Barang Bagus Tetap Memerlukan Iklan

www.marketing.co.id – “Barang bagus tetap memerlukan yang namanya iklan. Ibaratnya kamu jualan harta tapi letaknya ada di planet gugusan XYZ. Tentu saja iklan akan sangat berguna sebagai petunjuk arah tempat para konsumenmu bisa membeli harta.” Kira-kira seperti itulah ucapan dosen saya saat saya masih menjalani perkuliahan di salah satu sekolah bisnis di Indonesia.

sumber gambar: kaskus.co.id; Iklan Jamu Nyonya Meneer.
sumber gambar: kaskus.co.id; Iklan Jamu Nyonya Meneer.

Pertanyaannya sekarang, apakah ucapan dosen saya memang betul. Untuk bahasan kali ini, saya memilih untuk mengambil posisi kontra iklan setelah sebelumnya selalu mengambil posisi pro. Sesekali berbeda posisi akan memberi efek yang baik terhadap pola pikir saya. Hehhhe…..

Saya beropini, tidak selalu barang bagus memerlukan iklan. Sebagai contoh, penemuan obat malaria atau obat kanker tidak memerlukan iklan karena memang sangat diperlukan dan sangat banyak yang membutuhkan. Getok tular akan menjadi alat yang secara otomatis menyebarkan informasi mengenai obat malaria dan obat kanker kepada mereka yang membutuhkan.

Sampai di sini, mungkin aka nada yang menyanggah, “Konsumen tetap harus diinformasikan mengenai produk Anda karena hal tersebut sangat esensial.”

Sekarang mari kita jujur saja. Di dunia ekonomi, bisnis dan orang-orang berpendidikan tinggi, banyak yang sudah mengetahui bahwa iklan tidak selalu bersifat informatif. Sebagian di antara iklan-iklan ini justru memberikan informasi-informasi hiperbola. Sebagai contoh, suatu hal mustahil hanya karena menggunakan pewangi badan tertentu menyebabkan para wanita langsung berbondong-bondong mengejar Anda.

Kalau sekedar membuat para wanita mengernyitkan hidung karena bau pewangi yang berlebihan, masih sangat mungkin terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia nyata, kita kadang membeli produk yang tidak kita butuhkan karena termakan iklan. Lebih parahnya lagi jika membelinya dengan uang yang tidak kita miliki untuk menyenangkan orang yang tidak kita sukai.

Jadi argumen kontra saya adalah:

  1. Tidak selalu barang bagus memerlukan iklan. Jika barang bagus tersebut benar-benar berguna dan memang sangat dibutuhkan para konsumen, merekalah yang secara sukarela akan menyebar luaskan manfaat produk kepada orang-orang yang membutuhkan,
  2. Iklan justru dapat memberikan informasi sesat karena penyampaian secara hiperbola sudah menjadi bagian dari strategi iklan.

Bagaimana dengan pendapat Anda?

(Andika Priyandana – Dosen Pemasaran di Prasetiya Mulya Business School)

This article powered by eXo Digital Agency. eXo is a digital media agency serving local and international brands ranging from SME (small and medium enterprises) to multinational companies from various industries. We are an all-round agency with tremendous experience in digital activation, social media, search engine marketing, interactive game, web and software development.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.