingkungan hidup. Mari bersama kita jaga bumi, demi terjaganya keberlangsungan masa depan kita semua dan generasi selanjutnya,” tutup Saki.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.