Asuransi Perjalanan Sompo Laris Manis, Tumbuh 200%

Marketing – Jumlah orang Indonesia yang berpergerian ke luar negeri terus meningkat. Menurut Direktorat Jenderal Imigrasi, selama tahun 2016 jumlah warga negara Indonesia yang ke luar negeri mencapai 8.4 juta orang dan melonjak di tahun 2017 menjadi 9.1 juta orang. Fenomena ini menciptakan peluang bisnis asuransi perjalanan untuk wisatawan Indonesia yang berpergian ke luar negeri.

Berbanding lurus dengan fenomena di atas, Sompo Insurance Indonesia (SII) menikmati peningkatan bisnis asuransi perjalanan.  Menurut Hiroki Waki Direktur Sompo Insurance Indonesia, tahun 2017 produk asuransi perjalanan tumbuh lebih dari 200%. “Masyarakat Indonesia sudah semakin mengerti pentingnya asuransi perjalanan,” tuturnya di sela-sela di Astindo Travel Fair 2019, Jakarta Convention Center.

Maria Susana Head of Travel and Affinity SII, Sompo menjelaskan, SII telah meluncurkan asuransi perjalanan “TravelFirst” di Indonesia sejak tahun 2016 dengan pola pemaran B2B (Business to Business). Setahun kemudian, SII menjual TravelFirst secara B2C (Business to Customer) dan menghasilkan lonjakan penjualan yang signifikan. Peningkatannya mencapai 200% dari tahun 2017 ke tahun 2018,” tutur Maria.

(Kika) Maria Susana, Head of Travel and Affinity Sompo Insurance Indonesia dan Hiroki Waki, Direktur Sompo Insurance Indonesia

Maria mengatakan, turis Indonesia perlu membeli asuransi ketika ingin pelesir ke luar negeri untuk berjaga-jaga jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Beruntungnya, turis Indonesia sekarang sudah aware akan pentingnya membekali diri dengan asuransi perjalanan. Asuransi perjalanan katanya bukan lagi optional, tapi sudah menjadi menu wajib yang bagi mereka yang ingin berwisata ke luar negeri. “Jika terjadi accident di luar negeri. Biaya sakit di luar negeri mahal,” imbuhnya.

Selain harganya terjangkau, asuransi TravelFirst menawarkan beberapa manfaat. Dengan paket tarif premi TravelFirst mulai dari Rp60 ribu, pelancong akan mendaptkan serangkaian benefit, seperti biaya rawat inap, biaya obat, dan pergantian biaya karena keterlambatan pesawat dan bagasi.

“Misalnya penerbangan delay. Dengan premi mulai Rp60 ribuan, bila terjadi delay lebih dari 6 jam, kami bisa memberikan pergantian sampai dengan Rp1,65 juta. Untuk 4 jam berikutnya ditambah Rp660 ribu, berlaku kelipatan,” imbuh dia.

Meskipun mengalami lonjakan pertumbuhan yang signifikan, namun kontribusi asuransi perjalanan TravelFirst terhadap total pendapatan premi SII masih kurang dari 1%.  Sebagai gambaran, tahun 2018 lalu total premi yang diraup SII sebesar Rp 2 triliun.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.