Barry Likumahuwa: Musik adalah Hidup Gue

Barry Likumahuwa
Barry Likumahuwa

Bicara musik jazz, rasanya hambar tanpa menyebut nama Barry Likumahuwa. Pemuda asli Maluku ini adalah bassist muda berbakat yang dimiliki Indonesia dengan aliran funk jazz-nya.

Barry mulai dikenal setelah merilis album solo pertamanya pada tahun 2008 – Good Spell. Dan, tahun 2011 bersama BLP (Barry Likumahuwa Project) ia kembali merilis album kedua – Generasi Synergy.

Ketika ditemui Marketingcoid saat tampil di Internasional Jakarta Jazz Festival 2015, pria bernama lengkap Elseos Jeberani Emanuel Likumahuwa ini mengatakan bahwa kecintaannya terhadap musik jazz karena lingkungan.

“Lingkungan gue jazz. Orang bisa bilang suka musik tertentu karena jiwa muda. Tapi buat gue tidak begitu. Musik itu sangat berhubungan dengan lingkungan,” katanya semangat.

“Musik itu seperti bahasa, misalnya seorang anak yang dibesarkan di daerah Sunda pasti bisa bahasa Sunda dengan sendirinya. Sama halnya dengan musik, kebetulan di rumah setiap hari muternya jazz,” lanjut Barry.

Barry membeberkan alasannya memilih bass ketimbang alat musik lainnya. “Bagi gue bass adalah sesuatu yang unik dan beda. Kebanyakan orang ingin jadi vokalis, gitaris, atau drummer. Orang ingin melakukan sesuatu yang orang lain juga inginkan. Tapi gue ingin beda,” jelasnya.

Gue milih bass yang biasanya ada di belakang dan gue ingin bass ada di depan. Udah enggak zaman-nya lagi bass sekadar mengiringi, sudah waktunya bass menjadi seorang leader, itu yang sampai saat ini coba gue benderakan,” kata Barry.

Salah satu aksi Barry Likumahuwa di Internasional Jakarta Jazz Festival 2015
Salah satu aksi Barry Likumahuwa di Internasional Jakarta Jazz Festival 2015

Barry yang merupakan anak pemusik jazz Benny Likumahuwa mengaku sangat berat membawa nama besar orang tuanya tersebut. Terlebih, ia juga tidak ingin orang mengenal dirinya sebagai anak Benny Likumahuwa.

Barry bercerita, di awal karir, ia hanya memakai nama Liku saja karena tak ingin diasosiasikan dengan orang tua maupun omnya yang sudah lebih dulu tenar. Setahun lebih ia berjuang karena Barry tidak mau orang mengenalnya sebagai anak Benny Likumahuwa.

“Setahun lebih, gue berhasil menjalani itu. Namun, gue harus balik lagi menggunakan Likumahuwa setelah bokap gue tampak kecewa tidak ada nama Likumahuwa di belakang nama gue,” paparnya.

“Kebetulan, gue juga anak lagi-laki. Di Maluku gue harus meneruskan marga. Toh, orang sudah kenal gue. Untungnya, setelah mengenakan nama Likumahuwa pun enggak banyak orang tahu gue anaknya Benny Likumahuwa, malah dikira gue adeknya” katanya tertawa.

“Beruntung orang kenal gue karena musik gue. Setelah orang kenal gue barulah gue kembali gabung dengan bokap, sehingga tidak terkesan mendompleng nama besar orang tua,” tutur Barry.

Barry mengaku sangat mengidolakan Benny Likumahuwa. Bukan karena dia adalah ayahnya sendiri, melainkan karena dia memiliki kemampuan yang beda dari orang lain.

“Inspirasi yang gue dapatkan dari bokap adalah kesetiaannya pada musik jazz. Dia memang pernah main rock, tapi di luar itu dia tetap konsisten bersama jazz. Dedikasinya untuk jazz luar biasa, dia benar-benar setia,” kenangnya.

“Soal musik, dia sangat jujur dengan dirinya sendiri, apa adanya. Bagus ya bagus, jelek ya jelek. Itu juga yang memacu gue untuk menjadi yang terbaik. Dulu, gue berjuang sekali untuk mendapatkan pengakuannya. Akhirnya, setelah bertahun-tahun gue diakui juga,” kata penggemar Vespa ini.

Di ajang Internasional Jakarta Jazz Festival 2015, kelihaiannya membetot bass mendapat respon dari Top Brand minyak pelumas TOP 1. Barry di dapuk menjadi brand ambassador.

Selain tebar pesona untuk mengharumkan nama brand, bassist ini ditugasi menyegarkan jingle TOP 1 Klasik. Itu sejalan dengan visi perusahaan yang ingin meremajakan merek.

Barry terlihat antusis menyandang gelar brand ambassador TOP 1 karena berhubungan erat dengan aktivitasnya bersama Vespa. Selain itu, musik yang dia mainkan bersifat klasik, tentu in line dengan apa yang di-branding-kan TOP 1 sekarang ini.

Barry mengaku banyak penggemar yang antusias dengan kegiatan barunya itu. Misalnya, ketika ia meminta penggemarnya membuat sebuah tantangan, ada 300-an respon dari penggemar yang ingin melihat apa yang terjadi antar skuter asal Italia, TOP 1, dan bass.

“Penggemar gue mendukung, mungkin awalnya mereka kaget tiba-tiba seorang Barry yang notabene seorang musisi ngomongin oli. Tapi di situ serunya, musik bisa menjembatani juga. Tak ada yang complain dengan apa yang gue lakukan. Apalagi merek yang gue endorse ini cocok, TOP 1 Klasik sesuai dengan genre-nya,” lanjut Barry.

Saat ini Barry sedang merintis label indie, tapi tetap di aliran jazz. “Gue sama sekali tidak membayangkan punya bisnis di luar musik, karena bagi gue musik adalah hidup gue. Jadi, kalau pun nanti berbisnis pastinya berkaitan dengan musik,”pungkasnya. Cecep Supriadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.