Console Gaming: Kini Hanya untuk Pemain Hardcore

shutterstock_123836458Para pemain dan produsen di industri console gaming harus berhati-hati dan mulai merancang ulang strategi karena pangsa pasarnya mulai tergerogoti oleh kategori atau jenis permainan lain. Secara garis besar ini disebabkan dunia gaming secara keseluruhan sudah memasuki era baru digital dan sosial.

Mulai tahun 2010, para pengembang video game, khususnya pada industri mesin-mesin console, mulai menunjukkan penurunan. Penjualan console menurun sekitar 8% mulai tahun 2009 dan diperkirakan masih terus menurun hingga sekitar 12% pada tahun 2010. Hal ini menyebabkan game-game console mengalami penurunan serupa. Bahkan beberapa pengembang besar seperti Activision, Blizzard, dan Electronic Arts menyaksikan sendiri nilai saham mereka merosot selama beberapa tahun terakhir ini.

Sementara terjadi penurunan pada console, industri baru di dunia gaming mulai bermunculan dan berkembang pesat. Dunia pun menyambut meriah kehadiran social games. Game-game seperti Mafia Wars, FarmVille, dan Marvel Avengers Alliance membuat orang-orang yang tadinya tidak memainkan game menjadi ikut bermain. Game-game seperti ini juga turut melahirkan jenis gamer atau pemain baru, yaitu casual gamer.

Berbeda dengan console games, social games nampaknya mempunyai segmen pasar yang lebih luas. Orang yang tadinya tidak bermain game bisa bermain karena social games dapat dimainkan secara lebih santai dan tidak terpaku di satu tempat (casual). Konsumen bisa bermain game di mana pun dan sambil melakukan aktivitas apa pun, misalnya sedang menunggu bus di terminal, menunggu jadwal kuliah di kampus, atau menunggu teman di mal.

Sementara console games mengharuskan pemainnya diam (stay) di satu tempat dan bermain di sana. Kontennya pun lebih berat daripada social games. Ini mengharuskan si pemain menghabiskan lebih banyak waktu dan energi untukmenikmati game-game jenis console. Tak heran, console games memang ditujukan untuk segmen pemain (gamer) yang istilahnya pemain berat (hardcore).

Casual games ternyata sudah ada dan dipopulerkan oleh mobile console yang dulu disebut “Game Watch” atau “Gameboy”—anak-anak sering membawa dan memainkannya di waktu bepergian. Jika kita membandingkan permainan dulu dan sekarang, kita bisa menemukan sedikit perbedaan; game-game sekarang cenderung dirancang untuk dimainkan online dan dimainkan banyak orang sekaligus. Industri game seperti ini kini lebih dikenal dengan sebutan mobile gaming dan sama sekali berbeda dari console gaming. Para penikmat mobile gaming lebih banyak bermain secara online dibanding para penikmat console gaming yang kebanyakan bermain secara offline.

Kategori console game adalah semua game yang dimainkan pada alat atau console (konsol) selain komputer. Console yang biasa kita kenal misalnya Atari (salah satu perintis dari game konsol), Nintendo, PlayStation, Xbox, Macintosh. Selain konsol, kita juga memerlukan televisi untuk bisa memainkannya. Jadi, pastikan kita mempunyai televisi dulu sebelum memutuskan untuk membeli konsol yang diinginkan.

Kebanyakan game konsol sangat spesifik dalam hal peralatan dan tidak bisa dicampur-campur dengan konsol atau perlengkapan merek lain. Misalnya konsol merek A tidak bisa digabungkan dengan perlengkapan dari merek B dan kaset atau disc merek A juga tidak bisa dimainkan di konsol merek B. Tak jarang juga game yang dirilis untuk PlayStation misalnya, tidak dirilis untuk konsol merek lain. Jadi, kita harus membeli konsol tertentu untuk memainkan game tertentu.

Dulu game konsol hanya bisa dinikmati sendirian atau berdua. Tapi seiring perkembangan teknologi, banyak game konsol kini menyertakan fitur multiplayer di dalamnya, yang berarti pemain bisa menikmati game tersebut bersama-sama dengan banyak pemain lain. Fitur multiplayer ini biasanya memerlukan koneksi internet supaya bisa berfungsi. Tentu saja semua pemain tidak harus berada di konsol atau tempat yang sama untuk bisa bermain bersama-sama. Prinsipnya sama dengan multiplayer pada game komputer (PC) yang sudah dijelaskan di atas.

