Biofarma Tingkatkan Daya Saing Global Dengan Galang CSR

Iskandar, Direktur Utama PT Bio Farma (persero), berbaju Ungu, menyerahkan bibit tanaman kepada Kepala Desa Pangumbahan, Pantai Ujung Genteng

MARKETING, Jakarta – Sebagai sebuah perusahaan pembuat vaksin terkemuka di Indonesia dan memiliki reputasi di kancah global, PT Bio Farma (persero),  terus menerus berinovasi mengembangkan vaksin berkualitas dengan harga yang terjangkau. Selain itu, untuk meningkatkan daya saingnya dikancah global, salah satu strategi yang dilakukan Bio Farma adalah dengan melakukan program corporate social responsibility (CSR) kelas dunia yang mengacu pada ISO 26000 : 2010 mengenai tanggung jawab sosial. CSR yang dilakukan pada Sabtu (14/1/2012) lalu adalah pembangunan desa ekowisata yang berlokasi di Desa Pangumbahan – Pantai Ujung Genteng,  Kecamatan Cilacap, Kabupaten Sukabumi.

Menurut Iskandar, Direktur Utama PT Bio Farma (persero), pengembangan desa ekowisata menjadi pilihan Bio Farma sebagai program tanggung jawab sosial perusahaan, untuk menciptakan objek wisata baru dengan memanfaatkan kondisi alam, masyarakat dan lingkungan sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada.

“Kawasan Pantai Ujung Genteng dipilih untuk dikembangkan sebagai desa ekowisata karena memiliki potensi besar disektor pariwisata khususnya daerah pantai selatan,” ujarnya di acara jumpa pers di Ujung Genteng.

Ditambahkan, dikawasan pantai Ujung Genteng tersebut, Bio Farma juga telah memberikan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat sekitar, terutama untuk para generasi mudanya, terkait pengembangan desa ekowisata. Selain itu, sambungnya, Bio Farma berencana untuk memperbaharui Puskesdes sehingga dapat mempermudah masyarakat lokal dalam memperoleh fasilitas kesehatan yang lebih baik.

“Hal ini sebagai wujud nyata pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) dibidang kesehatan, sesuai kesepakatan Bio Farma dengan Kementerian Kesehatan RI terkait program CSR untuk meningkatkan kesehatan ibu dan menekan angka kematian anak dan balita, serta peningkatan status gizi masyarakat,” tegasnya kepada para wartawan.

Lebih lanjut Iskandar menjelaskan, untuk pengembangan desa ekowisata ini, telah dimulai dengan memberdayakan perekonomian masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan produksi hasil pertanian masyarakat lokal, membangun sarana dan prasarana umum, seperti membangun gapura, memperbaiki jembatan, membuka akses jalan, dan membangun dermaga apung di pantai Cipanarikan. Bio Farma juga melakukan penanaman 500 bibit pohon disekitar pantai Ujung Genteng, penebaran 80 ribu benih ikan nila, serta pelestarian penyu (dengan melepas tukik ke laut) yang melibatkan 300 orang yang terdiri dari jajaran direksi, karyawan, dan anggota komunitas motor Bio Farma (BFMC).

Sementara itu, ditahun 2012 ini, Bio Farma ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan 13th Annual General Meeting DCVMN (Developing Countries Vaccine Manufacturers Network) pada 31 Oktober – 2 November 2012 mendatang di Bali. Sebagai informasi, DCVMN adalah aliansi kesehatan strategis yang berbasis excellence dari beberapa produsen vaksin di negara-negara berkembang yang mengembangkan vaksin berkualitas dengan harga terjangkau dan mudah didapatkan oleh negara-negara berkembang. Anggota DCVMN ini terdiri atas 26 produsen vaksin dari 14 negara. Bio Farma sendiri merupakan salah satu pelopor pendirian DCVMN pada tahun 1999 dan presiden pertama DCVMN adalah salah satu Direktur Utama PT Bio Farma (persero) saat itu, alm. Thamrin Poeloengan.

Saat ini, Bio Farma pun termasuk dalam executive board DCVMN yang diwakili oleh Direktur Produksi PT Bio Farma (persero), Mahendra Soehardono.

Adapun penyelenggaraan pertemuan ini, dalam rangka menghadapi tantangan pendemik penyakit baru yang muncul dan mengantisipasi penyakit lama yang masih memerlukan teknologi inovatif dan efektif untuk pencegahan. (Harry Tanoso/Majalah MARKETING)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.