Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ragan menemukan bahwa, 54% dari praktisi PR tidak mengetahui apa itu ‘big data’. Dalam bahasa Indonesia, big data berarti data besar yang perlu digali oleh para PR profesional dalam membantu proses marketing. Pada penerapannya, Anda harus memiliki komponen ‘5V’, yaitu volume (jumlah), velocity (kecepatan), variety (variasi), veracity (ketelitian), dan value (nilai).
David McJannet, wakil president marketing Hortonworks membantu Anda dalam memahami apa itu big data, yakni “Cara/proses dalam membangun aplikasi analitik baru berdasarkan jenis data baru, dalam rangka untuk lebih melayani pelanggan dan mendorong keunggulan kompetitif yang lebih baik.”
Artinya, tiap industri memiliki data besar yang berbeda – beda, sesuai dengan apa yang di produksi, target pasar, serta media pemasarannya.
Berikut adalah cara menggali big data:
1. Tahu keinginan perusahaan
Seperti yang sudah dijelaskan, keinginan ini meliputi apa yang akan diproduksi, siapa target pasarnya, dan media apa yang paling efektif. Jika Anda tidak mengetahui ketiga hal tersebut, itu sama saja dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami.
Selanjutnya, Anda juga perlu menentukan influencer sosial, kampanye segmentasi, melakukan beberapa pengujian pada kampanye, serta mengevaluasi saluran.
Mengetahui apa keinginan perusahaan akan membantu Anda dalam memulai pencarian data.
2. Sistem yang digunakan
Dalam penerapannya, sistem manajemen pemasaran terpadu paling populer dalam menyuling data dalam data besar. Kenapa? Karena manajemen pemasaran terpadu sering dilengkapi dengan kemampuan otomatisasi.
Jika mengolah data besar diibaratkan seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, maka manajemen pemasaran terpadu adalah detector logamnya.
3. Penerapan
Meski sudah sukses dalam mencari tahu apa yang ingin diketahui, namun pada kenyataannya, beberapa perusahaan malah gagal pada proses penerapannya. Sangat menggembirakan memang mengetahui segala aspek penunjang proses marketing, namun tanpa aksi, tentu saja semua itu akan sia – sia.
Misalnya, bila Anda sudah mengetahui siapa influencer produk Anda, menemukan mereka, kemudian membiarkan mereka mencoba produk atau jasa Anda akan sangat disarankan. Seandainya mereka suka, produk Anda akan langsung melambung. Bila gagalpun Anda masih bisa memetik pelajaran tentang apa yang kurang dari produk Anda. Ini akan menambah nilai kualitas produk.
Penggunaan data besar dalam strategi marketing itu berfokus pada apa yang akan menjadi tren di bidang industri yang Anda jalankan. “Pengambilan keputusan berdasarkan data jauh lebih baik ketimbang hanya mengandalkan intuisi,” ucap Bruce Berger, marketing and PR professor.
Sumber: PRDaily.com