BNI Ajak Kain Tenun Dayak Hingga Aksesoris Sleman Promosi di Tokyo

PT Bank Negara Indonesia (BNI) turut berpartisipasi dalam Festival Indonesia yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang. Festival itu digelar dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang. Pada pameran itu dua mitra binaan BNI yang menghasilkan produk layak ekspor turut diajak untuk berpromosi di Negeri Sakura ini.

Mitra binaan yang diajak adalah Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak asal Pontianak, Kalimantan Barat dan Jendra Jewelry asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kedua mitra binaan BNI ini telah mulai berpromosi sejak dibukanya Pameran Indonesia di Tokyo, Jepang, Sabtu (28 Juli 2018).

Corporate Secretary BNI Kiryanto mengatakan dengan ada festival tersebut berharap akan membuka peluang bagi mitra BNI dalam menjaring calon pembeli baru dari luar negeri, sehingga nantinya dapat berkontribusi dalam meningkatkan ekspor Indonesia. Mitra-mitra binaan yang diajak pun sudah dibekali kemampuan untuk menjual produk melalui pasar online karena mereka merupakan anggota aktif di Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang dibina oleh BNI.

Kiryanto menambahkan bahwa kain tenun tersebut merupakan warisan budaya nenek moyang Suku Dayak yang perlu dilestarikan dan layak mendapatkan perhatian warga dunia. Untuk itulah BNI membawa Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak untuk turut berpartisipasi dalam Festival Indonesia di Tokyo.

Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak menjadi wadah bagi para penenun Suku Dayak untuk melestarikan budayanya dan di saat yang bersamaan memasarkan hasil tenunannya ke pasar yang lebih luas. Dengan semakin dikenalnya kain tenun tersebut, maka diharapkan penjualannya akan meningkat yang berujung pada meningkatnya pula kesejahteraan hidup para penenun Suku Dayak.

Masalah yang kerap kali dihadapi oleh para penenun Suku Dayak adalah permodalan dan ketersediaan bahan pewarna alami. Bahan pewarna alami yang bersumber dari alam kerap kali semakin sulit didapat karena proses pengambilannya yang masih belum memikirkan aspek kelestarian. Untuk itu, BNI sebagai pembina memberikan permodalan serta pelatihan bagi para penenun Suku Dayak tentang pemanfaatan sumber bahan pewarna yang lebih ramah lingkungan.

“Pada akhirnya, tidak hanya melestarikan budaya serta meningkatkan penjualan dan kesejahteraan penenun, proses pembuatan yang lebih ramah lingkungan dapat memberikan nilai lebih tersendiri,” ujar Kiryanto.

Dalam mengembangkan usahanya, Galeri Kerajinan Tenun Ikat Dayak telah menerapkan dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan cultural yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penenun. Serta, pendekatan structural yang mendorong adanya perhatian dan kebijakan yang berpihak bagi para penenun sebagai pelaku usaha mikro-kecil. Strategi pemasaran yang telah dilakukan antara lain mengadakan business meeting, mengikuti pameran, hingga katalog/ leaflet.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.