Buatlah Konten yang Lucu dan Memprovokasi

Marketing.co.id – Kunci menjalankan guerilla digital marketing adalah buzz yang tepat. Karena tujuannya bukan hanya pesan dibaca, namun dapat menjadi topik pembicaraan di berbagai forum online dan media sosial. Memang pada kenyataannya, tidak mudah untuk sampai ke tahap itu. Namun, jika tahu caranya akan terasa amat mudah.

Salah satu pengamat digital marketing, Rahadian N. Agung, yang menjabat sebagai head of planning & strategy di Wunderman Indonesia, akan membeberkan hal-hal yang perlu dilakukan agar gerilya pemasar tidak sia-sia.  Karena, meski bersifat sporadis dan berbiaya murah, strategi gerilya tetap harus terencana dan terukur.

Jangan sampai melempar isu, atau menyematkan brand pada media yang malah menjatuhkan image. Kini, silakan simak hasil wawancara dengannya, beserta tips-tips efektif dalam menjalankan guerilla digital marketing.

Apa definisi guerilla digital marketing menurut Anda?

Pertama, guerilla marketing sendiri buat saya adalah advertising activity yang memanfaatkan aneka media publik secara gencar, umumnya berbiaya murah bahkan gratis.

Prinsip ini berlaku baik di media offline maupun media online/digital. Menjamurnya media online, termasuk media sosial, merangsang para pemilik merek untuk melakukan digital campaign melalui aktivitas buzzing secara agresif, sporadis di berbagai channel yang gratis, dan diakses banyak orang. Ini yang disebut guerilla digital marketing menurut saya.

Modal apa yang dibutuhkan agar strategi ini efektif?

Modal utamanya, kreativitas yang tinggi dalam menggunakan media yang ada. Sehingga menjadi “outstanding”, tetapi tetap relevan dengan kondisi sekitarnya (jika di online relevan dengan komunitas/pengunjungnya), dan pastinya tetap memastikan pesan yang disampaikan tercapai dengan efektif.

Adakah tips-tips bagi marketer yang ingin melancarkan guerilla digital marketing?

Sebelum merancang konsep campaign, perhatikan dengan baik faktor virality-nya. Karena jika viralnya berjalan dengan baik, jangkauannya akan menjadi sangat luas, walau hanya dengan bujet yang rendah.

Bagaimana supaya terjadi viral yang cepat dan sporadis?

Konten adalah kunci utama viral marketing. Buat konten yang menarik, update, “gila”, dan memprovokasi dalam artian yang positif, atau fakta yang mengejutkan banyak orang. Dengan begitu, orang jadi memiliki alasan kuat untuk membagikan viral Anda ke orang lain, secara sukarela.

Adakah tips dari Anda agar konten/artikel yang kita upload dilihat dan dibaca orang, sekaligus di-like untuk di Facebook, dan di-retweet untuk di Twitter?

Kembali lagi pada jawaban sebelumnya, konten harus dikemas lucu, memprovokasi, dan sajikan fakta yang mengejutkan. Dengan demikian, merek akan dengan senang hati di-like, retweet, bahkan di-repost/republish di blog orang (konsumen).

Hanya di media sosial, seperti Facebook dan Twitter kita harus mempertimbangkan jumlah karakter agar jangan terlalu panjang. Di saat pesan Anda di-share terpotong-potong, bisa berakibat pesan yang ingin disampaikan rancu atau cukup membuat dahi berkernyit, alias bingung.

Apakah semua produk bisa menjalankan guerilla digital marketing?

Penetrasi internet dan penggunaan mobile phone semakin tinggi. Boleh dibilang hampir semua produk bisa melakukan aktivitas ini. Terkecuali, produk yang bersifat B2B atau target konsumennya terlalu niche, kurang cocok dengan strategi ini. Takutnya, target konsumen yang ingin digapai malah tidak tersentuh. Karena biasanya guerilla marketing ini penyebarannya nyaris tidak bisa dikontrol.

Apakah menyediakan game di Facebook atau website termasuk cara yang efektif mengundang banyak viewer dan visitor?

