Storytelling, Membuat Cerita yang Disukai Publik

Cara Membuat Cerita yang Disukai Publik
Sumber: Your Coffee Break

Menyajikan konten sebagai bagian dari pemasaran digital memang sedang marak dilakukan oleh pelaku bisnis. Tujuannya cuma satu, yaitu membuat orang berbicara tentang merek Anda.

Untuk membuat cerita (storytelling) yang disukai, merek harus menarik benang merah emosional dengan masyarakat. Meski hal tersebut tidak mudah dilakukan.

Adryan Fitra, seorang internet marketer yang membantu Jokowi serta Obama dalam memenangkan kampanye di dunia digital mengatakan, “Tidak mudah membuat konten di dunia digital, bahkan ketika membuat viral ‘I stand on the right side’ saya telah banyak membuat percobaan dan gagal.”

Sementara itu menurut PR Daily, perjuangan berat pahlawan melawan penjahat merupakan unsur yang memungkinkan cerita Anda di-share.

Selanjutnya, unsur apa saja yang harus diperhatikan untuk membuat cerita yang disukai publik?

  1. Relevan

Cerita yang dibuat haruslah relevan dengan target market Anda. Tentu saja awalnya Anda harus mencari tahu hal yang menarik perhatian target market.

  1. Heroik

Jika diperhatikan, ada banyak certa menarik di sekeliling kita, bahkan yang dialami oleh pelanggan Anda sendiri. Jadi kenapa tidak mencoba untuk mengangkat cerita tentang perjalanan mereka menjadi ‘Superhero’ atau ‘from Zero to Hero’?

  1. Mempertahankan Diri

Selain mengenai bagaimana menghancurkan tembok penghalang, cerita tentang pelanggan yang bertahan menghadapi gempuran juga dinilai mampu menarik perhatian publik.

Jelaskan dengan baik apa yang dihadapinya, bagaiamana caranya bertahan, hingga hal-hal apa saja yang membuatnya struggle.

  1. Demografis Konten

Jika nomor dua dan tiga menjurus pada perseorangan, nomor empat lebih kepada konten yang diadopsi dari lingkungan sosial serta budaya masing-masing daerah pelanggan Anda. Misalnya jika pelanggan Anda juga banyak terdapat dari Surabaya, tak ada salahnya bukan memberikan konten yang cocok untuk mereka. Ini juga berbeda dengan nomor satu yang mengarah pada seluruh pelanggan secara umum.

  1. Pelanggan sebagai Orang Pertama

Membuat cerita secara narasi memang cukup membuat audiens tertarik, tapi tidak ada salahnya untuk sesekali mengubah sudut pandang pelanggan sebagai orang yang pertama. Kombinasikan dengan keterampilan menulis yang baik.

  1. Visual yang Menarik

Foto, grafik, dan video, semua itu dapat membantu meningkatkan daya tarik publik. Bahkan, ketiganya juga bisa berdiri sendiri. Tapi hal yang sebaliknya juga bisa terjadi. Ya, visual yang buruk juga mampu mengurangi kualitas cerita.

  1. Sederhana

Sama halnya dengan dongeng untuk anak-anak, gaya bahasa yang sederhana, serta kesederhanaan yang dimiliki oleh si tokoh utama menjadi hal yang difavoritkan.

Terakhir, jangan terlalu banyak mengungkapkan data dengan angka-angka. Seperti yang diutarakan oleh Nick Morgan, seorang penulis dan pengusaha, “Data spesifikasi (berupa angka) dan semua hal rasional yang kita anggap penting dalam dunia bisnis sebenarnya tidak melekat dalam pikiran kita sama sekali.”

 

Sumber: PR Daily

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.