Cerdas Memanfaatkan THR untuk Jaminan Masa Depan

Marketing.co.id – Berita Financial Service | Berdasarkan riset Continuum Data Indonesia, ditemukan bahwa 90% masyarakat Indonesia menggunakan uang THR untuk berbelanja. Baik belanja online maupun offline di toko, untuk diri sendiri maupun keluarga dan orang lain. Sementara itu, proporsi THR untuk kegiatan menabung dan investasi hanya mencapai 6,6% dan sisanya mengaku untuk membayar hutang. Riset ini dilakukan pada 1,204,102 percakapan dari 934,671 akun media sosial.

Kemampuan pengelolaan uang THR pun sangat penting tidak terkecuali di kalangan pemuda yang masih perlu pemahaman literasi keuangan untuk proteksi di masa depan. Dikutip dari rangkaian acara Global Money Week 2021, Jonathan End, Digital & Growth Consultant, turut menegaskan agar anak muda mulai sadar pentingnya pengelolaan keuangan dan penyediaan dana darurat sedini mungkin demi kenyamanan dan keamaan finansial dari risiko yang tidak diingkan.

Tidak hanya bermanfaat untuk menjaga kestabilan keuangan pribadi, THR pun dapat menjadi sarana untuk melakukan hal-hal lain yang bermanfaat bagi orang sekitar. Dalam hidup, kita harus seimbang. Sharing is caring. Sejalan dengan semangat berbagi di bulan Ramadan, Allianz Life Syariah mengajak masyarakat untuk memiliki kesempatan mengubah dunia menjadi lebih baik, dengan meningkatkan semangat berbagi dan tolong-menolong melalui asuransi syariah.

Baca juga: Aksi Prudential Tingkatkan Literasi dan Peluang Asuransi Syariah

Dikutip dari pernyataan salah satu anggota Allianz Life Syariah circle, Rendhy Santoso, mengatakan, “Asuransi syariah itu seperti menanam pohon. Kita bisa menikmati buahnya, sekaligus berbagi dengansesama. Jadi, ketika seorang peserta asuransi syariah membayar uang kontribusi, maka orang tersebut secara otomatis ikut menolong sesama peserta lain yang tertimpa sakit, atau membantu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan apabila meninggal dunia.”

 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional

Konsep asuransi syariah memiliki beberapa perbedaan signifikan apabila dibandingkan dengan asuransi konvensional. Asuransi syariah menganut prinsip dasar usaha saling tolong-menolong (ta’awuni) dan melindungi (takafuli) di antara para peserta, melalui pembentukan kumpulan dana (tabarru’) yang dikelola sesuai prinsip syariah guna mengantisipasi risiko-risiko tertentu.

“Salah satu keunikan asuransi syariah adalah tentang niat berasuransi yang tidak hanya melindungi diri dan keluarga dari risiko kehidupan, tapi apabila risiko tidak terjadi, dana yang diiurkan bisa dipakai untuk menyantuni peserta lain. Hal ini sangat erat dengan nilai kebersamaan dan saling tolong menolong yang tinggi di masyarakat Indonesia,”jelas Yoga Prasetyo Pimpinan Unit Usaha Syariah Allianz Life Indonesia.

Pada dasarnya, asuransi konvensional maupun syariah memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Dilansir dari informasi pada situs OJK https://sikapiuangmu.ojk.go.id/, asuransi syariah memiliki beberapa keunggulan, seperti pengelolaan dana menggunakan prinsip syariah Islami dan adanya transparansi pengelolaan dana pemegang polis.

Selain itu, pada asuransi syariah tidak berlaku sistem “dana hangus”, meskipun tidak terjadi klaim selama masa perlindungan. Dana yang telah dibayarkan akan tetap diakumulasikan di dalam dana tabarru’ yang merupakan milik pemegang polis secara kolektif.

Asuransi Syariah
Ilustrasi_Artikel Allianz_Cerdas Memanfaatkan THR

Asuransi syariah menyediakan berbagai jenis perlindungan yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan. Pertama, asuransi kesehatan syariah yang memberikan biaya kesehatan peserta asuransi melalui iuran yang disetorkan oleh masing-masing peserta setiap bulannya.

Baca juga: Asuransi Syariah Bisa Dinikmati Semua Kalangan

Dengan asuransi kesehatan syariah, kita juga dapat melakukan tolong-menolong dimana iuran seorang peserta akan membiayai kebutuhan jika ada peserta lain yang mengalami risiko, seperti sakit, operasi, dan perawatan lainnya akibat sakit atau kecelakaan.

Kedua, asuransi jiwa syariah yang dapat dipertimbangkan bagi mereka yang menjadi pencari nafkah utama atau banyak membantu perekonomian keluarga. Jika asuransi kesehatan syariah memberikan perlindungan ketika peserta sakit, maka asuransi jiwa akan memberikan perlindungan jika peserta kehilangan kemampuan untuk mencari nafkah.

“Mengingat kondisi pandemi yang masih berlangsung saat ini, masyarakat perlu mempertimbangkan proteksi diri dan keluarga. Tidak hanya itu, ditengah ketidapastian pandemi, semangat berbagi dan tolong-menolong sesama semakin kuat dirasakan oleh setiap orang. Alangkah baiknya jika masyarakat dapat menyisihkan sebagian dari THR untuk jaminan masa depannya, sekaligus menolong sesama melalui asuransi syariah,” tutup Yoga.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.