25% Piranti Internet of Things di Indonesia Masih Rentan Serangan Siber

Avast telah mengumumkan hasil penelitiannya mengenai keamanan piranti-piranti pintar di Indonesia, seperti webcam, piranti pemantau bayi, printer dan perute (router). Hasil penelitiannya telah menemukan bahwa 20.9% piranti Internet of Things di Indonesia masih rentan terhadap serangan siber yang membahayakan privasi dan keamanan penggunanya.

Cyber Crime di Indonesia TertinggiWebcam dan piranti pemantau bayi menempati peringkat yang tinggi dalam kerentanan, dengan persentase jumlah yang rentan mencapai 25.5% dari seluruh piranti yang dipantau. Penjahat siber umumnya menyusup untuk memata-matai pengguna dan anak mereka. Printer menjadi piranti yang rentan berikutnya, 16.3%. Namun, perute menempati posisi teratas. Avast menemukan bahwa 62.7% router rentan terhadap serangan siber.

Melalui perute yang berhasil mereka susupi, penjahat siber dapat mengakses piranti lainnya yang terkoneksi ke jaringan, seperti webcam, TV pintar atau piranti dapur pintar. Umumnya, semua piranti yang rentan merupakan sebuah jalan masuk untuk menginfeksi piranti lainnya,  untuk dikoneksi ke sebuah botnet atau untuk diambil alih kendali mereka, sehingga merugikan pengguna.

Piranti dapur pintar dan piranti rumah lainnya bukan merupakan pengecualian terhadap bahaya serangan dari penjahat siber. Produsen piranti pintar pun kerap mengumpulkan dan menyimpan data pribadi, seperti data mengenai tingkah laku, informasi kontak dan rincian kartu kredit konsumen, sehingga menambah risiko yang ada.

Dengan fakta bahwa satu dari empat webcam dan piranti pemantau bayi di Indonesia rentan terhadap serangan siber, penjahat siber dapat mudah mencari calon korban untuk memata-matai aktivitas pengguna di ruang pribadi, dan bahkan merekam dan mempertontonkan hasil rekamannya kepada publik secara live stream ke internet.

“Dengan piranti yang rentan mencapai ratusan ribu di seluruh dunia, penjahat siber bisa saja menciptakan sebuah botnet untuk melumpuhkan server dan situs internet, contohnya ketika Dyn, sebuah penyedia nama domain, diserang baru-baru ini dan mengganggu lalu-lintas ke situs-situs internet besar, seperti Amazon, Twitter dan Reddit,” kata Ondrej Vlcek, CTO dan EVP & GM, Consumer, Avast. “Perute merupakan pintu masuk ke jaringan internet di rumah, sehingga seringdijadikantitik entri bagi peretas yang ingin menyusupi rumah-rumah di Indonesia, yang tidak dilindungi dengan baik, misalnya, karena piranti lunaknya tidak ter-update atau karena menggunakan kata sandi yang lemah.”

Siapa saja dapat dengan mudah – tak terkecuali bagi penjahat siber – untuk mengetahui alamat IP dan port melalui internet dan menemukan piranti apa yang menggunakan alamat IP tersebut. Dengan sedikit usaha lebih, peretas dapat pula mengetahui jenis pirantinya (webcam, printer, ketel pintar, kulkas dan sebagainya), merek, model dan versi piranti lunak yang terpasang pada pirantinya. Kemudian, mereka dapat mencari tahu piranti mana saja yang rentan dengan melihat daftar-daftar piranti yang rentan, yang tersedia secara terbuka untuk publik.

Demi mengamankan piranti yang terkoneksi, pengguna perlu berkontribusi terhadap upaya membuat dunia online lebih aman dengan selalu meng-update piranti lunak mereka dan menggunakan kata sandi yang kuat.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.