Atasi Keterpurukan Bisnis Massage Konvensional, Halojasa Rilis Modul B2C

Marketing.co.id – Berita Digital | Aplikasi layanan jasa on-demand halojasa, merilis modul B2C untuk merangkul para pemilik jasa bisnis massage konvensional untuk bergabung jadi vendor. Dengan bergabung menjadi mitra halojasa, para pemilik bisnis bisa mendapatkan penghasilan lebih teratur dan mengurangi kemungkinan pemutusan kerja para karyawan.

Halo-Jasa

Hengky Budiman, CEO halojasa mengatakan, layanan massage sebenarnya masih berjalan cukup ideal secara bisnis. Perubahan yang terjadi ini karena faktor behavior. Dimana, masyarakat sekarang ini lebih banyak melakukan aktivitas di rumah.

“Jadi, bukan karena mereka tidak ingin pijat lagi. Artinya, kalau bisa dilakukan di rumah, kenapa harus ke luar rumah,” imbuh dia.

Seperti diketahui, memasuki penghujung tahun, sektor jasa lifestyle konvensional hingga kini masih menderita. Beberapa tempat pijat konvensional masih menutup operasional. Beberapa pun memutuskan untuk membuka layanan namun dengan sejumlah protokol ketat. Sayangnya, inisiatif ini tak berjalan mulus, seiring dengan masih minimnya minat masyarakat untuk datangi tempat spa.

Baca juga: Reflexi dan Relaksasi Bisa di Rumah Aja

“Bisa dibilang ini adalah key aspect untuk halojasa. Selain bisa ekspansi layanan dan mitra, juga dapat membantu sektor massage konvensional agar bisnis mereka berjalan. Selain sektor massage, halojasa juga akan menambahkan modul ini pada tiga kategori layanan lainnya,” ujar Hengky.

Mendatang, para pelaku bisnis massage yang bergabung ini akan memiliki akses menuju aplikasi vendor halojasa. Para karyawan yang bertugas pun tak harus standby pada aplikasi, tapi mereka masih bisa melayani tamu yang datang ke tempat. Ketika ada order masuk melalui aplikasi, mitra bisa memakai atribut pin dan mulai mengerjakan order sesuai pesanan konsumen.

Sebelumnya, halojasa mengalami pertumbuhan signifikan sejak bulan Juli hingga kini, yakni mengalami pertumbuhan GTV yang sangat signifikan di angka 180%. Adapun penyumbang terbesar berasal dari halo massage yakni 60%. Ini menandakan bahwa adanya perubahan kebiasaan para masyarakat yang sering pijat kini beralih ke layanan pijat berbasis aplikasi.

“Jadi, adanya kesadaran ini tidak hanya terjadi di sektor belanja ritel saja, tapi juga secara otomatis mereka menggunakan sistem order layanan jasa seperti halojasa,” pungkas Hengky.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.