Selain untuk game, konsol-konsol zaman sekarang juga dilengkapi dengan fungsi lain seperti pemutar DVD atau CD musik. Beberapa bisa disambungkan ke komputer untuk tukar-menukar data atau mengunduh materi baru. Materi dari internet tersebut bisa digunakan untuk mengaktifkan fitur-fitur baru dari game kita.

Industri console pun sudah mulai merintis jalan sejak dulu. Console pertama yang merajai pasar adalah Atari, lengkap dengan stick controller yang berbentuk kotak dengan tombol merah dan stik lurus di atasnya. Beberapa saat kemudian, Atari mengeluarkan controller berupa roda yang bisa diputar-putar seperti layaknya tombol untuk mencari channel radio zaman dulu. Biasanya controller macam trackball ini cocok untuk memainkan semua game yang melibatkan gerakan berputar.

Console Atari kemungkinan besar adalah perintis munculnya consoleconsole yang lebih modern saat ini, seperti PlayStation dan Xbox. Kebanyakan game yang dirilis untuk console juga terdapat di mesin arcade, begitu pun sebaliknya. Setelah console Atari merajai pasar game konsol, muncullah saingannya yang sangat tangguh, yaitu Nintendo yang kemudian disambung dengan versi lanjutannya, Super Nintendo. Mulai era console Nintendo ini, game pun mulai memasuki babak baru dimana game dengan cepat berkembang menjadi semakin canggih dan bervariasi.

Tapi kini, konsol yang dibeli oleh para gamer bukan hanya digunakan untuk bermain game. Malahan mulai dari generasi ke tujuh dari console gaming (PlayStation 3, Wii, dan Xbox 360), kegunaan dari konsol-konsol ini mulai meningkat ke arah menonton video. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kebanyakan orang Amerika menghabiskan waktu konsolnya untuk streaming video. Menurut data terakhir dari Nielsen, penggunaan video-on-demand (VOD) dan layanan streaming meliputi 22% dari keseluruhan waktu para pemain game pada sistem konsol (naik sekitar 13% sampai 19% setiap tahunnya).

Pengguna PlayStation 3—yang kebanyakan merupakan pengguna yang mendorong meningkatnya tren aktivitas streaming—menghabiskan hampir 25% waktu menggunakan konsol mereka pada tahun 2012 (naik sekitar 15% dibanding tahun lalu). Para pengguna Wii tetap menjadi yang paling sering menghabiskan waktu menggunakan konsolnya untuk VOD dan streaming (32%). Sementara para penikmat Xbox 360 menghabiskan 13% dari waktu menggunakan konsolnya untuk VOD dan streaming konten pada tahun 2012 sampai 2013 (kurang lebih hampir sama dibanding tahun sebelumnya).

Memasuki zaman digital yang semakin canggih, dengan teknologi video yang semakin canggih, DVD, kualitas Blu-ray, dan lainnya, semakin banyak juga pemain yang memperlakukan konsolnya sebagai pemutar video daripada untuk bermain game. Jika Anda menganggap pergeseran penggunaan konsol bisa menyelamatkan industri console gaming, tentu kita juga harus melirik industri PC gaming. PC tentu sangat mudah menyalip console sebagai media entertainment multifungsi, mengingat PC bisa dengan mudah digunakan untuk keperluan apapun, mulai dari pekerjaan kantor hingga hiburan.

Industri console gaming tentu harus kembali memutar otak dan mengubah strateginya dalam masa-masa redup saat ini. Di tengah gempuran industri mobile gaming, social games, PC gaming, dan bahkan arcade, industri console gaming sudah pasti akan semakin terjepit. Kita lihat industri game arcade yang sejak lama juga mengalami kemunduran kini kembali bergairah karena banyak pengalaman bermain yang hanya bisa dinikmati lewat game arcade. Coba saja tengok tempat-tempat bermain arcade di mal-mal yang selalu penuh pengunjung yang kebanyakan adalah remaja dan keluarga yang membawa anak-anak mereka.

Walaupun sekarang banyak console yang dilengkapi fitur grafis terkini dan fitur untuk menikmati permainan secara online, masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah itu saja bisa menyelamatkan industri ini dari gempuran industri gaming yang lain. Console gaming yang dulu sangat berjaya, akankah mampu bangkit kembali?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.