Berikan Edukasi Kadar Gula, Super Indo Luncurkan Indikator Kandungan Gula Pada Produk Minuman

Marketing.co.id – Berita Ritel | Pada 2021, International Diabetes Federation (IDF) mencatat 537 juta orang dewasa atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia, dan menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 kematian setiap 5 detik. IDF juga menyebutkan, bahwa Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta, dengan prevalensi diabetes sebesar 10,6%.

Super Indo

Selain itu, Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, memberikan anjuran mengenai konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi (200 kkal). Konsumsi tersebut setara dengan gula 4 sendok makan atau 50 gram per orang per hari. Mengacu pada hal tersebut, Super Indo pun meluncurkan Indikator Kandungan Gula pada produk minuman dalam kemasan.

Johan Boeijenga, President Director Super Indo mengatakan, inisiatif ini merupakan komitmen Super Indo untuk menjalankan bisnis yang lebih bertanggung jawab dan membuat perbedaan yang positif. Indikator kandungan gula ini bertujuan mengedukasi dan mengajak pelanggan untuk mengkontrol jumlah konsumsi gula harian serta membantu pelanggan dalam mengambil keputusan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.

“Kami melihat pergerakan ketertarikan yang lebih baik dalam hal kesehatan, kesejahteraan, dan keberlanjutan di market. Konsumen tidak hanya ingin makan lebih sehat, tetapi juga berperan untuk keberkelanjutan – dan mencari retailer yang bisa membantu mereka mengakses produk yang sehat, berkelanjutan, dan terjangkau. Jadi, kami percaya bahwa Super Indo memiliki peran penting untuk mempromosikan pola makan dan gaya hidup sehat, dan salah satu aksi nyatanya adalah dengan menyediakan sistem navigasi kadar gula yang efektif untuk membatasi konsumsi gula harian,” ujar dia.

Lawrence Haddad, Direktur Eksekutif Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) mengatakan, bahwa pola makan yang tidak sehat berkontribusi terhadap peningkatan tingkat obesitas dan kelebihan berat badan yang mengkhawatirkan di mana-mana, sehingga menghambat begitu banyak keluarga dan masyarakat untuk mencapai potensi mereka.

“Upaya Super Indo untuk memungkinkan pelanggan untuk memilih pola makan yang lebih dan inisiatif ini dapat ditiru oleh semua peritel. Kami bangga telah menjadi bagian dari Super Indo untuk inisiatif baik dan juga inovatif,” ujar dia.

Esti Widiastuti, MScPH, Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan mengatakan, hal ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku sehingga dan memberikan edukasi terkait batasan konsumsi gula. Tentunya, memberikan pemahaman kepada masyarkat luas.

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, S.TP, MS, Ph.D, mengatakan, “Kami mengapresiasi Super Indo dengan pemberian informasi mengenai kadar gula dalam minuman kemasan yang dijual di seluruh gerai Super Indo. Upaya untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kandungan gula pada minuman kemasan merupakan salah satu upaya yang didorong kepada industri, kepada pelaku usaha termasuk retail untuk dapat mengedukasi sekaligus menyampaikan informasi dan pada akhirnya memberikan opsi kepada masyarakat untuk dapat memilih produk pangan yang lebih sehat.”

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Rimbawan, Pakar Nutrisi dari IPB University mengatakan, jika konsumen akan mengonsumsi minuman dalam kemasan, mereka harus lebih cermat dalam memilih alternatif minuman yang lebih sehat. Salah satu caranya adalah dengan menjadi konsumen yang cerdas dengan membaca informasi nilai gizi pada label kemasan pangan.

“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi langkah yang diinisiasi oleh Super Indo untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan pengelompokan kandungan gula dalam setiap produk minuman dalam kemasan yang dipasang  di rak dan label harga,” imbuh dia.

Yuvlinda Susanta, General Manager of Corporate Affairs & Sustainability Super Indo mengatakan, adapun sistem navigasi kandungan gula atau “Indikator Gula” yang dipasang di semua gerai, dimulai dengan minuman dan saat ini ada 5 kategori: Jus, Minuman Siap Saji, Minuman Ringan, Tonik, dan Air minum dalam kemasan. Pada tahap selanjutnya akan memasukkan juga produk-produk Dairy sesuai rekomendasi BPOM, dan dalam waktu dekat kami targetkan adanya sistem navigasi nutrisi pada produk makanan.

“Dengan adanya navigasi kadar gula di rak, pelanggan kami akan tertarik untuk memeriksa kadar gula pada label nutrition fact di setiap produk, sehingga membantu mereka dalam mengambil keputusan. Panduan kandungan gula pada minuman kemasan dibuat untuk mengetahui kadar gula yang terkandung per 100ml Indikator warna pada label harga mengacu pada kandungan gula yang tertera pada label di setiap produk,” papar dia.

Adapun indikator yang telah ditetapkan untuk setiap kandungan gula per 100 ml dikategorikan menjadi 4 warna meliputi: 1) Warna kuning (kandungan gula ≤ 0,5 gr), 2) Warna Jingga Muda (kandungan gula 0,5 – 6 gr), 3) Warna Jingga (kandungan gula 6 – 12 gr), dan 4) Warna Jingga Tua (kandungan gula > 12 gr), sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin gelap warnanya maka semakin tinggi kandungan gulanya.

Parameter indikator tersebut dirumuskan berdasarkan rekomendasi asupan gula harian menurut WHO dan Kemenkes, serta regulasi BPOM No. 1 Tahun 2022 tentang Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan (khususnya poin klaim kandungan gula), juga regulasi BPOM No. 26 Tahun 2021 terkait Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan Olahan (khususnya persyaratan zat gizi gula Pilihan Lebih Sehat untuk minuman).

“Pelanggan akan sangat mudah menemukan indikator gula ini di dalam gerai kami, karena informasi tersebut tertera pada label harga di setiap produk minuman. Untuk menjaga konsistensi, indikator gula juga dipasang dalam aplikasi belanja online Super Ninja. Kami meyakini, persoalan konsumsi gula merupakan persoalan serius dan multidimensi, sehingga diperlukan kepedulian dan edukasi secara terus menerus,” imbuh Yuvlinda.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.