BNI Raih Laba Bersih Rp 7,72 Triliun

Pada Kuartal III 2016, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (IDX: BBNI) mencatat laba sebesar Rp 7,72 triliun atau tumbuh 28,7% dibandingkan laba yang diraih pada periode yang sama tahun 2015.

Menurut Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, kenaikan laba bersih ini ditopang antara lain oleh kinerja penyaluran kredit BNI yang tumbuh secara stabil sejak Kuartal I, sehingga mendorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 15,0%. Laba BNI juga tumbuh berkat Pendapatan Berbasis Komisi (fee based income) yang meningkat 20,0%.

bni-analyst-meeting

Achmad Baiquni  menambahkan pertumbuhan laba yang cukup kuat sebesar 28,7% tersebut terbentuk di tengah kondisi perekonomian yang menantang, dimana perekonomian pada tahun 2016 diprediksi hanya tumbuh 5,1% dan disaat pertumbuhan laba bersih di industri perbankan hanya mampu mencapai 9,8%.

Laba bersih BNI ditopang oleh Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang naik 15,0% dari Rp 19,02 triliun pada Kuartal III 2015 menjadi Rp 21,87 triliun pada Kuartal III 2016. Hal tersebut menunjukkan peningkatan kualitas kredit BNI dengan tetap menjaga net interest margin (NIM) di level 6,2%.

Laba juga ditopang oleh Pendapatan Non-Bunga Kuartal III 2016 yang naik 20,0%, dari Rp 5,19 triliun pada Kuartal III 2015 menjadi Rp 6,24 triliun pada Kuartal III 2016,  yang didukung oleh kenaikan fee based income dari trade finance, pengelolaan rekening, dan bancassurance.

(dalam Rp triliun, kecuali Laba per Saham)

Indikator Laba-Rugi

3Q2015

3Q2016

+/- (%)

Pendapatan Bunga Bersih 19,02 21,87 15,0
Pendapatan Non-Bunga 5,19 6,24 20,0
Beban Operasional (11,96) (13,52) 13,1
Laba sebelum PPAP 13,95 16,34 17,1
Beban PPAP (6,40) (6,61) 3,2
Laba Sebelum Pajak 7,59 9,70 27,7
Laba Bersih 5,99 7,72 28,7
Laba Bersih per saham (dlm Rp) 322 414 28,7

Selain itu, BNI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 372,02 triliun pada Kuartal III 2016 atau meningkat 21,1% dibandingkan Kuartal III 2015, jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit di industri yang mencapai 7,6% per Agustus 2016.

Anggoro Eko Cahyo  Direktur Konsumer BNI, mengungkapkan strategi yang dilakukan Manajemen BNI untuk mendorong pertumbuhan kredit diatas industri adalah, pertama, menggali potensi pasar pembiayaan BUMN dengan fokus pada proyek infrastruktur dan sektor industri yang memiliki risiko rendah dan terkontrol. Kedua, mengoptimalkan jaringan dan outlet untuk mampu menggarap potensi pasar yang ada. Ketiga, menggali potensi supply chain debitur korporasi.

Ia menambahkan penyaluran kredit BNI ke Sektor Business Banking masih menjadi yang terbesar dengan komposisi 73,0% dari total kredit atau sebesar Rp 271,68 triliun. Aliran kredit ke Sektor Business Banking ini tumbuh 23,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Pada sektor Business Banking ini, kredit BNI disalurkan ke segmen Korporasi (sebanyak 24,3%), kredit BUMN (19,1%), lalu ke segmen Menengah (16,3%), dan segmen Kecil (sebesar 13,3%).

 Adapun strategi yang disiapkan oleh Manajemen dalam mengoptimalkan penyaluran kredit ke segmen Menengah adalah, pertama, meningkatkan kualitas monitoring pembiayaan kredit segmen Menengah melalui pemberian kewenangan pimpinan wilayah. Kedua, mengoptimalkan debitur-debitur segmen Menengah yang merupakan supply chain financing debitur korporasi.

Sementara itu, penguatan kredit pada segmen Kecil dilakukan dengan, pertama,  mengoptimalkan jaringan melalui penetapan outlet sebagai full branch. Kedua, fokus pada pembiayaan produk Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Hernawan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.