Belajar dari Pixar (1)

Di sini Peter Fisk akan menjelaskan tentang membangun merek dan belajar dari ide, karakter, dan para storyteller Disney Pixar.

membangun merek

Pixar adalah perusahaan dan bisnis yang mengagumkan. Mereknya dibangun dari imajinasi dan kreativitas. Mereka mengumpulkan dan mengembangkan potensi dari teknologi digital untuk menciptakan karakter dan film yang mempunyai engagement sangat tinggi.

Di tahun 1979, seorang pencipta Star Wars, George Lucas, dan seorang ahli komputer Ed Catmull mendirikan perusahaan yang awalnya difungsikan sebagai bisnis special effects. Tujuh tahun kemudian Steve Jobs pun mengakuisisi studio tersebut dan mengubah namanya menjadi Pixar. Pixar kemudian merilis begitu banyak film animasi sukses, seperti Toy Story, Finding Nemo, dan The Incredibles.

Kini Pixar telah berhasil menjadi salah satu bisnis yang paling kreatif sedunia.

Merek Memerlukan Ambisi Lebih Besar

Begitu juga dengan berbagai merek sukses dunia, yang telah berubah dari hanya sekadar special effects dan periklanan (advertising), berkembang dari sekadar nama dan logo. Mereka telah menjadi perusahaan dan merek yang pandai bercerita, menyesuaikan diri di dunia digital dan perubahan perilaku konsumen, serta mampu memenangkan esensi penting dari bisnis mereka yang bisa diberikan kepada para pelanggannya.

Marketer tidak hanya berfungsi menjadi planner dan support bagi tim penjualannya, atau bahkan hanya sebagai penulis konsep dan agensi kreatif. Mereka telah berubah menjadi talenta kreatif itu sendiri, menyesuaikan diri dengan dunia sekitar, serta mengubah insights menjadi ide dan inovasi nyata.

Para marketer telah menjadi mesin pendorong bagi bisnis, penyambung bagi para pelanggan, dan pengayom serta pelindung bagi aset perusahaan yang paling berharga, yaitu merek.

Dari Apple hingga Zappos, Paul Smith, Shanghai Tang, AirAsia, hingga Virgin Galactic, merek-merek sukses dunia ini mempunyai ambisi yang lebih besar. Merek-merek tersebut tidak hanya membatasi diri pada apa yang mereka lakukan. Mereka bukan hanya sekadar label atau ownership biasa. Mereka sudah bisa membedakan produk, komoditas, dan jasa dari lainnya. Mereka mampu mendefinisikan diri di hadapan para pelanggan, serta menyalurkan aspirasi tentang benefit nyata daripada hanya sekadar fitur.

Merek-merek ini memahami bagaimana bisa memberikan dampak yang lebih besar bagi para pelanggan sekaligus lingkungan sekitarnya. Mereka juga mampu mengomunikasikan relevansi dan diferensiasi mereka pada setiap point of sales yang ada. Mereka memaparkan dengan jelas apa yang mereka mampu lakukan, dan bukan hanya menyebutkan siapa mereka. Merek mereka berfungsi lebih dari sekadar alat komunikasi.

Mereka memberikan nyawa, tujuan, visi, dan misi terhadap bisnis, serta membagikannya kepada para pelanggan. Mereka memberikan rasa percaya diri kepada pelanggan, menyatukan mereka, dan memampukan mereka untuk mencapai suatu tujuan bersama. Intinya, mereka membuat kehidupan menjadi lebih baik.

Dunia Berubah, Permainan Pun Berubah

Mengapa kini tidak cukup bagi sebuah merek hanya memiliki nama, dengan logo menarik, trademark yang tak pernah berubah, dan sebuah alat untuk komunikasi? Untuk bisa menjawab ini, kita perlu melihat bagaimana perubahan dunia, pasar, dan perilaku konsumen secara keseluruhan.

Seperti kata Pablo Picasso, “Saat pergolakan terjadi, ini adalah saat yang paling menyenangkan, karena segalanya jadi berubah.”

Lihatlah di sekitar kita dan ke segala arah, bahwa segala hal sedang berubah dalam kecepatan yang luar biasa: prioritas konsumen, kompetisi, posisi, struktur, dan lain-lain. Segala hal seakan goyang. Pasar tak lagi mengandung kepastian, menjadi tanpa batas, dan tak bisa ditebak. Ini adalah dunia yang memerlukan pendekatan baru dalam strategi membangun merek (branding), serta berbagai cara untuk mengaktivasi dan mengelolanya.

Kita semua hidup dalam dunia yang sudah menganut globalisasi dan tanpa batasan. Segala sektor seakan menyatu. Konsumen mempunyai tuntutan dan ekspektasi yang semakin tinggi, tetapi secara bersamaan, rasa percaya dan loyalitas mereka pun semakin sulit untuk dipertahankan. Kondisi disruptif dan penuh ketidakpastian sudah dianggap normal.

Anda bisa mengatakan ini sebagai dunia yang sedang tidak stabil, tak pasti, kompleks, dan serba ambigu. Di saat yang bersamaan, dunia ini juga penuh semangat, luar biasa, dan penuh peluang. Namun, apakah ini waktu yang tepat hanya untuk menundukkan kepala dan menghindari segala risiko? Atau malah saat yang tepat untuk meraih segala potensi dan peluang yang muncul di sekitar kita?

Pada artikel berikutnya kita akan membahas lebih lanjut tentang dunia tanpa kepastian dan belajar dari perusahaan sekelas Pixar.

 

Peter Fisk

Marketing Genius

MM.09.2017/W

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.