Chief Economist CIMB Niaga: Proyeksi Ekonomi 2021 dan UU Cipta Kerja

Marketing.co.id – Berita Marketing | Berdasarkan analisis terhadap serangkaian Leading Economic Indicators untuk Indonesia (salah satunya disediakan oleh CEIC), menunjukkan pelemahan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berlanjut sampai kwartal pertama 2021. Prediksi ini dikemukakan oleh Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk, Adrian Panggabean.

Prediksi Adrian di atas mengacu pada empat hal. Pertama, proyeksi  kontraksi ekonomi akan berlanjut di kwartal empat 2020, sebesar -2,3% yoy. Kedua, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 dengan demikian akan mencapai -2,0% yoy.

Ketiga, bila kontraksi struktural (dalam definisi qoq, sa) berlanjut sampai 1Q2021, maka Indonesia akan berada dalam zona resesi, yang bahkan lebih panjang dibanding episode krisis moneter di tahun 1998.

pertumbuhan ekonomi 2020
Chief Economist Bank CIMB Niaga, Adrian Panggabean

Baca juga: Sektor SDA Terkena Dampak Kemiskinan yang Parah Akibat Pandemi

“Keempat, bergesernya garis trend-growth Indonesia sebagai akibat dari resesi yang berkepanjangan saat ini (dan saya beri label “extended U-shaped recovery”) akan membuat momentum pemulihan ekonomi di tahun 2021 menjadi terbatas (alias partial rebound). Sehingga saya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 hanya akan mencapai 3,8% yoy,” papar Adrian.

Omnibus Law Cipta Kerja

Adrian juga menyinggung soal Undang-Undang yang saat ini sedang menjadi polemik di masyarakat, yakni UU Cipta Kerja. Menurut dia, UU ini adalah paket reformasi terbesar yang pernah diluncurkan dalam dua dekade terakhir  atau sejak krisis moneter 1998.

Dikatakan sebagai reformasi terbesar, karena UU tersebut merupakan penyederhanaan terhadap proses (tata alur) perijinan bisnis, dan investasi. Undang – Undang ini juga memangkas aturan-aturan yang saling bertabrakan baik antar-kementerian maupun antar-tingkat pemerintahan (pusat-propinsi-kabupaten/kota).

“Perubahan dalam keseimbangan tripartit di pasar tenaga kerja, maka sebenarnya terbuka ruang baru yang cukup luas bagi dilakukannya dinamisasi aktivitas ekonomi dalam jangka panjang,” tuturnya.

Baca juga: SOS Children’s Villages dan Allianz Bantu Anak Muda Masuk Pasar Tenaga Kerja

Karena itu, Adrian menilai UU Cipta Kerja merupakan perkembangan paling positif di kwartal ketiga 2020. Namun, sebagai praktisi dia mengingatkan, bahwa elemen terpenting yang akan menentukan tingkat keberhasilan dari reformasi ini bukanlah pada UU tersebut. Melainkan pada koherensi dan tertata baiknya keseluruhan aturan pelaksanaan (implementing regulations) dari UU ini – mulai dari Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, sampai ketingkat aturan terbawah (Surat Edaran dan Petunjuk Teknis / Pelaksanaan).

“Aturan pelaksanaan yang dibuat tergesa-gesa dan tidak cermat berpotensi menciptakan masalah baru, atau bahkan berpotensi mengulangi masalah yang lama,” pungkasnya.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.