Efektif atau tidak, sangat tergantung dari siapa target yang akan dituju. Jika memang target konsumennya penyuka online game berdasarkan insight, maka pendekatan ini menjadi sangat jitu.

Tetapi, menghadirkan sebuah game sebetulnya untung juga. Sebab, brand dapat memasukkan unsur “real experience” produk, dan bisa memanfaatkan durasi yang bisa sangat panjang untuk mengedukasi konsumen dengan pesan yang disampaikan dengan cara unik. Paling bagus, tidak disadari oleh konsumen pada saat memainkan game tersebut.

Akan tetapi, harus hati-hati dengan pendekatan game ini, jangan sampai target konsumen kita terlalu “enjoy” dengan game-nya sehingga pesan-pesan marketing kita malah tidak tersampaikan.

Tujuan digital activation sebetulnya kebanyakan untuk apa?

Digital activation sangat efektif untuk mengedukasi market, product experience, CRM, dan sekarang dengan adanya media sosial kita bahkan bisa mengubah/menciptakan sebuah persepsi tentang sebuah produk di masyarakat.

Ke depannya, jika e-commerce sudah bisa diadaptasi oleh masyarakat Indonesia dengan baik, digital activation akan bisa berfungsi sebagai saluran penjualan yang sangat menjanjikan untuk produk-produk tertentu.

Seperti apa kolaborasi yang tepat antara brand activation di online dengan di offline?

Karena masyarakat Indonesia sangat beragam, kolaborasi antara above the line, below the line, digital, PR, dan retail memang cukup penting dilakukan. Kolaborasi yang dimaksud adalah setiap jenis aktivitas harus mendefinisikan tugas masing-masing, dengan pesan yang sama, dan saling berkesinambungan. Sehingga rangkaian consumer journey akan ter-cover dengan baik, mulai dari awareness sampai terjadinya penjualan di offline.

Apakah banyaknya fanspage dan follower menandakan program digital campaign telah sukses?

Setiap campaign biasanya memiliki tiga jenis objective; business, marketing, dan communication. Nah, tingkat kesuksesan biasanya dilihat dari objective pertama yang ingin dicapai.

Pemilik merek atau marketer biasanya menentukan sendiri key performance indicator atas objective yang telah disusun. Seandainya salah satu indikator kesuksesan adalah jumlah fans atau follower, maka kita bisa mengatakan campaign itu sukses karena jumlah fans/follower yang bertambah.

Selain media sosial, media online apa lagi yang mendorong buzz secara lebih kuat?

Di luar negeri ada studi kasus yang menarik, yaitu Kitkat Jesus (silakan search di YouTube untuk info lengkap). Di campaign tersebut buzz dilakukan via email dan menjadi viral.

Jadi, kemungkinan yang bisa digali masih sangat banyak, seperti di BlackBerry Messenger, SMS, blog, forum diskusi, milis, dan lain-lain.

Yang penting, usahakan agar orang mau secara ikhlas membicarakan merek kita. Untuk itu, pertajam kemampuan membaca need konsumen dan lempar isu-isu atau konten yang anyar.

Apakah setiap merek bisa melakukan campaign atau beriklan secara gratis di semua media online?

Di media online yang free, secara garis besar ada dua aspek:

  1. Servis yang diberikan (contoh: social networking, job networking, photo networking, forum diskusi, portal berita, dan lain-lain);
  2. Segmentasi mayoritas pengguna media tersebut (contoh: anak muda, businessman, penggemar kuliner, dan lain-lain).

Dua aspek tersebut sangat menentukan tepat atau tidaknya sebuah brand melakukan activation di media online yang diinginkan. Pertanyaan pentingnya adalah, “Apakah brand/produknya relevan dengan segmen media online yang  akan kita  pakai?” atau “Apakah servis yang diberikan media online yang kita tuju mendukung activation yang ingin kita jalankan?”

Misal sebuah brand handycam ingin membuat activation “lomba video lucu amatir keong tanpa racun”. Pastinya ini tidak bisa dilakukan di LinkedIn, karena karakter penggunanya lebih ke karier/job oriented dan secara servis LinkedIn tidak menyediakan video upload.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.