Bos Re.juve Kritisi Soal Transparansi Informasi Kandungan Produk Pangan

Marketing.co.id – Berita Consumer Goods| Bagi mereka yang ingin hidup sehat pasti akan memperhatikan kandungan (ingrediant) produk makanan atau minuman yang akan dikonsumsi. Biasanya mereka akan merasa aman jika pada label produk tersebut tertulis zero sugar atau law sugar.

Benarkah demikian? Jika menyimak penjelasan Richard Anthony, CEO & President Director Re.juve, informasi tersebut tidak seutuhnya akurat. Karena faktanya produk tersebut tetap mengandung gula, hanya saja kadarnya sangat kecil atau minim sehingga memenuhi batas minimal yang dipersyaratkan regulator. Dengan demikian regulator pun mengizinkan produsen melabeli produknya dengan zero sugar atau low sugar.

“Label zero sugar yang tertera pada produk, masyarakat menganggap produk tersebut benar-benar mengandung nol persen gula, sayangnya tidak. Mengapa diperbolehkan? Tentu awalnya karena lobi dari industri,” tutur Richard.

Richard mengakui kadar gula yang rendah pada minuman atau makanan memang aman untuk dikonsumsi, namun faktanya ada ratusan produk di pasaran yang mengklaim sebagai zero sugar. “Kalau kita mengonsumsi semua produk itu dampaknya tidak baik bagi badan. Ini menjadi misleading dan membuat masyarakat kurang bijaksana dalam mengambil keputusan,” lanjut dia.

Baca juga: Berikan Edukasi Kadar Gula, Super Indo Luncurkan Indikator Kandungan Gula Pada Produk Minuman

Saat ini sudah muncul gerakan clean label di luar negeri namun belum terlalu populer. Clean label mengharuskan perusahaan mengadopsi tiga prinsip sekaligus. Pertama, produk harus menggunakan bahan-bahan alami. “Jika perusahaan sudah menggunakan sweetener dan artificial colouring, tidak boleh menggunakan clean label,” jelasnya.

Kedua, proses produksi yang minimal dan tidak berlebihan. Ketiga, harus seratus persen transparan dalam pencantuman ingredient dan harus clean. Menurut Richard prinsip ketiga  tidak banyak perusahaan yang berani menerapkannya “Nah ini bertentangan dengan regulator karena membolehkan menulis nol karena kandungannya di bawah threshold (ambang batas aman untuk dikonsumsi),” ungkap Richard saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (23/5/23).

Richard juga menegaskan, Re.juve berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang menerapkan clean label karena jujur dalam mencatumkan ingredient dan memegang prinsip transparansi. “What you see is what you get. Jadi kalau ada yang bertanya benar tidak nih Re.juve tidak memakai gula, lihat saja labelnya, pokoknya kalau memang tidak ditulis ya berarti tidak ada,” tandasnya.

Re.juve
Richard Anthony, CEO & President Director Re.juve

Menuju Towards Zero Waste)

PT Sewu Segar Primatama melalui merek dagang Re.juve yang merupakan pemimpin dan pelopor True Cold-Pressed Juice ultra-premium di Indonesia, baru saja memasuki usia ke-9 tahun pada 19 Mei 2023 lalu.

Sejak berdiri pada tahun 2014, Re.juve memiliki misi ingin membantu lebih banyak orang untuk hidup lebih bahagia #LiveHappier dengan mencukupi asupan nutrisi harian melalui produk makanan dan minuman yang lezat, sehat, dan jujur, sekaligus terus berupaya memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan melalui tiga pilar: #GOODforYou, #GOODforSociety, #GOODforEarth.

“Setiap upaya yang Re.juve lakukan selalu didasarkan pada unsur realistis agar bisa dijalankan terus menerus dan tidak hanya sebagai PR gimmicks. Memasuki usia ke-9 tahun, kami terus berkomitmen memberikan yang terbaik untuk banyak orang melalui produk-produk makanan dan minuman yang tidak hanya lezat, namun juga sehat dan jujur,” ungkap Richard.

Pada tahun 2020, Re.juve secara serentak mengganti semua kemasan botol plastik PET yang digunakan pada seluruh varian Re.juve menjadi 100% botol Recycled-PET (rPET) berstandar food grade, yang juga dapat didaur ulang kembali menjadi benda-benda bernilai ekonomi.

Baca juga: Magfood Berhasil Raih Sertifikat HACCP

“Terhitung sejak awal tahun 2020 hingga saat ini, sudah lebih dari 280 ton sampah plastik tambahan yang telah berhasil dicegah oleh Re.juve untuk berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), laut, serta tempat-tempat lainnya. Jumlah ini sama dengan sekitar 17,5 juta buah botol air minum dalam kemasan, sehingga melalui penggunaan rPET ini, saya yakin Re.juve dapat berkontribusi lebih lagi dalam mengurangi sampah plastik secara realistis,” lanjut Richard.

Menurut Richard dengan menggunakan rPET bening tanpa pewarna dan additive, botol Re.juve siap didaur ulang tanpa banyak proses. Selain itu, katanya, selama tahun 2022 Re.juve berhasil mendaur ulang sebanyak 6 ton botol rPET.  “rPET menghasilkan 79 persen lebih sedikit emisi karbon daripada botot PET baru,” katanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.