Bisnis dan Ekonomi Masih Bergairah di Tanah Air

Marketing.co.id – Di tahun 2013 ini, kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan masih dikatakan cukup baik. Gairah berbelanja konsumen Indonesia dinilai tetap optimistis dan tetap tinggi.

Di balik semua kesulitan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan lain-lain, ternyata peluang penyedia jasa keuangan malah bertambah besar untuk memenuhi kebutuhan akan solusi pengelolaan kekayaan. Keadaan ekonomi memang masih menjadi kekhawatiran utama masyarakat Indonesia, namun dengan pandangan yang lebih positif.

Secara keseluruhan, optimisme memang menurun di 8 dari 14 negara Asia Pasifik pada kuartal IV jika dibandingkan kuartal III 2012, dengan penurunan 4 poin di Hong Kong dan Taiwan. Namun demikian, Asia Pasifik mencatat skor kepercayaan konsumen tertinggi.

Meskipun indeks kepercayaan konsumen Indonesia menurun 2 poin, Indonesia masih berada dalam urutan 3 teratas negara-negara paling optimistis di dunia. Seiring pertumbuhan kelas menengah, Indonesia ternyata memiliki kelas menengah ketiga terbesar di dunia, maka peluang untuk perkembangan bisnis dinilai masih sangat besar.

Menurut hasil Global Consumer Confidence Index dari Nielsen, kepercayaan konsumen tetap stabil pada kuartal IV tahun 2012 lalu, konsumen Indonesia masih tercatat sebagai salah satu yang paling optimistis di dunia. Riset dari Nielsen ini bisa menjadi pemimpin global dalam informasi dan insight mengenai apa yang konsumen beli dan pilih.

Di luar menurunnya pandangan mengenai prospek lapangan kerja, konsumen Indonesia tetap siap untuk berbelanja di kuartal IV 2012, dimana 54% konsumen menyatakan bahwa 12 bulan ke depan akan menjadi waktu yang sangat baik untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan atau butuhkan. Dengan demikian, konsumen Indonesia berada dalam urutan kedua yang siap berbelanja (54%) setelah India (55%), dan diikuti oleh Filipina (51%).

Survei Nielsen mengungkap bahwa 4 dari 5 (78%) konsumen online Indonesia percaya bahwa kondisi keuangan mereka akan baik, bahkan sangat baik selama 12 bulan ke depan. Angka ini turun 2% dari kuartal III 2012 (80%). Meski mengalami penurunan, konsumen Indonesia tetap menjadi yang paling optimistis dengan keuangan pribadi mereka di kawasan Asia Pasifik, diikuti oleh Filipina, India, dan Cina.

Konsumen Indonesia memiliki pandangan yang lebih positif mengenai kondisi ekonomi; pada kuartal IV 2012 hanya 50% dari konsumen online di Indonesia yang percaya bahwa Indonesia sedang mengalami resesi ekonomi.

Sejalan dengan persepsi mengenai resesi ekonomi tersebut, kondisi perekonomian memang masih menjadi kekhawatiran utama, tapi hanya oleh sedikit responden. Adapun isu-isu yang menjadi kekhawatiran adalah keseimbangan hidup antara pekerjaan dan hidup, kesejahteraan dan kebahagiaan orang tua, serta meningkatnya bahan bakar minyak.

Lingkungan politik dan ekonomi negara yang stabil memberikan kontribusi pada optimisme konsumen Indonesia meskipun ekonomi global berada dalam ketidakpastian. Nielsen memprediksi kekuatan dan motivasi belanja konsumen Indonesia akan tetap kuat seiring dengan semakin makmurnya konsumen Indonesia dan semakin majunya kebutuhan mereka.

Peluang masih sangat terbuka luas bagi penyedia jasa keuangan, produsen barang konsumsi dan jasa, plus perusahaan teknologi. Kunci untuk merebut hati konsumen tetap terletak pada kemampuan untuk mengenali kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.

Survei Global Nielsen Consumer Confidence Index sendiri dilakukan pada November 2012, menyurvei lebih dari 29.000 konsumen online di 58 negara di seluruh Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Utara.

Survei ini memiliki kuota sampel berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk setiap negara yang didasarkan pada pengguna internet, dan tertimbang untuk mewakili konsumen online dengan margin of error maksimal plus minus 0,6%.

Survei Nielsen ini hanya berdasarkan perilaku responden dengan akses online. Tingkat penetrasi internet atau populasi online sebesar 10 juta untuk disurvei. Indeks kepercayaan ini didapat dari survei Global Nielsen Consumer Confidence Index yang sudah dijalankan sejak tahun 2005.

Selain data-data dari Nielsen, kami juga menyertakan data pendukung hasil survei Trust Barometer dari Edelman, Annual Global Study, Indonesia Findings. Di sana diterangkan bahwa tingkat kepercayaan konsumen Indonesia terhadap bisnis dan ekonomi di Tanah Air masih tinggi. Data-data dari survei ini sangatlah mendukung hasil-hasil temuan dari Nielsen di atas.

Adapun di dalam hasil riset Edelman, Annual Global Study, Indonesia Findings tersebut dijelaskan bahwa kepercayaan sangat penting untuk bisa mendorong reputasi negara yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran. Kepercayaan terhadap bisnis-bisnis di Indonesia dinilai penting untuk mendukung kemakmuran kehidupan masyarakatnya.

Tingkat kepercayaan konsumen terhadap politik, pemerintah, dan NGO tidak setinggi tingkat kepercayaan terhadap bisnis. Tapi, tingkat kepercayaan terhadap bisnis itu sendiri bisa menumbuhkan kepercayaan publik secara keseluruhan terhadap bergairahnya ekonomi dan daya beli masyarakat.

Dari tabel-tabel yang ditampilkan kita bisa melihat bahwa tingkat kepercayaan konsumen Indonesia terhadap bisnis meningkat pada hampir semua industri, terutama energi dan telekomunikasi.

Ini tentu menjadi kabar baik bagi para marketer di Tanah Air, karena begitu banyak pasar yang masih bisa digarap. Pasar di Indonesia kini kian bergairah bahkan di tengah begitu banyaknya berita negatif tentang isu-isu yang menyangkut korupsi dan lingkungan.

Redaksi Majalah Marketing

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.