CEO Polytron: Tak ada Mitra dalam Berkompetisi (1)

Marketing.co.id – Tak salah jika ada yang mengatakan pasar elektronik sudah menjadi red ocean. Di pasar red ocean, pilihannya hanya dua, memangsa atau dimangsa. Sebuah merek merebut pasar kompetitor, atau pasarnya direbut pesaing. Salah satu indikasi pasar dikatakan sudah red ocean, jika pemain menurunkan harga produk untuk mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasarnya. Kecenderungan produsen elektronik menurunkan harga jual diakui oleh Hariono, CEO Polytron Indonesia.

Persaingan di industri kami sangat berat, terutama banyak merek China yang masuk ke Indonesia dan dalam kondisi market yang lesu seperti saat ini, para pemain di industri ini cenderung menurunkan harga jual,” urai Hariono melalui surat elektronik.

Tidak berlebihan jika Polytron menganggap kompetitor sebagai ancaman ketimbang mitra dalam berkompetisi. “Menurut saya tidak ada mitra dalam berkompetisi, kalau kita lengah, market share kita akan diambil pesaing. Demikian juga sebaliknya, kecuali pesaing kita hanya satu atau dua,” tegas dia.

polytron, polytron indonesia
Hariono – CEO Polytron Indonesia. Foto: Majalah MARKETING/Ll.

Hariono mengatakan, ada dua strategi Polytron untuk mempertahankan mereknya agar tetap terdepan di pasar. Pertama, konsisten meluncurkan produk baru yang inovatif, yang bisa memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Hal ini didukung dengan program creative marketing communication di berbagai media.

Kedua, konsisten meningkatkan anggaran promosi. “Sebagai contoh, meskipun bisnis lesu di tahun 2019 dan pesaing mengurangi anggaran promosi, kami justru menaikkan pengeluaran promosi,” sambungnya.

Hariono menyadari, menjual produk Polytron ke pelanggan lama lebih mudah dibandingkan menjual ke pelanggan baru. Alasannya pelanggan lama sudah punya pengalaman menggunakan produk Polytron.

Meski begitu, mempertahankan pelanggan lama bukan pekerjaan mudah. Seperti kita ketahui, salah satu strategi mempertahankan pelanggan lama dengan mengumpulkan data base pelanggan melalui kartu garansi. Mayoritas pelanggan Polytron tidak mengembalikan kartu garansi. Baru ketika unit elektronik mereka rusak dan datang ke service center, data mereka bisa dicatat.

Karena itu Polytron pernah menempuh cara lain untuk mengumpulkan data pelanggan, yakni dengan program promo undian berhadiah. “Kami pernah mengadakan program berhadiah mobil BMW bagi pelanggan yang mau mengirimkan data mereka. Hasilnya lumayan banyak data konsumen yang terjaring. Program ini akan kami ulangi lagi, tahun ini atau tahun depan,” jelas dia.(Bersambung ke Bagian 2)

Marketing.co.id | Info & Portal Berita Marketing dan Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.