Berbeda Tapi Bersama

Apa kesan Anda bila melihat teman mengunggah foto di Facebook dengan mengacungkan 2 jari atau 3 jarinya? Anda tentu berpikir teman Anda sedang menyatakan dukungannya kepada salah satu paslon Gubernur DKI Jakarta.

berbeda tapi bersama

Panasnya kompetisi pilkada Jakarta memang membuat seolah-olah penduduk Jakarta terbagi dalam dua kubu yang berseberangan, bahkan terkadang saling menjatuhkan.

Perbedaan pilihan dan pendapat memang terjadi dalam segala aspek kehidupan. Bukan hanya dalam dunia politik, hal ini juga dirasakan dalam dunia penjualan.

Pengalaman bekerja sebagai seorang sales dan interaksi dalam membantu klien di berbagai perusahaan, membuat saya melihat dan merasakan panasnya hubungan antara tim sales dan tim marketing. Hal ini membuat timbulnya anggapan yang negatif dari kedua kubu; orang sales menganggap orang marketing kerjanya terlalu banyak teori, pemikirannya tidak membumi, tidak tahu kondisi lapangan, buang-buang duit perusahaan untuk biaya promosi dan branding, serta banyak lagi lainnya.

Sebaliknya, orang marketing melihat orang sales sebagai tipe orang yang malas berpikir, maunya cepat dan gampang, tidak mengerti strategi marketing, hanya berpikiran pendek, yang penting kasih potongan harga ke pelanggan, tidak mau kasih data dan laporan yang jelas, kurang melakukan analisis, dan hal-hal negatif lainnya.

Maka tidak aneh bila kerap ditemui dalam rapat koordinasi tim sales dan tim marketing saling menjatuhkan dan menyalahkan. Rapat menjadi sebuah kesempatan untuk mempermalukan lawan dan menunjukkan kehebatan yang telah dilakukan. Ujung-ujungnya, komunikasi antara departemen sales dan marketing pun terganggu. Energi dan pemikiran yang seharusnya digunakan untuk merebut ataupun mempertahankan pasar jadi tersedot habis.

Kalau dicari siapa yang salah, tentunya masalah ini tidak akan mudah diselesaikan. Agar tidak berkelanjutan, harus disadari bahwa karakteristik orang sales dan orang marketing memang berbeda.

Perbedaan itu jangan membuat efek negatif, apalagi sampai merugikan perusahaan. Sama seperti suami dan istri yang menikah, mereka datang dari latar belakang berbeda tetapi ada satu komitmen untuk membentuk sebuah rumah tangga yang harmonis. Berbeda tapi bersama.

Untuk itu, ada tiga hal yang perlu dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu:

1. Samakan persepsi

Baik orang sales dan marketing bekerja dalam satu perusahaan dengan tujuan yang sama, yaitu meningkatkan pencapaian hasil penjualan. Ini bukan soal gengsi pribadi atau departemen, tetapi soal kelangsungan dan kemajuan perusahaan.

2. Sadari perbedaan

Orang marketing ibarat otak yang bertugas untuk berpikir strategis; sedangkan orang sales ibarat mata, telinga, dan tangan perusahaan untuk melihat dan mendengar apa yang terjadi di lapangan, kemudian melaporkan kepada tim marketing serta mendistribusikan produk/jasa perusahaan kepada pelanggan.

3. Saling melengkapi

Otak jangan meremehkan peran mata, demikian juga sebaliknya. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila seorang penjaga gawang diminta menjadi penyerang ataupun sebaliknya. Sales dan marketing itu saling melengkapi.

Ketika kedua belah pihak menyadari hal ini, maka perbedaan yang ada tidak lagi menjadi masalah besar, melainkan jadi suatu kesempatan untuk saling melengkapi dan mendukung kemajuan perusahaan. Selesai membaca artikel ini, segeralah ajak tim sales atau marketing di kantor Anda makan siang bersama untuk menjalin hubungan yang lebih baik dan lebih memahami satu sama lain.

Dedy Budiman
Champion Sales Trainer
dedy@dedybudiman.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.