Contoh Akibat Kesalahan Segmentasi

Lippo Shop/Dial Mart

Ritel Momentum – Kesalahan Timing

Konsumen masih belum siap berbelanja dengan menggunakan media Internet. Konsumen masih senang berbelanja dengan melihat dan merasakan produk yang akan dia beli. Sebagai hasilnya, mereka berhenti beroperasi.

Bisnis DotCom

Internet Momentum – Kesalahan Timing

Komposisi pengguna Internet yang kebanyakan berasal dari perkantoran, warnet dan institusi pendidikan dianggap sebagai pengguna yang tidak loyal. Komposisi yang demikian menyebabkan bisnis dot com tidak berkembang. Pasar tidak berkembang, akhirnya banyak perusahaan yang tutup.

Yaohan

Ritel – Lokasi Kurang Tepat

Segmen sasaran Yaohan adalah kelas menengah ke atas. Namun ritel ini berada di daerah Pasar Senen yang dikenal rawan kejahatan. Sebagai hasilnya, mereka berhenti beroperasi.

Bouraq

Penerbangan – Kesalahan Distribusi/Route

Bouraq lebih fokus pada rute Indonesia Timur. Dengan semakin banyak penerbangan yang muncul, yang juga mengembangkan rute Indonesia Timur, lama kelamaan rute ini semakin padat. Bouraq yang hanya fokus pada rute Indonesia Timur, akhirnya tidak bisa berkembang. Mereka berhenti beroperasi dan rencananya akan dihidupkan kembali dengan investor yang berbeda.

Prity

Sabun – Kesalahan Distribusi

Produk ini adalah sabun untuk kalangan menengah atas dan didistribusikan oleh Wings Group. Padahal kekuatan distribusi Wings Group ada di kelas menengah bawah. Akibatnya pasarnya relatif kurang berkembang.

Long Beach

Rokok – Kesalahan Komunikasi

Rokok ini dikemas dengan harga yang lebih murah dari Marlboro, namun dalam komunikasinya terkesan kuat untuk pasar atas. Mereka tidak beredar lagi di pasar.

Irex

Multivitamin – Kesalahan Komunikasi

Terjadi gap antara harapan konsumen dengan khasiat yang dirasakan karena ekspektasi konsumen sudah melebihi dari komunikasi yang dibuat. Pasarnya menjadi relatif kurang berkembang.

Biuti

Shampoo – Kesalahan Komunikasi

Melakukan promosi besar-besaran tanpa didukung dengan finansial yang kuat. Berani menantang Sunsilk, sang pemimpin pasar, milik Unilever, tetapi tidak memiliki diferensiasi dan hanya mengandalkan harga lebih murah. Biuti tidak lagi beredar di pasar.

Me & Me

Mie Instan – Kesalahan Pricing

Harganya yang relatif mahal, namun tidak disertai dengan diferensiasi. Sementara mie instan telah dipersepsi sebagai produk yang relatif murah harganya. Akibatnya mereka tidak beredar lagi di pasar.

Super O2

AMDK Beroksigen – Kesalahan Pricing

Produk ini dikemas dengan harga yang relatif tinggi, meski selanjutnya harganya turun terus. Namun produk ini bisa jadi menciptakan image kelebihan harga, padahal pasar di kategori ini relatif kecil dan juga banyak produk substitusi. Sebagai akibatnya, pasarnya relatif kurang berkembang.

Avon

Kosmetika – Kesalahan Pricing

Meski produk kosmetik ini memiliki kualitas bagus, harganya relatif murah. Sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh kecil. Apalagi pemasarannya menggunakan sistem direct selling yang seharusnya harganya bisa lebih tinggi. Kini Avon tidak lagi beredar di pasar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.