Channel Blurring (Pengaburan Saluran Pasar) Sudah Terjadi?

Marketing.co.id – Saluran pasar pertama kali diperkenalkan di Indonesia30 tahun lalu sebagai salah satu konsep manajemen pemasaran modern, sesudah era industrialisasi modern mulai didorong oleh pemerintah saat itu. Konsep saluran pasar banyak diaplikasikan oleh produsen akibat proliferasi segmentasi konsumen (ditelaah dari aspek geografi, demografi, psikografi) yang memengaruhi terwujudnya 195 segmen outlet  dan lebih efektif dilayani oleh 16 segmen jajaran penjual (sales force) yang memiliki spesialisasi berbeda di enam saluran pasar.

Saluran pasar sangat populer dipakai di Indonesiaantara tahun 1980–2010 karena semakin jelas memisahkan atau semakin tegas membedakan antara profil outlet yang satu dengan yang lain dalam hal menawarkan product portfolio yang terdiri dari product items > product groups > product categories yang ekstensif (melebar tapi dangkal ) dan intensif (mendalam tapi terbatas).

Saluran Pasar di Kota Besar dan Kota Kecil

Di ibukotaprovinsi dankotakedua serta ketiga terbesar di provinsi cenderung terjadi penajaman dan penegasan atas kehadiran enam saluran pasar yang terdiri dari:

  1. Saluran pasar arus bawah
  2. Saluran pasar tradisional
  3. Saluran pasar modern
  4. Saluran pasar specialties
  5. Saluran pasar institusional
  6. Saluran pasar maya

Semakin kecil kota yang dibidik, saluran pasar cenderung menjadi lebih sederhana dan sedikit, terdiri dari saluran pasar tradisional dan saluran pasar modern.

Dengan demikian, jumlah segmen outlet yang tersedia jadi semakin sederhana, menjadi hanya 38 dari 195.

Diagram di bawah menjelaskan pentingnya peranan saluran pasar dalam rangka meningkatkan efektivitas penjualan ketika aneka ragam product item dan product category semakin rajin diluncurkan ke pasar dan ditawarkan ke aneka ragam perilaku dan karakter pembeli akhir.

Aplikasi Saluran Pasar dalam Konteks Product Portfolio yang Semakin Banyak

 

 

 

 

 

 

 

Era Baru Channel Blurring (Pengaburan Saluran Pasar)

Dengan merosotnya pamor supermarket dan berkembang pesat minimarket, muncul subsaluran pasar baru bernama “superminimarket” yang juga bisa disebut lebih singkat “midimarket” yang dipelopori oleh Alfa Midi dengan ukuran tiga kali lipat lebih besar dari minimarket, namun masih 1/3 ukuran supermarket.

Minimarket yang berada di saluran modern kini mulai membaur dan membias ke saluran pasar institusional. Contoh adalah sejumlah minimarket sudah mulai menawarkan penjualan sejumlah product items yang lintas batas kategori, seperti minimarket 7-Eleven yang juga berfungsi sebagai “light snack café 7-Eleven”.

Department store di saluran pasar modern merambah ke saluran pasar specialties dan institusional seperti di dalam Sogo Department Store juga ada Starbucks, toko buku Kinokunia, restoran kafe, dan food land sepertiFoodCenter.

Kompleks pasar tradisional yang dikelola secara profesional dan modern yang terdapat di kawasan perumahan BSD dan Kelapa Gading dengan pola berdagang merupakan lingkungan seperti saluran pasar modern yang tidak jauh berbeda dengan shopping mall kelas menengah atau bergaya ITC. Pada malam hari areal tersebut berubah fungsi menjadi lokasi bagi saluran arus bawah, pelataran parkir yang luas berubah fungsi menjadi pusat makanan serba ada. Penjualnya menggunakan tenda di langit terbuka.

Toko elektronik dan audio visual yang dulu berada di saluran specialties atau tradisional kini merambah masuk ke saluran modern karena berlokasi dalam shopping mall dengan jumlah product items dan luas area setara supermarket.

Lima contoh di atas adalah bukti market channels yang dulu dibuat tegas terpisah dan terpilah, membaur dan bercampur aduk lintas 2–3 saluran pasar menjadi satu.

Mengapa Channel Blurring Terjadi?

Faktor pemicu terwujudnya channel blurring akibat pola belanja dan gaya hidup konsumen yang ingin “one stop shopping” dipadukan dengan “new lifestyle & activity center”. Artinya, konsumen dalam satu kunjungan cenderung melakukan serangkaian pembelian dari 2–3 kategori produk yang berbeda jauh, seperti membeli pakaian namun juga berminat membeli aksesori ponsel, atau membeli perkakas dapur sambil ngafe atau menikmati minuman jus buah yang sehat dan segar, atau sambil membaca, sambil browsing internet atau mendengar musik melalui laptop atau iPad atau iPod. Channel blurring terjadi akibat konsumen ingin melewati waktu secara santai, nyaman, aman, bergengsi, di udara sejuk (dalam mal/gedung umum) yang berlingkungan hijau, asri, dan bisa sedikit narcist (dipandang atau dikagumi) oleh lingkungan teman sosial dengan strata yang setara.

Dalam 3–5 tahun kedepan selain Jakarta, Surabaya, Medan dan Bandung , Channel Blurring diyakini akan merambah ke kota Makasar, Denpasar, Bogor, Bekasi, Tangerang, Sidoarjo, Gresik, Yogjakarta, Solo,Semarang. Selamat berpetulangan di segment pasar terbaru !

Yadi Budhisetiawan
Managing Director FORCE ONE
Selling & Distribution Consultants

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.